2. Teon

358 109 18
                                    

╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
U R S A   M A Y O R
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯


Di hari suram yang membuat Teon menguap beberapa kali, ia nampak bosan dengan segala pelajaran yang dijelaskan sang guru di depan sana. Hingga ia pun sesekali merebahkan kepala dan tertidur tanpa beban. Duduk di bangku belakang membuat posisinya jadi sedikit leluasa untuk melakukan beberapa hal, salah satunya menyatukan beberapa kabel warna warni di bawah meja, menciptakan penemuan mutakhir yang mungkin akan menguntungkan beberapa hal kedepannya. Iya... Teon ahli di bidang mekanik. Ia suka membuat robot, mengotak-atik komputer, dan kemampuannya bahkan di akui sekolah; sehingga kerap menjadi delegasi pada lomba antar pulau yang diadakan pemerintah.

Biasanya saat pulang sekolah, ia akan mendekam di rumahnya, melanjutkan mix and match nya, dan tertidur hanya beberapa jam saja. Itu terus berulang selama bertahun-tahun, tak ada yang menarik, atau katakan saja hidupnya flat, karena memang begitulah.

Namun hari ini, untuk yang pertama kalinya Teon nampak bosan melakukan hal itu, ia jenuh. Maka ia hendak bolos untuk masuk sekolah. Kakinya berjalan santai menuju gedung tertinggi di arah barat, hendak menikmati angin pagi dengan suasana kota yang padat. Dan ketika ia tiba di atas rooftop, ia menyandarkan punggungnya di balik tembok yang cukup tertutup, hingga tak ada yang mengetahui keberadaannya.

Teon memejamkan mata, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Hingga sebuah obrolan dari sisi lain rooftop membuat ia membuka mata. Tentu ia tak berniat menguping, karena sejatinya Teon tak pernah peduli pada masalah orang lain. Namun kala seorang lelaki mengatakan prihal 'kebutuhan di bumi'... Teon langsung mengerutkan kening.

Dengan gerakan sunyi, Teon mengambil sebuah kaca kecil di tasnya, kemudian ia arahkan kaca itu ke balik tembok, sehingga ia dapat melihat siapa yang tengah berbicara di sana; tanpa perlu mengintip. Rasa ketertarikan langsung muncul di benaknya saat ia lihat seorang gadis dengan seragam yang sama dengannya tengah berdiri di samping lelaki paruh baya, mengenakan setelan jas hitam. Teon menarik kembali cerminnya, kemudian ia masukkan ke dalam tas, setidaknya ia sudah tau rupa wajah gadis itu —batinnya.

Lima menit berlalu, dua orang di sana telah turun dari rooftop dan Teon melihat gadis itu melalui besi pembatas. Jika ditilik dari langkahnya, sang gadis pasti hendak menuju sekolah. Baik, sepertinya Teon mengurungkan niatnya untuk bolos hari ini... Ada yang harus ia pastikan.

Meski gerbang sekolah hendak di tutup, ia tak peduli, Teon sudah biasa melompati pagar, dan kali ini ia lakukan hal serupa. Teon pun kini berjalan menuju kelasnya dengan santai, duduk di kursinya dengan tangan menyilang di belakang kepala. Untung guru belum datang.

Seorang teman lelaki menyenggol lengan Teon, mencibirnya dengan nada jenaka.

"Tumben kau tak tidur."

Sosok lelaki dengan nametag Gyu itu sudah menyiapkan mental untuk di maki oleh Teon, namun gurat wajah Teon menunjukkan hal lain, Gyu sedikit terkejut.

"Apa kau dengar ada murid baru yang masuk ke sini?"

Meski terkejut, Gyu tetap menganggukkan kepala. "Ia tadi jadi pusat pembicaraan anak-anak saat tiba di gerbang. Cantik sih, sepertinya dari luar negeri."

Teon nampak berpikir, dan hal itu membuat Gyu mendekatkan diri ke bangku Teon. "Kenapa? Kau tertarik padanya heh? Ohh selera mu bule ya?"

Teon menatap Gyu dengan sudut ekor matanya, menampakkan wajah sinis yang kentara. "Berisik."

Ursa MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang