💸💸💸Lagi-lagi mikhayla mendengus malas serta menatap datar sepanjang acara pertunangan itu berlangsung.
Beberapa saat lalu dia masih mendapati Catherine berada di dalam ruangan yang sama dengannya. Awalnya mikhayla akan menghampiri sahabatnya itu setelah acara inti selesai.
Namun tepat setelah pertukaran cincin, dia melihat Catherine bergegas berjalan dengan cepat ke arah pintu keluar.
'Sedalam itukah cinta lo ke mario, Catherine?'
Mikhayla mengalihkan tatapannya kedepan.Nampaknya, Angeline, sang protagonis jadi-jadian itu sangat amat menikmati perannya. Batinnya menyeringai.
Kebisuan mikhayla membuat jovan tak tahan untuk tak bertanya kepada tunangannya itu.
"Kamu dari tadi diem aja, kenapa?"
"gak apa-apa, "
Jovan memicingkan matanya karena tampak tak puas dengan jawaban mikhayla. Kemudian dia menghela nafas panjang saat tau kenapa tunangannya itu berubah menjadi pendiam malam ini.
"Mau pulang?" Mikhayla langsung mengangguk cepat
"Pamit dulu,"
"Ishhh.. "
"Sebentar sayang.. "
Mikhayla melengos dengan mengigit ujung lidahnya agar tak menampilkan senyum konyol. Sial. Jovan emang sialan.
Tanpa melihat pada jovan, mikhayla berjalan mendahului. Tapi hanya beberapa langkah karena setelah itu, mukanya sudah terbenam di dada jovan.
"Bentar. Kamu kalo salting makin cantik, aku jadi gak rela kalo ada yang liat"
Mikhayla hanya melongo dengan muka yang bertambah merah. Dia langsung meraba pinggang jovan dan mencubit dengan sekuat tenaga.
💸💸💸
"Merasa senang tuan putri? "
Angeline menoleh dan mendapati mikhayla berdiri dengan senyum yang menawan. Dia mengerutkan dahinya nampak seperti tak setuju dengan apa yang baru saja mikhayla ucapkan.
"Sorry? No. I'm a queen. Not princess!"
"Queen___BITCH!?"
Mikhayla mengulas senyuman dihadapan Angeline yang mikhayla akui tampak luar biasa memukau malam ini.
Mikhayla dan Angeline, mereka berdua tampak seperti selayaknya teman dekat. Mengobrol dengan senyuman yang tak sekalipun luntur dari keduanya.
Tapi tetap saja, mata tak bisa berbohong. Kedua pasang mata perempuan yang sedang berhadapan itu tampak berkilat-kilat berbahaya.
Lagipula siapa yang perduli. Mereka berdua berdiri agak jauh dari tamu-tamu yang berlalu lalang. Sementara jovan dan Mario berdiri agak jauh mereka.
"Well, Mikhayla. Kamu seperti banyak urusan ya sama aku. Kenapa? Karena sahabat pecundang mu itu!? "
"Mind your language!"
Angeline terkekeh geli seakan melihat sesuatu yang sangat lucu. Orang-orang yang berjalan melewati mereka terpana melihat kecantikan Angeline yang semakin menguar karena tertawa.
"Kamu lucu ya ternyata. Kenapa harus marah sih? Jangan marah dong, plisss"
Angeline kembali terkekeh sebentar sebelum mendehem saat mikhayla hanya menatap datar dirinya.
"Urusan penting apa yang mau kamu omongin sama aku? Aku harap sih itu penting, karena kamu sampai repot-repot nyamperin aku disini."
Mikhayla menatap mata Angeline yang tampak tenang dan sedikit merendahkan.
"Berhenti bertingkah! Lo udah dapet apa yang lo mau!! "
Angeline menarik sebelah sudut bibinya, lalu berkata, "Oh ya? Emang kamu tau apa yang aku mau?!"
"Mikhayla, kita itu gak saling kenal. Dan aku rasa kita gak ada sekalipun punya urusan penting sampek kamu rela dateng dengan modal omong kosong mu itu. Dengan enteng nya kamu bicara kayak gitu seolah-olah kita udah kita saling kenal_____Berhenti! Semua bakalan sia-sia!!"
Mikhayla menatap datar Angeline yang masih menyunggingkan senyumnya selepas mengakhiri ucapannya dengan_____tenang.
"Sia-sia lo bilang? Lo pikir lo Tuhan!___Denger ya! Gue gak akan capek-capek kesini kalo gak ada perlu. So, stop talking about shit!! Dan kalo pun sia-sia, seenggaknya gue gak diem aja kayak pecundang!"
"Sahabat yang baik! Chaterine harus bersyukur punya kacung yang sangat berguna. Bukan begitu?!!"
"WATCH____
Mikhayla mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Dengan dada yang bergemuruh, matanya memicing tajam pada Angeline yang sedang__ tertawa. Perempuan itu, bagaimana perempuan itu bisa tertawa!
Mulai dari awal mereka berbicara, mikhayla sama sekali tidak melihat raut emosi yang terselip di ekspresi perempuan itu. Sedangkan dirinya hampir kehilangan kendali jika tidak menekan dalam-dalam egonya yang baru saja tersulut.
Belum selesai meredam emosinya, seorang wanita menghampiri mereka kemudian memanggil nama Angeline. Mikhayla hanya melirik interaksi keduanya dalam diam. Di enggan jika harus berbasa-basi dengan orang yang dikenalnya.
Sepertinya mikhayla mempunyai firasat buruk saat keduanya menghampiri dimana dirinya berdiri. Sial.
"Kamu sama siapa? Dimana mario?"
Dengan tersenyum lembut Angeline menatap wanita itu dan sesekali melirik nya yang masih menampilkan raut datar.
"Mario masih sama temen-temen nya ma. Ini aku kenalin sama mikhayla." Ucapnya sambil melihat mikhayla. "Mikhayla ini mama amanda, mamanya Mario"
Mikhayla tersenyum kaku, dan tak lupa dia meng amit telapak tangan wanita itu dengan sopan.
"Mikhayla, tante"
Tante amanda terlihat mengangguk pelan seraya tersenyum pada mikhayla.
"Temanya Angeline, ya?"
Mikhayla diam dengan mempertahankan senyum kakunya. Lalu saat baru saja ingin menimpali pertanyaan tante amanda, Angeline dengan riang menjawab.
"Mikhayla ini sahabat chaterine, ma. Kekasih Mario"
Haloooo..
Apa kabarrr...Btw, ada yang dari jember gak?
Ada yang ikut tajemtra?See you next part guys...
![](https://img.wattpad.com/cover/219603621-288-k527192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become The Antagonist's Friend [ON GOING]
FantasyFollow sebelum membaca yaa.. Cover by: pinterest °°° Lisa, penggemar wattpat sejati yang hobi rebahan dan beban keluarga. Tiba-tiba bertransmigrasi pada salah satu tokoh dari cerita novel yang tadi malam dia baca. Novel berjudul 'TRUE LOVE' menceri...