"Tam," panggil Hazmi sepelan bisikan. Bahkan denting jarum jam dinding masih terdengar lebih lantang. "Untuk pertama dan terakhir kalinya, gue mau jujur tentang perasaan. Sejak lama, nama lo tinggal di hati gue. Menetap hingga sekarang. Dulu sampai kemarin, gue sayang sama lo. Hari ini juga masih. Besok kayaknya gak berubah. Lusa rencananya makin sayang. Ah, gue bucin banget. Gue mungkin bakal terus mencintai lo, Tam. Dan hanya akan berhenti kalau jantung gue gak mau berdetak lagi."
"Kalau gitu jangan pernah berhenti cinta sama gue, jaga jantung lo tetap berdetak, Az. Bisa gak janji soal itu?"
***