A Letter I

250 35 3
                                    

Aku terbangun dan membuka perlahan mataku untuk menyesuaikan silau dari matahari aku terduduk di tempat kasurku dan menatap jam dinding, jam dinding yang sudah jam 9 lewat 15 menit.

Sfx:sigh

Aku menghela nafas dan melihat sekitar kamarku, aku terhenti saat melihat sanzu berada di sofa dengan tangan di silangkan dan merebahkan tubuhnya di sofa dengan posisi nyaman yang tengah tertidur pulas.

Melihat sesekali sanzu menyipitkan matanya aku pun bangkit dari kasur dan menutup gorden putih hingga gorden itu hanya terbuka sebelah.

Aku pun mendekat ke arah sanzu yang tengah tertidur, apa dia yang seharian menemaniku di kamar?

Aku pun menoleh ke arah kasurku dan mendapati botol termos kecil, aku pun membuka tutup termose itu dan mendapati aroma dark chocolate yang menenangkan, aku pun tersenyum dan menuangkan ke cangkir kecil yang sudah ada tersedia di termose kecil itu.

Saat minuman coklat itu masuk ke mulut dan itu membuat perutku hangat, aku pun menatap sanzu kembali, lalu aku menuju lemariku untuk mengambil selimut.

Aku membawa selimut itu ke arah sanzu dan memakaikan selimut itu di atas tubuhnya, namun saat hendak menutupi tubuh sanzu dengan selimut sanzu menarik tanganku hingga aku jatuh di atas dadanya.

Aku sangat terkejut dengan sanzu yang terbangun dengan menarik tanganku dengan kuat, membuat pergelangan tanganku sakit.

"ano.. Sanzu san tolong lepaskan cengkeraman mu, ini sudah mulai sangat sakit"-ujarku

Sanzu terdiam dan melonggarkan cengramanya, di sana aku mengintip menatap arah sanzu. Dan sanzu sedang memandangku, pandangan itu sungguh intens membuatku ketakutan.

Sanzu saat itu juga menarik tubuhku semakin menempel pada dada bidang nya, dan aku tenggelam di ceruk leher sanzu, sungguh orang ini berat banget, bisa bisa aku mati kehabisan nafas.

Aku pun menjambak rambut dengan kuat membuatku terhuyung ke belakang, namun dengan sigap sanzu menopang punggungku, namun di saat itu juga aku mensengar suara pintu yang terbuka.

Sfx:Cleck

"ekhem, apa ini, apa istriku selingkuh dariku dengan pria lain yang tak lain sanzu tangan kanan ku?"

Aku membelalakan mata dan mendoring tubuh sanzu hingga terduduk di sofa kembali, aku pun bergegas ke arah mikey dan menjelaskan.

"bukan seperti yang kau lihat, aku hanyanter sandung untungnya ada sanzu yang membantu, jika dia tak membantuku aku pasti sudah terluka oleh benturan dari meja kayu jati ini"-ujarku sembari melingkarkan tanganku ke tangan mikey.

Mikey menepis nya dan menatap tajam sanzu.

"sanzu, aku ada misi untukmu, 5 menit lagi datanglah ke ruanganku, dan kau pergilah dari sini akuningin berbicara dengan takemitchy"

Sanzu menunduk dan pergi meninggalkan kami berdua, namun saat utu kecanggunan membuat ku tersika.

"mikey, maaf waktu itu aku sudah merepotkan mu, aku sungguh ceroboh jadi maafkan perbuatanku ini"-ujarku pelan.

Mikey masih menatapku, ah mengapa ini terjadi padaku, aku sudah cukup kejadian malam itu, sungguh mengerikan!

"ya kau adalah beban, aku cukup lega kau mengetahuinya dan sadar diri, lalu apa kau sudah gila hingga kau menabrakku dan jatuh pingsan!"

Aku menunduk, rasa nyeri yang sakit ini menghujani hatiku kembali, akh... Ittai yo... Kapan mikey bisa menataoku penuh kasih dan berbicara padaku secara lembut.

"maaf"

Hanya kata itu yang ku ucapkan sebelum aku berdiri ingin meninggalkan mikey di kamarku, namun suara mikey membuatku terhenti.

Bersamamu ku tersiksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang