"Kalian tahu?"
Dia menajamkan pendengar; sepertinya ada beberapa gosip hangat di kalangan para Siren's yang tengah berkumpul di sana.
"Akan ada seorang murid baru. Dia telah membunuh seseorang dan memakan dagingnya!"
Sempat heran, namun segera lenyap saat tahu bahwa sekolah ini juga memiliki beberapa murid yang lebih mengherankan. Sebenarnya ini cukup menarik. Dia menerka jika murid itu adalah monster jadi-jadian, atau mahkluk aneh yang menyerupai sosok tampan/cantik.
"Kau yakin? Kabar dari mana itu?" Sepertinya ada salah satu Siren waras di perkumpulan itu. Memang ada ya sekolah yang mau menerima siswa pemakan daging manusia? Hanya orang dengan nyali sebesar samudra yang mau menerima pemangsa seperti itu.
Belum sempat ia mendengar kelanjutan gosip "(nama)! Kemarilah dan bantu ibu" Sosok wanita urai merah-keriting gantung memanggilnya saat tengah menguping per-gosipan.
"Aisss, wanita itu selalu datang di saat tidak terduga" Untunglah suara gerutunya tidak didengar orang lain. Yah mau bagaimana pun, dan kapan pun itu, menolong adalah hal yang wajib dilakukannya.
✨✨✨
Hutan rimba dengan kebisingan burung gagak; petir dan hujan lebat seperti berlomba dalam penambah suasana menakutkan. Gemuruh terbesar datang bersamaan dengan hadirnya mobil jadul namun nampak mewah: warna hitam mengkilap bagai disemir sepatu.
Dalam hirup pikuk badai petir, satu keluarga datang di sekolah buangan itu, dengan niat memasukan anak sulung mereka. Di tengah-tengah semester ini seharusnya tidak diperbolehkan murid baru masuk, namun ada kejutan alasan yang dapat menghancurkan larangan tersebut.
"Selamat datang di Nevermore, Wednesday!"
Deg!
(Nama) merasakan akan adanya bencana. Apa mungkin ini dikarenakan kedatangan murid sekaligus teman baru sekamarnya? Yang jelas dirinya berusaha menetralkan detak jantung terlebih dahulu sebelum mencari penyebab perasaan gundah ini.
Hari ini semua pelajaran hanya di laksanakan separuh waktu. Dengan begitu (nama) bisa leluasa di kamar sampai waktu makan malam. Membayangkan nya saja sudah membuat hatinya senang.
"Ayo bersantai sekaligus bermain game!" Seru (nama) tanpa mengetahui orang dari masa lalunya datang.
Dalam perjalan menuju kamar, (nama) mendengar berbagai desas-desus tentang adanya monster yang membunuh seseorang lagi, sehingga inspektur selalu singgah saat tahu lokasi di temukannya korban, yaitu di hutan perbatasan Nevermore. Mungkinkah salah satu murid di Akademi ini? Namun bila benar, makan kepala sekolah akan sangat berusaha untuk menutupi jejak kesalahan itu.
"Mengingat dia begitu cinta dengan sekolah ini. Tanpa di ragukan lagi, wanita itu pasti punya berbagai cara" Bisik (nama) seraya berjalan cepat. Ia sudah cukup lelah, kasur langitnya pasti telah menunggu kedatangan dari nona ini.
Memakan sepuluh menit berjalan-dia sampai tepat saat-
"Oh, Ms Desmond! Kebetulan sekali" Suara sosok wanita yang baru saja di bicarakan (nama) hadir di dalam kamarnya. Bukan hanya dia, tiga orang asing dan satu teman sekamarnya pun ada di sini.
"Ini bukan pasar. Mengapa semua orang berkumpul di sini?" Sarkas dan tanya (name). Dia ingin sekali meledakkan orang-orang ini namun mengingat nanti dirinya terkena DO, ia urunkan.
Sebagai kepala sekolah-Larissa Weems. Ingin membantu agar murid barunya mendapatkan kawan yang berbanding balik dengan wataknya. Jadi, meski harus menyempil di ruangan yang sudah terisi dua orang.
Arah padang (nama) kini beralih pada seorang gadis pendek bergaun hitam 90-an. Dia menatap tanpa berkedip. (Nama) tahu siapa gadis itu: kepang dua, berwajah layaknya mayat, mata coklat amat gelap, serta tatapan datar. Persis seperti dulu, tiada perubahan sama sekali.
"Diakah murid baru itu?" (nama) menunjuk tanpa etika. Jarinya mengarah pada gadis itu. Dirinya tidak menyangka akan kemunculan si setan hitam di sekolah buangan ini.
"Apa kau bercanda, kepala sekolah?"
Sementara teman sekamar lainnya-Enid Sinclair. Menatap bingung dengan adegan persis di film-film drakor, yang mana terdapat konflik antara pihak keluarga dengan orang asing. Tunggu-apa benar ini adegan di drama Korea itu?
'Sepertinya aku harus menonton lagi'
Bukan saatnya. Akan lebih baik bila dia menghentikan pertingkaian roommate's nya ketimbang memikirkan film Korea.
"Baiklah. Intinya, kalian bertiga akan satu kamar. Karena nona Wednesday datang di saat pertengahan semester, sehingga kamar kosong tidak tersedia. Untuk sementara dia akan di sini, mengingat nona (nama) memakai kasur melayang jadi ada tempat untuk kasur lainnya. Bagaimana?" Terang Larissa tanpa tahu mimik dari ketiga orang-ralat, dua orang yang tidak setuju dengan keputusan sepihak itu.
"..."/"..." (Nama) dan Wednesday ingin bersuara, tetapi mulut mereka terkunci rapat seperti tergembok. Mereka ingin menyuarakan ketidak setujuan ini.
"Ini hebat! Kita bertiga bisa mengobrol banyak hal" Enid selalu berpola pikir positif. Dia tidak tahu seberapa dinginnya tembok permusuhan (nama) dan Wednesday.
️✴️✴️✴️
Hutan hujan-perbatasan antara Akademi Nevermore dengan kota. Sekarang hutan itu tengah di garisi oleh police line karena beberapa jam lalu ditemukan mayat tanpa kepala. Sejujurnya ini cukup aneh. Jika mayat itu diserang oleh beruang atau hewan liar, tentunya bagian tubuh korban tidak ada yang hilang terkecuali bagian terkoyak termakan hewan. Tetapi, bagaimana bisa itu hilang?
Berita ini sudah terdengar Larissa. Beliau mencoba menenangkan diri saat tahu murid-murid nya menjadi target tertuduh oleh pihak polisi. Apa mereka punya bukti? Setidaknya jika ingin menuduh, berilah bukti, bukanya asal melemparkan tuduhan!
Semakin dipikirkan arahnya pasti tidak jelas. Dia pun tidak tahu mengapa mayat itu bisa berakhir di pertengahan batas Akademi Nevermore. Sebenarnya apa salah sekolah ini? Tidakah cukup mereka mengatai murid-murid sekolah ini dengan sebutan buangan/sampah? Sekarang polisi saja asal mencurigai, lalu apa lagi nanti?
"Semoga saja tidak akan ada bencana lain. Murid-murid ku tidaklah pembawa bencana" Harapnya. Namun dia tidak tahu, karena bencana datang saat murid baru itu menginjak kaki di sekolahnya.
✴️✴️✴️
Be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
Be friend? (Wednesday Addam and you)
FanfictionKami berteman? Ya memang, tapi itu dulu. (Name) memiliki ikatan aneh dengan sosok masa lalunya. Seakan ditakdirkan, mereka di pertemukan dan dirantai oleh beberapa masalah. "Aku lebih memilih mengecat rambut ku menjadi pelangi dari pada sekamar deng...