"BANG DEAN BANGUN!!!, UDAH JAM BERAPA INI!" Jevan berteriak dengan tangan yang terus menggedor-gedor pintu kamar Dean. Padahal masih pagi, tapi kelakuan Dean membuat emosi Jevan meledak-ledak.
"YA ALLAH BANG! LO KALO GA BANGUN JUGA GUE DOBRAK YA INI!" Tolong jangan menguji kesabaran Jevan yang setipis tisu dibagi dua.
Sementara itu dari dalam kamar Dean berteriak malas, "iya elah, berisik banget masih pagi loh jev."
Jevan melotot mendengar jawaban Dean, ia kembali berteriak di depan pintu kamar Dean. "YA MAKANYA MASIH PAGI GUE BANGUNIN ELO!!"
Dean berdecak sebal, "ck! emang udh jam berapa sih??"
"SETENGAH TUJUH."
Mata Dean yang awalnya masih tertutup kini terbuka lebar ia menengok jam yang berada di kamar nya untuk memastikan perkataan jevan. Dan ternyata benar! Sudah jam setengah tujuh.
Dengan tergesa-gesa, Dean bangkit dari kasur menuju kamar mandi, ia segera memulai ritual mandinya. Samar-samar ia mendengar teriakan Jevan dari luar kamarnya.
"LO KALO LAMA KITA TINGGAL!"
***
Dean turun dari kamarnya menuju ruang makan, terlihat papiw dan ketiga adiknya yang sudah selesai memakan sarapan mereka.
"Pagi tot," sapa Dean, ia menghampiri Ghani lalu memencet hidungnya.
"BANG DEAN!" jerit Ghani memukul tangan Dean yang masih terus memencet hidungnya.
"Buruan makan! Gausah jailin Ghani dulu," ujar Jevan menatap malas kelakuan Abang satunya itu.
"Gue makan di mobil aja," jawab Dean
"Apaansih? Lo kan nyetir hari ini," sungut Regi
"Yaudah gue nyetir sambil disuapin Lo," jawab Dean enteng
Regi menatap Dean dengan sinis. "Dih? Ogah."
"Kalo gitu... Jevan aja yang bawa mobil," seru Dean menjentikkan jarinya.
"Jangan macam-macam kamu," Sahut Cahyo menatap tajam Dean
"HAHAHAHA, enggaklah aku juga masih mau idup kali piw." Dean memasukan sarapannya ke dalam kotak bekal tak lupa ia mencium punggung tangan Cahyo.
"Ayo berangkat," ajak Dean.
***
"Lo pada pulang naik ojek aja ya," ucap Dean dari dalam mobil.
"Lah? Emang Lo mau kemana?" tanya Jevan.
"Gwue"-Dean mengunyah makanan yang ada di mulutnya-"ada latihan band, Regi ikut sama gue," jawab Dean
"Bareng aja, gue juga ada futsal hari ini," ujar Jevan
"Lah, terus aku gimana?" tanya Ghani
Dean menatap Ghani yang memasang tampang memelas. "Lo naik gojek aja."
"AKU KAN LAGI PUASA JAJAN ABANG!" teriak Ghani
Dean tertawa mendengar teriakan Ghani. Sungguh, ia lupa kalo adiknya ini sedang puasa jajan. "HAHAHHAHA, maaf-maaf gue lupa Lo lagi disuruh puasa jajan." Dean nampak berfikir, sedetik kemudian ia menjentikkan jarinya. "Nah, Lo pilih, mau ikut nonton gue latihan apa nonton si Jevan futsal?"
Ghani berfikir sejenak mengenai tawaran dari Dean. "Mmmm... aku ikut abang aja deh," ucap Ghani
Dean berseru senang, "oke, pulang sekolah gue jemput."
"Oke Abang, aku sama Jevan masuk dulu. Dadah." Ghani melambaikan tangannya pada Dean dan Regi.
Dean membalas lambaian tangan Ghani, setelah itu ia kembali membuka mulut. "Aaaaaaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
papiw and his sons
Teen Fiction"PAPIW BANG DEAN GANGGUIN AKU MULU" "BOHONG AKU LAGI DIEM PA" "PAPIW JEVAN KORUPSI MAIN MONOPOLI" "APAANSIH, KALO GA JAGO MAIN GAUSAH NGADA-NGADA" intinya seperti itu keseharian seorang papiw bernama Cahyo, hampir setiap hari ia mendengar keributan...