O2

1.1K 105 17
                                    

Jaemin kembali ke asramanya dengan muka kesal dan tentu saja itu mengundang tatapan heran dari Jeno dan Chenle karena tadi saat Jaemin meninggalkan asrama dan bilang ada urusan dia sangat senang sekali.

"Hey, apa yang terjadi dengan wajah manismu itu Na Jaemin? tadi mukamu terlihat sangat cerah sekarang suram" kata Jeno sambil mengelus pipi tembam Jaemin dan menciuminya membuat Jaemin makin murka.

"Jung, stop it! aku gamau dicium cium dan aku sedang kesal kau tau? Jangan mengusikku, lebih baik kau kembalilah bermain dengan tongkat sialanmu itu" kata Jaemin meninggalkan Jeno.

Chenle yang sedari tadi hanya diam akhirnya menghampiri Jeno dan berdiri disebelahnya melihat punggung Jaemin yang perlahan menghilang menuju kamar.

"Apa yang kau perbuat Jung?" tanya Chenle dengan tatapan bertanya pada Jenoz

"Dia baru tiba disini lalu mukanya memang sudah seperti itu, aku hanya menciumi pipinya ya kau tau pipinya sangat menggemaskan" kata Jeno dengan senyum yang mengembang.

Hal itu mengundang tatapan malas dari Chenle lalu menyusul Jaemin ke kamar dan meninggalkan Jeno sendiri membuat pemuda tampan itu mendelik tak suka.

"Zhong Chenle!, jangan ganggu Jaeminku!" teriak Jeno dan berlari menyusul Chenle dan Jaemin.

Saat baru tiba di kamar Jeno langsung mendapatkan pukulan dari Jaemin, ia kesal karena Jeno ini berisik sekali.

"Apa yang kau lakukan?" kata Jeno dengan nada yang sedikit keras karena ia tak suka Jaemin memukulnya.

"Kau berisik, aku ingin istirahat Jen karena moodku sedang tidak baik dan besok aku ada banyak kelas" kata Jaemin dengan tatapan memelasnya kearah Jeno.

"Biarkan dia beristirahat Jen" kata Chenle ikut menimpali Jaemin, dia kasihan karena wajah pemuda itu terlihat lelah sekali.

"Siapa suruh kau mengambil semua kelas? kecapean kan sekarang? lain kali jangan sombong" kata Jeno lalu menuju kasurnya dan merebahkan dirinya disana.

Jaemin yang melihat Jeno seperti itu hanya menghela nafas, Jeno marah padanya ia tau itu karena ia sudah sangat hafal dengan sikap dan gelagat pemuda bernama Jung Jeno itu.

Jaemin menatap Chenle dan yang ia dapatkan adalah senyuman dan kata kata "istirahatlah"

Jaemin pun menuju kasurnya dan langsung terlelap begitu saja, mungkin dia memang lelah karena beradu argumen dengan si anak Gryffindor itu membuatnya keabisan tenaga.

————

Saat ini sudah jam makan malam tapi anak anak Slytherin yang terlihat baru sedikit menimbulkan tatapan aneh dari anak anak asrama lainnya karena biasanya asrama Slytherin lah yang paling disiplin.

Hal itu juga mengundang tatapan khawatir dari kedua sahabat Jaemin yang berbeda asrama itu, Huang Renjun dan Seo Haechan.

Saat ini Seo Haechan sedang bergabung dengan meja asrama Ravenclaw, dia berani karena ada Renjun disana tetapi Renjun sedang mengambil sesuatu di asramanya dan ia disuruh menjaga makanan anak itu.

"Eoh? Seo Haechan kau penguntit ya?" kata seorang anak Ravenclaw yang memang terkenal menyebalkan bernama Son Eric.

Sialnya perkataan Eric itu dibalas tawa dan ejekan oleh anak asrama Ravenclaw lainnya.

"Kau pikir kami menerima dirimu disini? kau makan seperti babi dasar Hufflepuff yang gendut, diet sana" lanjut ejekan dari wanita ini yang bernama Jinni.

Haechan hampir ingin menangis tapi suara dibelakang dirinya menahan ia untuk tidak menangis dan tetap kuat.

"Oi, Ravenclaw yang sok pintar" tegur sebuah suara dan Haechan sangat mengenal suara ini, suara sahabatnya Na Jaemin.

"Hey Jaemin, mau makan bersama kami?" tanya Eric lembut kepada pemuda manis itu.

"Kau tidak tau malu ya sudah membully temanku dan mengajakku makan bersamamu? Kau pikir aku mau makan bersama anak yang merasa dirinya paling wow dan sok pintar? Nilaimu saja kalah dengan nilaiku, ayo Haechan kita pergi dari sini, baliklah ke meja asramamu dan jangan cari mati" kata Jaemin dengan tegas kepada Eric dan Haechan.

Haechan menuruti perkataan Jaemin, ia balik ke meja Hufflepuff dan ia ditenangkan oleh teman temannya.

Di Hufflepuff itu Haechan sangat disayang karena ia penuh dengan keceriaan, membuat warna kuning sebagai warna Hufflepuff selama bertahun tahun tidak jadi sia sia.

Kejadian itu disaksikan oleh berbagai pasang mata, menatap kagum kepada Na Jaemin dan iba kepada Seo Haechan.

Jaemin merasa dirinya diperhatikan oleh anak yang meja makan asramanya berada tepat disamping meja makan asrama Jaemin.

Jaemin pun mendongakan kepalanya dna benar saja mata Jaemin langsung terpaku oleh mata tajam seorang anak dari asrama Gryffindor, Mark Lee.

"Kenapa dia melihat kearahku?" monolog Jaemin sangat pelan tapi sialnya Chenle bisa mendengarnya.

"Apa yang kau katakan na?" tanya Chenle kepada Jaemin dengan lembut.

"Eoh, tidak ada" kata Jaemin yang sedikit terkejut karena Chenle bisa mendengarnya, padahal dia sudah sepelan mungkin

"Yakin?" tanya Chenle memastikan.

"Iyaaa, ayo makannn!" ucap Jaemin dengan semangat sambil melahap makanannya.

Chenle yang gemas mengusak rambut Jaemin pelan dan merapikannya kembali karena ia tau Jaemin tidak suka rambutnya berantakan.

Hal itu mendapatkan dengusan keras dari Jeno hingga Jaemin terkejut dan menatap Jeno dengan heran dihadiahi tatapan acuh.

Jeno tuh kenapasih? Jaemin jadi kesal.

Tanpa Jaemin sadari bukan hanya Jeno yang kesal dengan interaksi dirinya dan Chenle, tapi banyak dari anak yang berada di Paviliun makan kesal melihat adegan itu.

"Kenapa aku tak suka melihatnya? Ada apa denganku? Tidak mungkin aku naksir dengan si mata mata dari Slytherin itukan.." kata Mark dalam hati yang sedang kalut dengan pikirinnya sendiri yang buat dia resah.

—————
834 words!
votementnya leh🪲

HOGWART LOVE || JAEMIN HAREM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang