Grey moon 4

28 3 0
                                    

Rayana masih teringat dengan kejadian tadi, ketiga orang itu langsung hilang begitu saja.

"Apa mereka sebenarnya?" Gumam Rayana.

Saat ini dia sedang berada dengan kakaknya di Ruang tengah rumahnya. Farzan terlihat serius mengupasi apel yg kemudian langsung di makan oleh Rayana tanpa menunggu sang kakak mengupasi semua apelnya.

"Kak... Yg kemarin itu teman kakak, kan?" Tanyanya

"Yg mana?"

"Yg paling tinggi, terus kemarin pakai masker"

"Semua teman kakak tinggi"

"Astaga yg itu lohh, pas aku datang dia langsung keluar"

"Kak Kenzo maksudmu?"

"Ah iya, itu!" Seru Rayana sambil menjentikkan jarinya.

"Kenapa kamu nanya-nanya?"

Sekarang pandangan mata Farzan yg tadinya terfokus pada apel kini beralih menatap serius Rayana.

"Enggak apa-apa, penasaran aja dikit"

Farzan menaikkan sebelah alisnya, tidak percaya pada Rayana.

"Beneran?"

"Iya!"

Setelah itu Rayana kembali tenggelam pada pikirannya, kalau dia ingat-ingat wajah Kenzo seperti tidak asing dan itu membuatnya selalu tersenyum setiap memikirkan laki-laki itu.

"Kamu kenapa senyum-senyum? Butuh sesuatu?"

"Ha??"

"Kamu biasanya kalo senyum senyum gitu biasa mau minta sesuatu"

"Ih nuduh banget! Enggak, aku gak mau minta apa-apa"

"Oh ya bagus, aman kantong saya"

Kalau saja bukan kakakku udah ku tendang ke mars dari tadi!

***

Angin berhembus sejuk sesekali menerbangkan rambut Kenzo dan menutupi wajahnya, dari atas gedung tertinggi di lastville university, sore itu dia hanya ingin merasa tenang dan ia rasa tempatnya sekarang adalah yg paling tepat.

"Kau masih tidak mau mengakuinya, Kenzo?"  Ucap Hedric

"Apa yg harus kuakui?" Balasnya dingin

"Dasar kau manusia bodoh"

Setelah itu sudah tak ada suara dalam benak Kenzo lagi, sepertinya Hendric sendiri sudah sangat jengkel pada Kenzo.

Gedung sekolah sudah terlihat sepi, tentu saja di jam seperti ini sudah sewajarnya waktu pembelajaran di sekolah itu usai.

Gadis yg beberapa hari lalu ia temui itu terlihat bercanda, tertawa dan mengobrol pada teman-teman di sekitarnya. Dia tidak memiliki banyak teman hanya beberapa laki-laki dan seorang perempuan.

Tiga laki-laki yg sangat di kenalnya, serta satu perempuan baru yg ia yakini satu Ras juga dengan mereka.

"Orang baru rupanya" gumamnya.

Haidar, Theo, dan Mahendra melirik padanya kemudian sedikit menunduk. Sedangkan perempuan yg berjalan di samping Rayana itu hanya menatap datar padanya.

"Gue lapar" seru Rayana

Pukul 5 sore saat kelasnya baru di bubarkan, rasanya sangat lelah dan menguras tenaganya. Tidak seperti biasanya, perutnya terasa harus segera diisi sekarang juga.

"Kamu lapor ke kepala desa coba" Canda Theo

"Kenapa? Emang bakal di kasi makan kalo lapor ke pak kepala desa?" Balas Rayana antusias yg membuat semuanya tertawa terbahak-bahak.

Grey moon ; The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang