Bagian ini didedikasikan untuk seseorang yang berhasil membuatku jatuh cinta.
Mungkin saat ini kamu sedikit terkejut karena namamu berada dalam judul bagian dari cerita ini. Tahun 2019 yang lalu, aku sudah pernah meminta izin padamu untuk menggunakan nama belakangmu sebagai judul dari sebuah cerita yang akan aku tulis dan kau menyetujuinya.
Tahun-tahunku selalu hadir kisah tentang rasa yang terhenti pada titik dimana aku hanya dapat mengagumi. Sebab ada beberapa hal yang lebih dari cukup untuk dinikmati, tanpa ada langkah untuk memiliki. Mereka menyebutku pengangum rahasia, yang selalu sadar akan dimana posisinya. Tak perlu berbalas rasa maupun mengemis cinta. Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorang pun pandai menilai cinta. Karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata. Sebaliknya, cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan saja.
Menuju tahun kedua, hatiku tak kunjung berpaling darimu. Entah sudah berapa ribu prosa yang pernah ku tulis tentangmu. Rasanya aku ingin berhenti sejenak untuk bercerita. Cukup diam di sini, memandangimu dari kejauhan. Aku selalu kehabisan kata-kata. Kemampuanku untuk menciptakan diksi yang rumit secepat itu menghilang. Hingga aksara menjelma bak rantai yang membelenggu seluruh isi hatiku.
Aku tak menaruh harapan lebih padamu. Tapi hanya ingin kau tahu, ada seseorang yang sepenuh hati sedang kau tatap, meski sejujurnya berada di sampingmu tanpa kau tahu, perasaanku pun sudah bahagia.
Memang, hanya sebatas memandang. Tapi rasa membuncah tak karuan. Cemburu, bukan hak. Memiliki, apalagi. Karena nyatanya kamu bukan atau bahkan tak akan termiliki. "Oyy!" sapamu singkat.
Aku hanya tersenyum melihatmu berjalan mendahuluiku.
Aku melamun sejenak, teringat adegan tahun lalu tepatnya bulan Februari 2018. Aku sedikit berbagi jajan ke teman sekelas dalam rangka hari ulang tahunku. Kelas cukup ramai saat itu, hingga beberapa orang dari kelas sebelah ikut menimbrung lalu mengucapkan selamat untuk diriku, termasuk kamu.
Kamu mengucapkan 'selamat ulang tahun' dengan jelas kepadaku. Bahkan jika saat itu aku sedang memegang ponsel, mungkin aku akan suka rela merekam ucapanmu.
Kau tahu seberapa bahagianya diriku?
Hal kecil yang menurutmu tidak berarti dan mudah kau lupakan itu justru akan selalu membekas dalam ingatanku hingga tahun ini. Aku cukup kecewa saat kau langsung pergi menjauh dariku. Kita memang tidak pernah dekat bahkan bisa dikatakan hanyalah orang asing yang kebetulan satu angkatan. Tapi orang asing ini justru menyempatkan diri membuat akun palsu untuk mengintaimu, mencari tahu apa kegiatanmu, apa yang kau sukai, bahkan siapa yang sedang kau dekati. Ternyata mencintaimu saja tidaklah cukup. Aku tetaplah pecundang bodoh yang terlalu takut akan jawabanmu suatu hari nanti.
Akulah pihak yang bersalah akan kisah yang ingin ku rangkai. Aku takut gagal bahkan sebelum memulai.
Jikalau pun aku harus mengakui perasaanku padamu. Yang pertama akan ku ungkapkan bahwa aku pernah sebegitu dalam menyimpan rasa padamu. Kurang lebih hampir 2 tahun ini. Maaf sebelumnya, aku tak pandai mengungkapkan cinta dan aku sadar diri kepada siapa aku jatuh cinta. Jika cinta memang jatuh pada orang yang tidak bisa bersamaku. Maka biarkan rasa unu aku simpan beberapa waktu hingga waktu tertentu. Kemudian, yang kedua. Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu. Terima kasih, sebab dari mencintaimu. Aku percaya bahwa mencintai tak harus memiliki.
Mungkin ini hanyalah kisah cinta yang belum kesampaian. Tahukah kamu bahwa cinta yang paling romantis adalah cinta yang tidak pernah kejadian?
Dan yang ketiga, maaf. Aku minta maaf jika aku sering mengambil fotomu tanpa seizinmu. Aku bahkan meminta beberapa fotomu pada teman sekelasmu yang aku kenal. Hanya untuk memastikan bahwa aku selalu mengingat wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlimited Hugs
Romance"Aku lebih suka bertaruh untuk luka yang baru atau dapat bahagia sekalian, dibanding harus membenamkan diri dalam luka dengan kisah yang pernah ada di masa lalu. Hari ini adalah perjalanan dengan isi kemungkinan apapun. Kemarin hanya cerita yang jik...