Me and My Coffee

9 0 0
                                        

Ini adalah hal yang lucu bagiku, aku bukanlah seseorang yang sangat suka sekali dengan secangkir kopi tapi, aku hanyalah orang yang termotivasi dengan rasa pahit yang timbul dari kopi itu sendiri.

Aku fikir, rasa pahit yang ada pada secangkir kopi itu sudahlah menjadi ciri khas baginya. Tidakkah kaliah terfikir, bahwa rasa pahit yang ada pada secangkir kopi itu juga, ku ibaratkan seperti pahitnya kehidupan kita di dunia.

Bahwa, dunia ini tidak selama nya manis karna dalam manis itu terdapat pahit yang tersembunyi. Sebaik-baiknya seseorang menjalani dunia, dipastikan akan selalu ada kekurangan bersamanya.

Aku bukan seseorang yang ahli dalam berpuisi dan berintuisi. Bahkan, aku berkali-kali gagal dalam mencobanya. Namun, itu hal yang wajar, bukan? Aku selalu merasa jauh dari pada orang lain yang berani memulai lebih dulu ketimbang diriku.

(1) Kenapa Kopi?

Karena pahitnya ibarat luka,
dan aku terlanjur sangat menikmatinya.
Bersama cahaya merah sandyakala,
dengan secangkir kopi rasa moka.

(2) Fatamorgana

Jika kau mengejarnya, ia akan berlari bak cakrawala.
Jika kau mengejarnya, tak akan ada kepuasan di dalamnya.
Itulah dunia,
yang kau lihat secara nyata,
Namun, ketika kau berlari menghampirinya,
Kau tak akan pernah bisa menggapainya.
Karena ia hanyalah, Fatamorgana.

(3) Di sudut kamar itu

Aku hanyalah seorang pemalu,
Yang berdiam diri dibalik kamar itu.
Aku hanyalah seorang pemalu,
Yang duduk termenung diri penuh pilu.
Aku hanyalah seorang pemalu,
Yang mencoba mendobrak pintu itu.

Di sudut kamar itu,
Aku menatap diri, dengan senyum penuh arti.
Kini, aku berani, menunjukkan jati diri ini.

(4) Tahan Ragu

Bukan kesalahanmu, mengapa merasa ragu?
Bukan salah mencoba, mengapa merasa tak bisa?
Bukankah kita layaknya manusia yang penuh dengan paksa?
Bukankah tak ada artinya jika hanya ragu yang kau rasa?

Tahan ragu !!!
Tunjukkan, bahwa tak akan ada yang bisa merendahkanmu.
Dari aku, perantara semangatmu.

(5) Luka yang tak ada Sembuhnya

Pernah bahagia, tapi akhirnya kembali terluka
Pernah terluka, tapi tiba-tiba kembali bahagia
Sebenarnya kenapa?
Ternyata, itu hanyalah luka,  yang tiada habis rasa sakitnya.


Terlukalah, sedikit sahaja.
Bahagialah juga sedikit sahaja.
Kadang sesuatu yang terlalu,
Membuatmu menjadi candu,
Dan melupakanmu pada akhir yang tak menentu.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang