O3

703 122 7
                                    

Sudah satu hari Jaemin menghabiskan waktu bersama seseorang yang mengaku sebagai malaikat pelindung nya.

Jaemin merasa nyaman ketika ada orang yang perhatian dengan dirinya, namun rasa takutnya tidak bisa menghilang begitu saja.

Jaemin takut ketika dia sudah percaya, dia akan merasakan kehilangan sekali lagi. Itulah mengapa Jaemin masih membuat jarak antara dirinya dan Jisung. Untuk sekarang Jaemin hanya ingin melihat seberapa lama Jisung akan bertahan pada dirinya yang bahkan tidak menginginkan kehidupan sama sekali.

"Kau ingin kembali ke rumah orang tua mu?" Tanya Jisung kepada Jaemin. Keduanya sedang duduk di teras rumah sederhana itu, mereka menatap langit malam yang menunjukkan keindahannya.

Jaemin menggeleng, percuma dirinya berada di rumah bersama kedua orang tuanya. Mereka tidak peduli dengan dirinya, mereka hanya ingin Jaemin mendapatkan nilai yang tinggi, ingin Jaemin yang hidup layaknya boneka, mereka terlalu mengikat Jaemin hingga pemuda itu merasa sesak.

"Bisakah kita menetap disini?" pinta Jaemin.

Jisung tersenyum, "Disini kamu mungkin akan mendapatkan ketenangan dan kenyamanan. Tapi kamu tidak akan bisa tumbuh menjadi sosok yang dewasa dan kuat. Kamu harus bisa maju kedepan mengatasi segala masalah yang akan datang."

Jaemin menatap Jisung dengan pandangan tidak suka, Jisung tidak tahu apa-apa tentang rasa sakitnya. Jisung hanya tahu bahwa dirinya ingin menyerah. Dia tidak pernah tahu alasan apa yang membuat dia ingin menyerah akan kehidupan yang dia jalani.

"Kau tidak tahu apa yang aku rasakan,"

"Bagaimana aku bisa tahu, jika kamu kelihatan tidak ingin berbagi lukamu padaku," ungkap Jisung.

"Memangnya setelah aku mengungkapkan semua rasa sakit yang aku rasakan, kau akan mengobatinya? Atau kau akan memarahi orang yang menyakiti ku? Tidak kan" balas Jaemin cuek.

Jisung menatap ke arah langit malam yang penuh dengan bintang, "Ketika kamu berbagi lukamu maka kamu akan mendapatkan kelegaan. Jangan selalu memendam rasa sakit seorang diri, karena itu hanya akan menciptakan luka yang lebih besar dari yang sebelumnya."

"Tidak semua orang bisa berbagi" balas Jaemin, pemuda itu akhirnya masuk kedalam rumah dan memilih tidur.

°°°°°

Jisung masuk ke kamar Jaemin, dia melihat pemuda itu yang nampak kedinginan.

"Kamu sangat tidak peduli pada dirimu sendiri"

Jisung mengambil selimut yang ada di lemari kemudian memakaikannya kepada Jaemin, "Kamu benar, aku tidak tahu apapun tentang masalah dan rasa sakit yang kamu rasakan. Tapi aku ingin mengerti semua tentang kamu, jika kamu mau menetap disini untuk sementara maka aku akan mengabulkannya,"
Jisung kemudian pergi ke luar dari kamar Jaemin.

Jaemin mendengar segalanya, dia belum tertidur. Jaemin mendecih ketika mendengar ucapan Jisung.

"Bohong! Tidak akan ada seorangpun yang ingin mengerti orang lain. Mereka adalah makhluk egois, termasuk dirimu"

°°°°

Bersambung...

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang