Putus cinta memang menyakitkan, tapi kehilangan seseorang yang tidak menghormati dan menghargaimu sebenarnya adalah keuntungan, bukan kerugian!
Be brave and let it go!
---------------------------------
Cukup bersabar kurang lebih sepuluh menit, akhirnya 3 sekawan itu dapat menuntaskan rasa penasaran mereka.
"Mari merapat!! Kita Flashback kawan!" ajak Tiwi.
-Beberapa jam sebelumnya.
Tiwi dan Raihan sedang berjalan beriringan sembari bergandengan tangan menuju Resto yang telah di pilih Tiwi.
"Kita mau makan di mana emangnya, Wi?" tanya Raihan yang sebenarnya pasrah harus jalan digandengan oleh sang Pacar. Tau kan alasannya, dia masih ragu dengan Tiwi yang habis dari kamar mandi sebelumnya.
Plislah~ Tiwi ngangkat rok aja kagak tadi!
"Ada resto keren dan tema anak muda gitu, baru buka di sini." Tiwi antusias memberi tahu sang Pacar tentang Hidden Gem yang berhasil dia temukan.
Raihan menatap ragu setelah mendengarnya, lantas Tiwi yang memperhatikan perubahan ekspresi pacarnya itu, dia bertanya, "Kenapa?"
"Kita makan di tempat biasa aja, gimana? Lagian kan itu retoran baru, jadi belum tau rasanya."
Tiwi jadi ikut terbawa keraguan.
"Tadi kita lewatin Food Court, makan di sana aja ... lebih variatif dan ekonomis," imbuh Raihan dan tersenyum.
"Heum ... ya udah, deh." Tiwi akhirnya pun menyetujuinya dan mereka putar balik menuju Fodd Court.
◦ ◦ ◦
"Untung gak terlalu rame," desah Raihan lega.
Tiwi tersenyum canggung, ternyata ini alasannya gak mau ke resto sebelumnya -takut ramai dan banyak anak muda yang nongkrong. Ck! Harusnya dia bisa nebak itu, tipikal Raihan yang gak suka keramaian.
"Kita duduk di sana?"
Tiwi mengikuti arah yang ditunjuk, dia menghela nafas berat. 'Yang bener aja ... udah paling pojok, gak ada pemandangan -malah tumpukan kardus.
'Arrrgggghhh~ Raihan! Rasanya gemes, sampe pengen nyekek deh.'
"Ayo!" Raihan menarik Tiwi menuju bangku mereka. Sementara Tiwi dengan enggan berjalan mengikuti pacarnya itu.
Setelah mereka memesan makanan, Raihan dengan anteng membuka dan membaca buku-buku yang tadi dia beli -meninggalkan Tiwi yang tampak bosan diabaikan.
"Rai~ masa pacarnya dianggurin! Emang gak cukup belajar di sekolah?" protes Tiwi dan merebut buku yang sedang dibaca Raihan.
"Oh ... maaf, kamu bosan ya?" tanya Raihan dengan polos dan senyum cerahnya.
'Sadar Tiwi! Jangan kalah, itu semua cuma godaan sesaat,' ucapnya mensugesti diri sendiri dan semakin kuat memeluk buku milik Raihan.
"Iya! Aku bosan banget!! Kalo kamu yang diliatinnya buku terus, pacaran aja sama buku!" sungutnya merajuk.
"Maaf~ gak aku ulangin," ucap Raihan dan berpindah tempat duduk di samping Tiwi, lalu dia menarik tangan gadis itu dan menggenggamnya. "Jangan marah ya, Sayang."
Jlep!!
Hanya dengan satu kata, pertahanan Tiwi runtuh.
"Iya," jawabnya malu-malu dan meletakan bukunya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Bunglon dan Pangeran JIN
Fiksi RemajaTiwi Si Cewek Bunglon, dengan beragam sifat ajaibnya yang berubah-ubah tergantung situasi dan moody. Hobi Fangirling lintas dunia dan dimensi, alias naksir cowok-cowok yang haram dimiliki -akibat baper, koper (korban perasan) dan gamon. Lalu suatu...