- Millions 02 -

423 55 11
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sementara itu, beberapa saat sebelum panggilan masuk yang dilakukan oleh ibunya, Hesa tengah sibuk berkutat dengan seperangkat PC miliknya yang berada di rumah kedua orang tuanya. Dan ya, memang secara tidak langsung tebakan sang ibu tepat sasaran. Namun, tujuan Hesa bermain Minecraft sejak siang melainkan ingin membuat sebuah bangunan dari rancangan tugas akhirnya dalam versi game tersebut.

Hingga kemudian konsentrasi lelaki itu berhasil terpecah manakala ponsel yang tergeletak dekat keyboard bergetar. Sontak saja ia mengalihkan atensi melihat caller ID pada layar hanya untuk terpaku sembari mengerutkan kening bingung. Agaknya heran, sebab meski saling menyimpan kontak masing-masing, baik ia dan si penelepon tidak pernah berinteraksi di luar urusan kampus.

Hesa lantas berusaha mengingat, adakah urusan kampus di antara mereka belakangan ini? Tentu tidak ada. Lagi pula kini keduanya terlalu sibuk sendiri sebagai mahasiswa tingkat akhir. Maka, Hesa berpikir mungkin saja si penelepon hanya salah sambung.

Yang menjadi pertanyaan, memang orang aneh mana sampai mendial nomornya lebih dari tiga kali, tetapi salah sambung? Hesa justru merasa dirinya yang aneh jika tetap berpikir seperti itu. Seraya menghela napas panjang, ia memutuskan untuk mengangkat telepon.

"Apa?" Dan, menyapa dengan ketus.

"Dari mana kamu, Le? Ditelpon kenapa nggak diangkat-angkat?"

"Loh?" Suara khas sang ibu dari seberang sana membuat laki-laki itu mengerjap bingung. Lalu menjauhkan ponsel sejenak guna melihat ulang caller ID bertuliskan 'Aghnia Ayu Valencia'. Ia pun coba memastikan. "Ibu?"

"Iya, ini Ibu. Cepet jemput di supermarket dekat kampusmu. Jangan pake lama, Ibu tunggu." Lantas panggilan segera diakhiri secara sepihak, menyisakan Hesa yang masih tampak linglung sendiri. Meski begitu, tanpa membuang banyak waktu ia bergegas menjalankan perintah.

Dengan mengendarai mobil Jeep milik ayahnya yang saat ini tengah pergi ke kesatuan bersama si sulung, Hesa berangkat meninggalkan rumah. Menerjang derasnya rintik hujan menuju tempat dimana sang ibu menunggu jemputan. Laki-laki itu menatap awas situasi lalu lintas di depannya, sedangkan otak cerdasnya sibuk menerka-nerka. Hesa sampai tak sadar satu jam perjalanan telah terlewati dan dirinya tiba di tujuan.

Begitu mobil sudah berhenti di depan pelataran supermarket, ia segera turun dilindungi sebuah payung. Menghampiri ibunya, Wulandari, yang terlihat menenteng kantong belanja sebelum ia ambil alih untuk dibawa. "Macet, Bu, gara-gara hujan jadi lama," jelasnya tanpa diminta.

"Iya, Ibu juga tau kalo macet, Le, malah bukan Jakarta namanya kalo lancar jaya. Segala hujan pake kamu salahin," balas Wulandari, kemudian ikut berlindung di bawah payung bersama putra bungsunya dan menaiki mobil. Selepas duduk, wanita paruh baya itu berujar, "telpon Ayahmu, kita makan malam di luar aja hari ini."

MILLIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang