Third Page

199 33 5
                                    

"HAN JISUNG?!"

Felix terlihat panik dan kalut. Ia segera merengkuh tubuh lemas Han ke dalam pelukannya. Dingin, itulah yang Felix rasakan. Lelaki yang masih memiliki darah Australia itu mulai menitihkan air matanya. Han memang sahabatnya, namun ia sudah menganggap Han seperti kakaknya sendiri meskipun hanya berbeda satu hari saja.

"Bertahanlah, Han!" ucap Felix pelan. Ia segera menelpon nomor darurat agar ambulans segera datang menjemput mereka dan membawa mereka ke rumah sakit. Tak butuh waktu lama, bunyi sirine ambulans akhirnya datang dan membawa tubuh lemah Han ke dalam rumah sakit. Beruntung Felix adalah anak lelaki sematawayang dari keluarga Lee yang berada. Setidaknya, biaya rumah sakit Han selama ia ditinggal oleh kedua orang tuanya berasal dari Felix dan lelaki itu tak pernah sekalipun merasa keberatan.

"Lixie?" panggil Han yang mulai siuman. Felix tersentak dan tersenyum bahagia.

"Hannie?! Kamu sadar?!" ucapnya senang. Ia bahkan menitihkan lagi air matanya itu dan segera menghapusnya.

"Aku dimana?" tanya Han parau. Felix tersenyum.

"Kamu di rumah sakit, Han," jawab Felix. Han mengernyit bingung.

"Apa? Rumah sakit lagi?" tanyanya lemas. Felix mengangguk dengan raut wajah masam. Ia bingung ingin berkata apa lagi pada sahabatnya itu. Pasti sangat berat rasanya dan sangat bosan jika ia dan Felix selalu berakhir di rumah sakit. Sedetik kemudian Felix tersenyum hangat.

"Gapapa, Hannie. Kamu kan lagi sakit, mau gak mau ya kamu harus ke rumah sakit atuh. Kalo gak, ntar kamu makin parah gimana? Aku gak mau kalo kamu makin sakit, Hannie!" ucap Felix. Han merengut lucu.

"Tapi aku bosan di sini, Lixie! Rasanya aku mau pulang!" ucap Han memohon. Felix menggeleng.

"Kalo kamu udah boleh pulang, ya kita pulang. Kalo belum, jangan. Ini semua kan demi kebaikan kamu juga Hannie!" ucap Felix. Han mendengus pasrah.

"Iya deh, iya. Tapi kamu jangan tinggalin aku ya di sini?" tanya Han. Felix mengangguk dan tersenyum.

"Siap, komandan! Tenang aja!" ucapnya mantap. Han tersenyum.

.....Broken Home.....

"Lixie, tolong ambilkan aku segelas a-"

Felix tersentak saat ia melihat tubuh Han yang lemas dan langsung terlihat lunglai, ingin terjatuh ke lantai. Namun dengan sigap Felix menopangnya berdiri. Han pingsan lagi di dalam dekapan tubuhnya.

"HANNIE! BANGUN!" Felix terlihat histeris. Ia segera menelpon dokter langganan Han agar bisa segera diperiksakan.

Berapa hari kemudian setelah Han pulang dari rumah sakit, ia pingsan lagi. Karena Han yang sering pingsan, membuat Felix semakin nengkhawatirkan keadaan Han.

"Gimana keadaan Han, dok?" tanya Felix kalut. Dokter melepaskan stetoskopnya.

"Selalu berikan obat ini padanya dan jangan pernah lupa agar ia meminumnya sehari satu kali. Jika lupa, ia akan pingsan lagi seperti ini," ucap dokter pada Felix. Lelaki itu mengangguk paham.

"Baiklah dok," ucapnya. Dokter itu tersenyum.

"Baiklah saya permisi dulu," ucap dokter pamit. Felix tersenyum.

"Hannie, kenapa kamu jadi sering seperti ini? Apakah sesakit itu?" gumam Felix.

...

Minggu depan akhirnya datang menghampiri kedua sahabat itu. Saat Felix dan Han sedang asik main Nintendo, Han jatuh dan tergeletak pingsan lagi tepat di depan Felix dengan wajah pucat. Felix tersentak saat melihat Han yang terus menerus pingsan saat ia kelelahan sedikit saja.

"Apakah kondisi Han baik-baik saja dok?" tanya Felix saat dokter langganan Han sudah datang. Dokter itu berdehem pelan.

"Han sedang mengalami stres akhir-akhir ini, itu membuat kinerja jantungnya semakin besar dan pembuluh darahnya terus naik hingga membuat tensi darahnya tinggi. Oleh sebab itu, dia jadi sering pingsan seperti ini. Saran saya, buat Han ceria dan ajak dia bicara agar dia tak memendam rasa stresnya itu ya, Felix," ucap sang dokter. Felix mengangguk paham.

"Apakah kamu lagi kangen sama kedua ortumu itu ya, Han? Kenapa kamu gak bilang? Kenapa kamu pendam semuanya dan kamu gak keliatan bete sama sekali di depan aku?" batin Felix.

"Semoga kamu cepet sembuh dan selalu sehat ya Hannie. Aku yakin kamu kuat. Aku selalu berdoa semoga kamu baik-baik aja dan semoga semua masalahmu cepet selesai." Felix selalu mendoakan Han agar semua masalahnya bisa segera selesai dan dia segera sembuh dari sakitnya.

.....Broken Home.....

"Han? Papap sama mamam-mu udah dateng?" tanya Felix yang baru saja datang menghampiri Han yang sedang asik main PS. Han menoleh dan tersenyum manis.

"Iya nih. Baru Dateng semalem," jawabnya dengan raut wajah sumringah. Namun seketika wajahnya murung kembali. Felix mengernyit bingung.

"Loh, kok sedih? Kenapa Hannie?" tanya Felix. Han menunduk.

"Tapi...." Ucapan Han terhenti. Ia makin menundukkan wajahnya dalam.

"Seperti biasa, kedua ortuku masih saja sibuk dengan pekerjaannya dan... aku... aku diabaikan. Bahkan gak jarang aku sesekali denger perdebatan kecil mereka. Itu membuat hatiku sakit, Lixie...." Han menitihkan air matanya, namun ia langsung mengusap air matanya itu dengan kasar menggunakan punggung tangannya. Felix merasa kasihan akan sahabatnya itu. Ia segera merangkul bahu sahabat baiknya itu dan mengelusnya agar bisa lebih tenang.

"Kamu jangan sedih ya? Kan ada aku di sini. Nanti aku coba ngomong sama om dan tante Han deh biar mereka bisa lebih ngertiin kamu," ucap Felix. Han menoleh.

"Tapi, Lix? Nanti kalo-"

"Udah kamu jangan khawatir. Mau ortumu marah ke aku kek, bentak aku kek, tampar aku kek, aku gak peduli. Setidaknya aku bisa liat kamu seneng lagi aku bahagia liatnya, Han. Aku tuh kasian sama kamu. Kamu sakit pun mereka gak tau kan?" ucap Felix. Han menunduk. Betapa beruntungnya ia memiliki sahabat layaknya Felix. Lelaki berdarah blasteran itu selama ini sudah baik padanya.

"Makasih ya Lix, kamu udah selalu ada buat aku selama ini. Kamu udah mau repot-repot bolak-balik nemenin aku ke RS kalo aku tiba-tiba pingsan. Aku gabisa bayangin kalo misal aku gak punya kamu," ucap Han sendu. Felix tersenyum manis dan mengangguk.

"Tapi, aku mohon kamu jangan pernah cerita ke mereka kalo aku sakit ya, Lix? Aku gak mau mereka jadi repot karena aku dan marahin aku nantinya," pinta Han memohon. Felix tersenyum lagi.

"Udah, kamu gak usah sungkan sama aku. Iya, Hannie. Aku gak akan bilang kok. Ya udah, dari pada kamu sedih dan mikirin itu terus, mending kita main Uno Stacko. Yang kalah, nanti bakal traktir selama seminggu full. Gimana?" ajak Felix. Han tersenyum dan mengangguk.

"Oke, siapa takut!"

Han dan Felix mulai menyusun permainan Uno Stacko di atas meja ruang TV rumah Han. Namun saat ia berdiri bersebelahan dengan Felix, Han terbatuk. Membuat Felix tersentak dan memandang kalut ke arah Han.

"Uhuk-uhuk!"

"Han, are you ok?" tanya Felix. Ia tersentak lagi saat batuk Han mengeluarkan darah segar.

"Hannie?! Kamu kenapa?!" tanya Felix histeris. Namun belum sempat Han menjawab pertanyaan lelaki itu, Han tergeletak pingsan di sebelahnya. Felix membelalakkan matanya, shock.

"HAN!! OM! TANTE! TOLONG! HAN PINGSAN!"

To be Continued

13/03/2023

~Broken Home~

Han pingsan terus, tapi ortunya Han kemana nih? Lixie anak baik. Dia selalu ada di saat Hannie butuh. Btw yang baca jangan lupa vote komennya ya. Makasih banyak. Peluk cium dari Noona kembaran Han Jisung. ❤️😗

Broken Home • Han Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang