- 001

7 0 0
                                    

Gemerlap bintang masih menghiasi langit yang gelap, seorang gadis telah terbangun dari tidurnya, bersegera menggambil sedikit demi sedikit air untuk di basuhkan ke area tubuhnya. Waktu telah menunjukkan pukul 02:35, Hasminah memulai percakapan dengan Tuhannya. Dengan penuh ke khusyukan di setiap gerakan shalatnya tak terasa butiran demi butiran menetes keluar dari kelopak matanya,

Begitu syahdu malam ini, membuat Hasminah memanjatkan beribu doa dan ungkapan kepada Rabb-nya, mengadukan setiap keluh kesah yang di rasa, dan mensyukuri setiap pemberian-Nya yang tiada tara, hingga tak terasa adzan subuh telah berkumandang, membuat Hasminah melanjutkan shalatnya.

^^^^

Matahari yang masih belum siap menampakkan diri sepenuhnya, terkalahkan dengan Hasminah yang telah siap dengan abaya dan hijab senada yang tak lupa menutupi sebagian tubuhnya

Tok tok tok "assalamualaikum kak Mina! Buka pintunya dong" Hasminah yang tengah menyiapkan tasnya terperanjak dengan sautan dari luar kamarnya

"Waalaikumsallam, iya Amara, tunggu!"
Di buka pintu kamar oleh pemiliknya dan langsung menampakan sesosok anak telah siap dengan seragam putih-birunya tengah tersenyum sumringah

"Wah, masyaallah yang udah ga sabar masuk sekolah lagi, mana masih kecium bau seragam baru" tekekeh sambil menerima uluran tangan Amara, terkadang menggoda Amara adalah salah satu keseharian Hasminah

"Ih mana ada, udah mara cuci tau seragamnya" dengan cemberut menempelkan tangan Hasminah di keningnya

"Iya iya, kenapa tumben manggil kakak jam segini, biasa juga kakak yang panggil?"

"Ya namanya juga semangat baru masuk smp kak hehe. eh iya terus itu, abi suruh Mara panggil kakak"

"Terus sekarang abi di mana?"

"Di halaman belakang lagi ngasih makan ikan"

"Oh yaudah kalo gitu kamu sarapan, kakak mau samperin abi dulu"

"Yaudah Mara duluan ya, soalnya nasi goreng sudah menunggu. Byby!"

menggelengkan kepala, Hasminah tak habis fikir dengan Amara yang selalu bersemangat jika sudah bersangkutan dengan makanan

Menuju halaman belakang, dari kedekatan Hasminah telah melihat sesosok lelaki sedang duduk dengan santai di depan kolam ikan, beliau yang telah merawat dan mendidiknya seperti anak kandungnya sendiri

"Assalamualaikum abi" mendapatkan salam dari belakang membuat abi Dzikri menghentikan aktifitasnya dan memalingkan wajahnya. melihat sesosok gadis yang telah lama ia rawat dan besarkan dengan sepenuh hati

"Waalaikumsallam, sini Mina duduk" seperti ada hal serius yang akan di bahas, membuat Hasminah langsung menurut dan mencium tangan sang paman "abi mau bahas sesuatu?"

Mendapat anggukan dari sang paman membuat Hasminah tiba-tiba di landa perasaan tak enak, entah kenapa karna jarang sekali abi Dzikri berbicara serius seperti ini

"Mina yang shalihah, keponakan abi yang sudah abi anggap anak abi sendiri, kamu sudah tahukan ayah dan bunda kamu lusa akan pulang?" Mendapat anggukan dari Hasminah membuat abi Dzikri mengambil salau satu tangan keponakannya dan melanjutkan perkataannya

"Ayah kamu bilang, setelah sampai.. mereka akan langsung mampir kesini sambil menjenguk kita dan menjemput kamu, abi kaget awalnya ayah kamu tiba-tiba bilang akan pulang ke Indonesia, tapi abi fikir ayah dan bunda kamu telah rindu dengan putrinya ini" dengan kekehan yang memiliki makna tertentu bembuat Hasminah berusaha menahan sebulir cairan turun ke pipinya

"Abi jangan khawatir ya, Mi-mina gaakan kemana-mana, walau ayah dan bunda orang tua kandung Mina, tapi yang selalu di sisi Mina kan abi sama umi, abi tenang aja kalo semisal entar Mina tinggal sama ayah bunda.. Mina, Mi-na bakal tetep sering ke sini. Ini jugakan 'rumah' Mina?"

"abi tau, kamu pokonya harus nurut sama ayah dan bunda kamu ya, ingat selalu sama apa yang udah abi ajarkan ke Mina, selagi orang tua kamu ada di dekat kamu selalu bakti dan layani mereka sebagai mana kamu bakti dan layani kami, bahkan harus lebih. Jangan mengecewakan mereka, abi pesan sama kamu ya"

Pecah sudah tangisan yang Hasminah tahan sedari tadi, di peluk tubuh sang paman dan terisak di dekapannya, pilu rasanya jika membahas hal ini

"Abi, padahal Mina gaakan kemana-mana, Abi jangan fikir yang macem-macem, Mina hiks.. Mina gaakan kemana-mana"

"Kamu tau kan, Abi dan Umi sayang sama kamu sama seperti Abi dan Umi sayang sama Mara" elusan lembut di ubun kepala yang di rasa membuat mina semakin mengeratkan pelukannya

"Tau, Mina juga sayang sama Abi Umi, sama Mara" melepaskan pelukan, lalu mendapat kekehan dari pamannya membuat Hasminah langsung mengusap kasar wajahnya

"Masa udah masuk perguruan tinggi, mau ospek pula, malah cengeng kaya gini, udah jangan nangis kita sarapan yuk" kekehan yang meneduhkan malah membuat hatinya bertambah pilu

"Iya abi maaf Mina cengeng" 

"Abi, Mina sini kita sarapan dulu" entah sejak kapan Umi Rumifah telah berdiri di samping pintu masuk sembari tersenyum yang siapa saja jika melihat senyumannya akan merasakan keteduhan

Setelah sampai di meja makan, mereka melihat Mara yang sudah menggigit sendoknya

"Ini kenapa baru pada datang, udah jam segini baru sarapan, bisa-bisa entar Mara telat dapet bangku paling depan"

"Maaf ya Mara, abi.. biar Mina aja yang antar Mara ke sekolah"

mendapatkan anggukan dari Abi Dzikri yang bertanda di izinkan membuat Mara menjadi bersemangat karna tidak akan mengalami macet yang membuat dirinya kesal karna biasanya abi Dzikri-lah yang mengantarnya menggunakan mobil, tapi siapa tahu bahwa semangatnya pun ada maksud tertentu selain itu

"Bener ya kak? Mara berangkat 10 menit lagi loh"

"Bener dek, yaudah cepet makannya"

"Mina, abi lupa bilang ke kamu, lusa jangan lupa kosongkan semua jadwal kamu ya"

"Iya abi tenang aja".

💐💐💐

Ceri, 12 juny 23

HASKARNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang