1

22 4 2
                                    

"BANG LO KALO MASIH LAMA GUE TINGGAL YA NYET!"

"YA SABAR NYISIR DULU GUE ELAHH"

Seperti biasa, keributan selalu terjadi di kediaman Cahyo. Tidak peduli pagi, siang, atau malam pasti ada saja hal yang membuat seorang duda anak 4 ini menghela nafas lelah.

"BANG, GUE ITUNG SAMPE LIMA YA, KALO GA TURUN LO KE SEKOLAH JALAN KAKI YA!!", teriak Jevan

"Iya iya ini gue turun elah." Jawab Dean menuruni anak tangga

"Lama banget bang Dean, dasar lelet!", cerca si bontot Ghani

"Heh tot denger ya, ketampanan seorang laki-laki itu terletak pada rambutnya" Dean menunjuk rambutnya yang sudah tertata rapih, "jadi jangan salain Abang kalo lama gegara nyisir".

"Halah, mau Lo nyisir pa kagak tetep gantengan gue", celetuk Regi

Yah, memang karena kepintarannya regi menjadi cukup populer di sekolah, tentu saja itu membuat Dean sedikit iri dengannya.

Sebenarnya Dean juga tidak kalah populer dari regi, karena ia menjadi vokalis band di sekolahnya, namun karena sifatnya yang sangat jamet membuat Dean menjadi sedikit dijauhi oleh beberapa anak perempuan.

"Berisik, urusin aja olimpiade Lo noh", jawab Dean

"haduuuhhh, ini kapan berangkatnya sih????, Keburu telat nantiiiii", teriak Ghani frustasi. Ia capek menunggu.

"Iya, oke ayo berangkat", jawab Jevan

"Papiw eykeh berangkat dlu yaw",  Dean membalikkan telapak tangannya ke atas

"Ngapain kamu?, Minta digandeng?", tanya Cahyo

"Duda satu ini awikswoks sekali, minta uang papiww", jawab Dean

"Hadeh, minta uang aja cepet" Cahyo merogoh kantong celananya dan mengeluarkan beberapa duit berwarna merah, "nih jangan kamu pake semuanya, sebagian tolong kamu belanjain bahan-bahan buat makan di kulkas udah kosong soalnya."

"Shap!"

"Papiw pergi dulu, dadaahhh" pamit Ghani yang melambaikan tangannya dari dalam mobil

"Hati-hati ya nak, Regi bawa mobilnya jangan ngebut atau uang jajan kamu papa potong 50 ribu", Ucap Cahyo yang ikut melambaikan tangannya

"Bawanya ngebut aja gi, biar uang jajan Lo yang dipotong masuk dompet gue", ucap Dean

"Si Radean satu ini namanya minta dimusnahkan dari KK ya"

"AHAAAHAHA, becanda papiw, serius amat pantes keriputan"

"RADEAN!" Cahyono sudah bersiap melemparkan sendalnya ke arah Dean

"GI CEPET GI JALAN!, MAUNG JANTAN NGAMUK"

Tanpa pikir panjang Regi segera menjalankan mobil, membuat Cahyo mengurungkan niatnya untuk melempar sendal, ia hanya menghela nafas gusar.

"Gusti, kuatkan hamba"

***

"Pulang jam berapa tot?" tanya Regi

"Hiih, ya kayak biasa lah A, masa udah puluhan taun berangkat bareng masih nanya aja" Jawab Ghani

"Nanya doang dek, ya Allah hiiih," Regi menahan diri untuk tidak mencubit pipi adeknya. Antara gemas sama geregetan, "nanti pulang naik brojek aja, aa sama Abang mau pergi belanja"

"Pulang nya jangan lama-lama," ucap Jevan

"Nape? enak kali betiga di rumah ditemenin sama kuntiy"

"Bang Dean Lo bisa gasih gausah nakut-nakutin gue sama Ghani?" Ujar Jevan dengan kesal

"HAHAHAHAHAAH," tawa keras Dean seketika menggelegar, membuat Jevan kembali menggerutu kesal, "malu dek sama gue-"

"IYA MALU SAMA LO 2022 KOK GAYA RAMBUT MASIH NGE EMO" potong Jevan, ia segera menarik tangan Ghani untuk masuk ke sekolah.

"HEH, SIALAN LO JEPARAN, INI BUKAN MODEL EMO YA,"

Jevan memeletkan lidah sebagai respon dan kembali berjalan bersama Ghani. Sementara Regi? Ia hanya tertawa keras sambil memukul stir mobil.

Wah, pagi yang indah😊

***

Kriing..kriingg

Bel tanda istirahat berbunyi, Jevan memasukan buku-bukunya ke dalam tas, dan bergegas menuju kantin. Ia sudah tidak bisa menahan lapar di perutnya.

Saat sampai di kantin ia melihat Ghani bersama beberapa temannya, segera saja Jevan menghampiri mereka.

"Noh si Jepan udah dateng," ucap laki-laki bernama Angga

"Lama banget sih Lo, keburu tua gue nunggunya," saut lelaki di sebelah Angga. Raka namanya

"Berisik Lo!, gue kesini juga buru-buru ya jink!" Balas Jevan, "udah pesen makanan belom?"

"Udeh, Jevan tinggal duduk tenang aja disini," jawab Ghani

Tak lama pesanan pun datang, Ghani dan yang lainnya pun segera menyantap lahap makanan mereka masing-masing.

"Lagian ya jep, Lo itu cari temen lah, masa ga malu temenan sama kita mulu," ucap Raka

"Heh! Seharusnya Lo pada bersyukur gue masih mau jadi temen kalian," Jevan meminum air putih yang tersedia di atas meja, lalu ia kembali melanjutkan ucapannya, "kalo gaada gue siapa yang mau ngajarin kalian pas ulangan? Gaada kan? Sujud sukur Lo pada seharusnya"

"Wah parah ni, si Jepan bilang Lo bodoh," ucap Angga menyenggol lengan Ghani

"Heh gue gaada bilang si Ghani bodoh ya, gausah buat gue berkata kasar," geram Jevan yang dibalas tawa cekikikan dari Angga

Jevan menatap Angga yang masih ingin membuka mulut untuk kembali mengompori suasana, namun sepertinya ia harus menelan kembali semua kata-kata nya karena dipelototi oleh Jevan.

"Udah berantem mulu, Ayo ke kelas," Raka yang sudah selesai makan segera pergi meninggalkan kantin, diikuti oleh ketiga temannya.

"Jevan Jevan," panggil Ghani

"Hm" Jevan merespon panggilan Ghani dengan mata yang masih fokus ke layar hp nya

"Bulan Desember kan ada konser tuh, nonton bareng yuk!" Ajak Ghani, ia sudah lama ingin mengatakan hal ini kepada Jevan, namun ia sering kali kelupaan

"Hah? Konser apaan dek?"

"Itu lohh masa gatau siiiih, festival DERIA, alias Desember Ceria," jawab Ghani

"Desember kapan emang?"

"Desember awal kayaknya?  Tapi aku juga lupa, nanti liat lagi deh" Ghani menatap Jevan yang masih sibuk dengan hp nya, merasa dicuekin oleh Jevan, Ghani menyenggol lengan Jevan cukup kuat. Karena hal itu, Jevan yang sedang berjalan didekat kolam pun hampir tercebur

"DEK! apa-apaansi? Kalo Jevan jatoh terus baju Jevan basah semua gimana?" Ucap Jevan dengan kesal

"Lagian aku ngomong dicuekin," jawab Ghani

"Ya sabar, tadi Jevan lagi chattingan sama papiw," Jevan terbengong sebentar, ia merasakan sesuatu yang hilang dari genggamannya, "bentar... Hp gue... DEK HAPE GUE MANAAAAA?" Histeris Jevan, ia kelimpungan sekarang.

Netra nya menangkap sesuatu yang tenggelam di dasar kolam sekolahnya, benda pipih yang ia cari-cari. Ghani sendiri sudah panik duluan menyadari bahwa hp milik Jevan tercebur ke kolam karena ulahnya.

Jevan menggeram marah, "adeek, kamu tau didalam hp itu banyak data milik Jevan?"

Ghani menganggukan kepalanya sebagai respon, ia terlalu takut untuk berbicara

"Dan sekarang hp aku udah kecebur karena ulah kamu, aku gamau tau kamu bilang sama papa sendiri, aku gamau kena omel papa," setelah mengatakan hal itu, Jevan segera meninggalkan Ghani yang masih berdiri di dekat kolam

"Mampus deh, mana papa kalo soal barang pribadi tegas banget lagi," Ghani menggigiti kukunya sendiri, "aku bakal dikepret ga ya kayak bang Dean?"

***

Gatau, ak seneng bisa nulis lagi doain semoga bisa sampe tamat😭🤲🏻

papiw and his sonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang