Ghani nampak gelisah, sedari tadi ia sibuk memikirkan cara agar terhindar dari amarah papiw nya.
"Haduh, gimana ya," gumam Ghani
Mata Ghani melihat Jevan yang sedang menuruni tangga
"Jev, pliss bantuin aku ngomong ke papiw soal hp kamu," pinta Jevan
Jevan menaikan sebelah alisnya. "Ngomong aja sendiri, lagian siapa suruh nyenggol-nyenggol,"
Ghani berlutut sembari memegang celana panjang yang dipakai Jevan, "jev pliss, nanti Jevan boleh makan semua Chiki yang aku punya, Jevan juga boleh pake kolor aku sepuasnya, nanti aku juga bakal kasih nomor Chika deh beneran janji"
"HEH, ELO YANG SERING PINJEM KOLOR GUE YA," Jevan menghela nafas lelah
"O-oke dibalik, aku janji gaakan minjem kolor kamu lagi, hehe," Ucap Ghani dengan cengirannya
"Tetep aja gue gamau," tolak Jevan mentah-mentah
"Jev, kamu tega sama aku? Kamu tega aku dikepret kayak bang Dean? Kamu tega Jevan???" Ghani menarik-narik celana yang Jevan kenakan
"Bacot Lo, sana pergi gue mau ke warung,"
"Jev? Kamu bener-bener tega? Jev pliss aku moh-"
"Hih berisik banget sih, lama- lama gue yang kepret elo," Jevan berusaha melepaskan tangan Ghani dari kakinya, " Ya, nanti gue bantu"
"Beneran? MAKASIH JEVAN aku sayang Jevan," Ghani memeluk kaki Jevan dengan kuat
"Ni lepasin, gue mau ke warung,"ucap Jevan, namun Ghani tidak mendengar ucapannya, ia tetap memeluk kaki Jevan dengan kuat
"Ni, nanti celana gue melorot,"
Tidak peduli dengan ucapan Jevan, Ghani semakin mengeratkan pelukannya "Jevan pokoknya aku say-"
breet
Karena pelukan Ghani yang kencang, Jevan kehilangan keseimbangannya, alhasil Jevan jatuh dan celana yang ia gunakan robek.
"Jev... Aku bisa jelasin," ucap Ghani, ia mundur secara perlahan
"GHANI!, SINI LO!!" teriak Jevan, ia mulai mengejar Ghani yang sudah lebih dulu berlari
"IYA, AMPUN MAAFIN AKU JEVAAANNN"
***
Jevan menghela nafas gusar, sesekali ia memegang perutnya berharap bisa meredam rasa lapar, namun tetap saja mustahil perutnya masih berbunyi hingga saat ini.
" Ck!" decak Jevan, ia mengambil hp milik Ghani yang berada di atas meja dan mulai mengetikkan sesuatu.
Setelah selesai mengetik, Jevan menaruh kembali hp milik Ghani di atas meja.
Tak lama Ghani datang menghampiri dan duduk di sebelah Jevan.
"Bang Dean lama amat, aku laper," ucap Ghani ia juga sesekali mengusap perutnya
"Tau tuh, paling bentar lagi pulang, tadi udah gue chat pake hp Lo" jawab Jevan
"HAH? JEVAN GA BILANG APA-APA KAN SOAL HP JEVAN??" tanya Ghani sedikit panik
Jevan hanya menaikan kedua bahunya sebagai respon, membuat Ghani berdecak kesal. Ghani membuka ponselnya dan membaca chat yang dikirimkan oleh Jevan
"Iiiih, Jevan kok bilang gitu sama papiw" ucap Ghani sembari menghentakkan kakinya
"Emang gue peduli? Derita Lo itu mah," jawab Jevan
Mendengar itu Ghani meraih bantal sofa lalu ia memukul Jevan menggunakan bantal itu, "nyebelin banget Jevan!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
papiw and his sons
Teen Fiction"PAPIW BANG DEAN GANGGUIN AKU MULU" "BOHONG AKU LAGI DIEM PA" "PAPIW JEVAN KORUPSI MAIN MONOPOLI" "APAANSIH, KALO GA JAGO MAIN GAUSAH NGADA-NGADA" intinya seperti itu keseharian seorang papiw bernama Cahyo, hampir setiap hari ia mendengar keributan...