(Nama) mengusap wajah kasar. Jika kepala sekolah sudah memanggil nama depan, tandanya ia tidak ingin dibantah. Bagaimana bisa dia membiarkan satu orang nyempil di kamar yang sudah muat dua orang? Baik, salahkan dirinya yang memilih ranjang melayang di atas loteng sehingga membuat ruang gratis bagi penghuni baru. (Nama) sadar dengan kebodohannya.
"Baiklah. Terserah anda" (Nama) menyerah. Lagi pula hanya menunggu dua-setengah tahun lagi. Waktu akan terbuang cepat dan dirinya tidak mau ambil pusing dengan satu orang baru.
Larrisa kemudian memperkenalkan Enid Sinclair. Si gadis werewolf yang memiliki wajah manis, sifat peringan dan penuh energi. Dia selalu memakai apapun yang menurutnya imut, contohnya hari ini dia telah mewarnai rambutnya bertemakan blue-pink, dan anting permen berwarna merah jambu. (Nama) sempat berpikir untuk membakar pernak-pernik Enid dikarenakan warna merah jambu amat sangat dibencinya.
"Apa kau sehat? Wajah mu... Cukup pucat" Enid khawatir akan kesehatan Wednesday yang mana wajah gadis itu terlihat pucat bagai mayat hidup. Dia tidak mau bila teman barunya ini mengalami penyakit mematikan yang mungkin bisa merenggut nyawa.
Sebagai ayah yang baik, Mr'Gomez Addam menjawab pertanyaan Enid dengan nada lembut "dia memang terlihat seperti mayat hidup" Jelasnya sembari tersenyum.
Sejenak Enid terdiam. Baiklah, dia bisa membiasakan diri dengan wajah bak mayat. (Nama) sempat ingin tertawa bila tidak melihat lirikan mata Larissa seakan mengatakan "diam".
Enid semakin eksaited. Setelah mengucapkan selamat datang, dia hendak memelum Wednesday namun gadis gothic itu menolak dengan mundur beberapa langkah. Enid mencatat dalam kepalanya agar menghilangkan kegemarannya ini, yaitu memeluk tiba-tiba.
"Tidak berpelukan? Baik" Pahamnya sembari tersenyum.
Ibunya-Morticia Addam. Menjelaskan mengapa putrinya ini begitu sensitif terhadap Enid. Dia menjelas perihal elergi warna yang dimiliki Wednesday dan si pemilik penyakitnya menerangkan reaksi elergi itu: gatal-gatal, daging mengelupas, serta jijik.
"Jadi bila dia elergi warna, bagaimana dengan seragamnya?" (Nama) mulai penasaran. Seragam Nevermore berwarna biru-garis hitam, itu cukup berwarna dan (Nama) yakin Wednesday tidak mungkin memakai baju santai untuk menuntut ilmu. Tunggu, apa benar dia ingin belajar di sini?
Larissa tersenyum. Persiapan lusa kemarin ia sudah diberitahu akan kedatangan murid unik yang memiliki masalah elergi aneh, dan Larissa mau tidak mau menyanggupi hal ini dan membuat seragam khusus untuk Wednesday. Untungnya sang ibu siswi mau bekerja sama dalam membuat seragam ini dengan memberikan infomarsi ukuran baju.
"Tenang. Untungnya kami sudah pesankan seragam khusus" jawab Larissa dengan bangga. Benar, dia bangga karena sudah tepat waktu membuat seragam bagi calon muridnya. Dengan demikian, (Nama) dan Enid menjadi pemandu Wednesday sekaligus membawa dia ke tata usaha di mana seragam dia berada di sana.
✨✨✨
Kau berjalan beriringan dengan Enid dan Wednesday. Kali ini tour dilakukan oleh dua orang, namun dirimu tidak yakin bila gadis gothic itu suka menyukai perjalan menuju ruang tata usaha. Enid merupakan orang banyak bicara sekaligus mengetahui berbagai gosip di area sekolah. Untunglah bagimu yang sulit berbicara ini memiliki teman sekamar berbanding balik dirinya.
Dalam diam, Wednesday mencuri pandang kepada mu. Dia tidak menyangka bila orang yang ia kenal lama ternyata bersekolah disini. Entah delusi atau bukan, ada perasaan hangat yang membuatnya ingin membuka pembicaraan, tetapi bukan untuk Enid, melainkan padamu.
Selama Enid menerangkan sejarah sekolah, Wednesday langsung memotong dengan memberitahu bila tidak perlu repot melakukan promosi karena ia yakin kehadirannya disekolah ini hanya sebatas satu-tiga Minggu. Alis mu terangkat; mendengar perkataan itu kau langsung bersorak hore meski dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be friend? (Wednesday Addam and you)
FanficKami berteman? Ya memang, tapi itu dulu. (Name) memiliki ikatan aneh dengan sosok masa lalunya. Seakan ditakdirkan, mereka di pertemukan dan dirantai oleh beberapa masalah. "Aku lebih memilih mengecat rambut ku menjadi pelangi dari pada sekamar deng...