Grey moon 5

19 4 3
                                    

Dalam perjalanan pulang kembali Rayana terus memikirkan kata-kata Rea tadi. Matanya lurus ke jalan, tapi pikirannya menjalar kemana-mana.

Ia menggelengkan kepalanya, dan tersenyum.

Tidak. Untuk aku memikirkan hal ini? Suka? Emangnya orang bisa suka segampang itu?

Dia ingin mengelak, tapi hatinya jelas sedang memikirkan pertemuan-pertemuan singkatnya dengan Kenzo beberapa hari belakangan ini.

Tadi juga, saat bertemu di kafe dia menjadi sangat senang, bahkan Rea bisa mengetahuinya, tidak! Lebih tepatnya siapapun bisa sadar akan hal itu.

"Apa kau sudah gila?" Pertanyaan sarkastik datang dari Theo yg berjalan di sebelahnya.

Sekarang dia tengah berjalan berdampingan dengan Theo yg tersisa setelah berpisah di persimpangan kota dengan teman-temannya.

"Apa? Kau mengatakan sesuatu?" Tanya balik Rayana yg baru terkumpul kesadarannya.

"Tidak, sepertinya kau benar-benar sudah gila! Lihat ke sini, ini berapa?" Ucap Theo yg heboh sendiri kemudian mengacungkan 3 jarinya di depan Rayana

"Tiga"

"Salah! Ini dua"

"Mau ku pukul?!" Rayana tau yg tadi itu adalah kejahilan Theo yg sengaja memancing emosinya.

Tawa Theo meledak setelah berhasil menjahili Rayana, dia benar-benar puas bahkan tidak berhenti tertawa ketika melihat ekspresi Rayana saat ini.

Bahkan pelototan Rayana itu makin membuatnya tertawa.

"Berhenti sekarang atau beneran kupukul!" Ancamnya dengan tangan yg sudah terkepal dan di tujukan pada Theo.

"Iya... Iya, maaf" ucap Theo pada akhirnya yg bisa menghentikan tawanya.

Mereka kemudian melanjutkan jalannya dengan tenang tanpa seorang pun yg mengeluarkan sepatah kata.

Jalan licin, serta salju putih yg menumpuk dan menutupi pohon adalah pemandangan biasa bagi mereka, namun pemandangan biasa itu tetap saja membuat Rayana merasa kesal.

"Kenapa banyak sekali saljunya sih??" Keluh Rayana

"Singkirkan saja saljunya kalau kau tidak suka" seru Theo

"TIDAK BISA BODOH!"

Melihat Rayana dalam suasana hati yg tidak bagus membuat nyali Theo yg sedari tadi jahil padanya menciut.

Dia masih masa pertumbuhan, itu wajar... Iya...

Theo membatin dan mengiya-iyakan sikap Rayana saat ini, tidak sadar dia juga sama dengan Rayana masih dalam 'masa pertumbuhan' katanya.

Sringg

Tiba-tiba penciuman tajam Theo menangkap bau yg tidak di sukanya di sekitar sana.

Matanya tanpa sadar berubah warna, tatapannya serius menelusuk sekitarnya.

Di mana para makhluk busuk itu bersembunyi?!

Dia tetap saja tidak mendapati keberadaan para Vampir itu. Walau bisa mencium bau mereka, tapi keahlian Vampir itu membuat Theo tidak bisa melacak keberadaan mereka.

"Walau sedekat ini dia tentu tidak akan bisa mengalahkan kekuatan Kak Savier ahahha" tawa salah satu dari empat Vampir yg ada di sana.

"Shaun tutup mulutmu, nanti kita ketahuan bodoh!" Ucap Jian yg merupakan salah satu diantara mereka.

Mereka adalah empat Vampir bersaudara yg tinggal di balik bukit yg membatasi wilayah lastville.

Hals,Savier, Shaun, dan Jian. Mereka bukanlah Vampir jahat yg akan menyerang siapapun yg mereka temui. Namun memang sudah menjadi hal biasa klan Vampir dan manusia serigala bermusuhan, jika mereka saling bertemu maka hanya akan bertengkar saja

Grey moon ; The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang