01. they chase u

864 115 47
                                    

Pada pukul 05:30 pagi hari ini,
Seorang gadis ditemukan tewas di Lycon Lost Park. Telah terungkap bahwa penyebab kematian adalah pembunuhan yang disengaja.

Televisi menunjukkan saluran berita yang biasa disiarkan pada pagi hari. Volume suara sedikit dinaikkan olehnya dari arah dapur yang mengarah ke ruang tamu, kedua bola matanya seluruhnya memandang kearah TV. Sampai ia benar benar penasaran lalu duduk di sofa untuk menyaksikan siaran itu.

Matahari telah terbit. Gorden jendela masih ia biarkan tertutup, dan hanya ada remang-remang cahaya menerangi setiap ruangan apartemen nya.

Suhu sangat dingin. Kulitnya semakin pucat. Dahinya mengeluarkan banyak peluh. Tubuhnya bergetar. Suhu yang sangat dingin bukan alasannya.

Ia cemas.

Menggigit kukunya.

"Hey .."

"Tidak perlu takut, Sweety.."

Kim Junkyutidak lagi. Dia adalah David.

Pria itu tiba-tiba muncul dibelakangnya tanpa ada langkah kaki yang terdengar. Menyentuh bahunya, lalu melangkah dan berlutut di hadapannya sembari meraih tangannya untuk berhenti menggigit kuku.

"J-junkyu.. aku t-tidak melakukan itu.."

"A-aku tidak sengaja.. sungguh!"

Mashiho— Mashi benar-benar cemas. Ia seperti kebingungan dan tidak tahu harus melakukan apa.

Identitas pelaku belum ditemukan.

Junkyu langsung mematikan tv. Memandang kearah Mashiho lalu mengusap peluh di dahi pasangannya itu dan menyelipkan rambut yang menutupi wajah si manis ke belakang telinga. Oh god.. He really treats him sweetly.

"Its not your fault." Kata Junkyu.

Itu tidak menenangkan Mashiho sama sekali.

Gadis itu.

Gadis yang tidak sengaja terbunuh olehnya adalah temannya sendiri. Teman dekatnya.

"Dia membohongiku! D-dia menipuku—— aku hanya menusuknya sekali..

—aku tidak s-sengaja menusuknya berkali-kali, Junkyu. Itu bukan aku."

Mashiho menangis. Ia merasa ketakutan sekaligus kehilangan. Kemudian memeluk suaminya itu, menangis di bahunya sampai ia merasakan Junkyu mencium pucuk rambutnya lalu menuntunnya untuk bangun.

"Let's clean your body.." Junkyu mengatakan itu lalu mengangkat tubuh Mashiho, membawanya ke dalam kamar mandi.

Menurunkannya di dalam bathtub.

Junkyu tertawa kecil melihat Mashiho menangis seperti anak kecil yang merajuk, jarinya sembari melepas satu persatu kancing kemeja yang melekat di tubuh Mashiho nya. Menanggalkan segalanya sampai kulit putih pucat terpampang indah di pandangannya,

Dengan beberapa bercak darah di sekitar leher, bahu hingga lengannya.

"Kau sangat cantik, Mashi.. aku sangat mencintaimu."

Junkyu membelai tubuh Mashiho yang meninggalkan bercak darah, memberikan sentuhan di bahu hingga punggung disertai oleh ciuman di setiap titik punggung yang membuatnya mendesah kecil.

Bibir pria itu lihai menjelajahi titik tubuhnya. Mashiho bisa merasakan ciuman di tubuhnya yang disertai hisapan kecil yang mungkin akan meninggalkan tanda.

Tidak masalah. Mashiho menyukai itu.

Junkyu tidak berhenti menciumi punggungnya, sampai air mulai mengalir membasahi tubuhnya perlahan, pria itu masih menciuminya. Bahu, leher, pipi dan berakhir kecupan di bibir.

Perasaannya menjadi jauh lebih baik. Seperti tidak ada satupun kejadian yang membuatnya begitu cemas.

"Kim.."

"Hm?" Junkyu menyaut tanpa menghentikan kegiatannya.





















"I want a baby."

Pergerakannya langsung terhenti. Mashiho mengulum bibirnya, berbalik menatap suaminya, dan langsung dibalas dengan tatapan kearah sorot matanya. Mashiho tidak dapat menjelaskan arti dari sorot mata pria itu. Terlalu membingungkan.

Hening. Hanya tatapan Junkyu dan Mashiho yang mengharapkan jawaban dengan segera.

"We're been like this for 2 years.. and——

"I'm feeling so lonely.." Mashiho menjeda kata-katanya. Takut Junkyu tidak suka dengan kata-katanya itu.

"Kamu kesepian tinggal denganku?"

"Tidak! bukan itu—" potongnya saat Junkyu memberikan pertanyaan yang menakutkan.

"—aku selalu sendiri saat kamu pergi. Aku mau punya anak, buat temani aku. Dan kita."

Junkyu tersenyum. Membelai surainya yang basah dengan perlahan seraya mencium bibirnya begitu lembut. Mashiho tersenyum kecil, mungkin akan mendapatkan jawaban yang ia mau.

Tidak ada yang mencurigakan untuk kali ini.

Sampai,

"Arghhhh!"

Pria itu menarik rambutnya ke belakang. Memaksanya mendongakkan kepalanya untuk menatap langsung kearah sorot matanya yang kini menjadi tajam. Mashiho meringis, tetapi ia tidak memberontak sama sekali.

"Don't lie to me. Katakan kamu kesepian tinggal bersamaku.. That's why you ask me a little devil to born from you.."

"Its your baby too——" Mashiho mendesis.

"I don't want a baby. I just want you. Just you, Mashi!" Kini Junkyu berteriak di wajahnya. Membuatnya tersentak.

Yes, Junkyu treats him sweetly. But sometimes he's not.

Mashiho tidak ingin kalah beragumen tentang hal ini, ia membalas tatapan Junkyu sama tajamnya, "a babyor i'll leave."

Nada bicara Mashiho berubah. Ia menekankan setiap katanya. Dari sorotnya terlihat ia begitu menginginkan seorang anak. Bahkan hanya karena hal itu, ia begitu berani mengancam Junkyu. Dan ancaman tersebut adalah titik terlemahnya.

Kim Junkyu menghela nafasnya, melepas tangannya dari surai Mashiho yang berantakan akibat renggutan nya yang kasar.

Melihat raut wajah Mashiho yang kecewa bercampur kesedihan, Junkyu semakin lemah. Ia mendekatkan dahinya ke dahi pasangan manisnya itu, diusapnya kepala Mashiho, "I'm sorry.." bisiknya.

Mashiho memejamkan matanya sejenak.

Lalu tangan mungilnya menyentuh rahang Junkyu, mengecup pipinya, "Do you have time for me right now, David?"

"All my time is yours, Sweetheart."

Mashiho yang tadinya merungut, wajahnya langsung menjadi cerah. Ia terkekeh mengigit bibirnya, menarik Junkyu kemudian mencium bibir pria itu dalam sela-sela kekehan manisnya. Jari-jarinya ia gunakan untuk membuka satu persatu kancing suaminya itu, lalu menarik tubuhnya ke bathtub dan basah bersamanya.

Mereka bersenang-senang seperti melakukannya untuk kali pertama.

Mereka benar-benar pasangan yang sempurna,

Sama-sama sakit dan sedikit gila.


[ TO BE CONTINUED ]
2023. 18. 02

Who's miss this couple? Yap. Me.

Heroine: They Chase Us +JunshihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang