O7

199 46 16
                                    

Jisung berhasil membangkitkan kepercayaan diri Jaemin, pemuda yang suram itu kini bisa tersenyum lega. Jaemin benar-benar menjadikan Jisung sebagai tempat sandarannya, membagi segala perasaan baik itu senang maupun sedihnya pada Jisung.

"Hari ini Jaemin akan kembali bersekolah kan?" Tanya Jisung, dia mengelus rambut Jaemin yang memeluk Jisung.

Jaemin bangun pagi-pagi sekali, kemudian bersiap-siap untuk bersekolah. Sebenarnya Jaemin jarang melakukan ini, dia selalu bangun siang dan terlambat ke sekolah, saat itu dia berpikir dengan menjadi orang seperti itu maka dia akan mendapatkan perhatian nyatanya tidak. Jaemin hanya mendapatkan celaan. Jaemin juga membuat masalah lainnya, dia semakin mendapat celaan dari orang-orang termasuk guru-guru di sekolah itu.

Sebenarnya sekolah Jaemin cukup mahal, banyak orang-orang kaya yang bersekolah di situ hanya saja mereka bekerja dibawah kendali orang tua Jaemin jadi bisa dikatakan hampir satu sekolah mengenal Jaemin yang merupakan anak orang nomor satu yang berpengaruh pada ekonomi negara itu. Jadi setiap gerak-gerik Jaemin pasti akan dibicarakan oleh seluruh orang, Jaemin sadar jika begitu tidak ada kebebasan dalam hidupnya awalnya dia berpikir bisa memanfaatkan hal itu membuat orang tuanya tahu tentang dirinya tapi nyatanya tidak ada seorangpun yang peduli dengan dirinya. Mereka atau bisa dikatakan hampir seluruh sekolah hanya ingin mencela Jaemin yang merupakan anak orang nomor satu.

Hal itu juga terjadi di area luar sekolah yang rata-rata merupakan pekerja milik orang tuanya, semua mata selalu memandang Jaemin, mengecam Jaemin bahkan untuk bernapas saja rasanya sangat sesak. Mereka iri dengan Jaemin, mereka benci Jaemin yang terlahir di dalam keluarga kaya raya, mereka selalu menjadikan Jaemin sebagai pelampiasan nasib yang mereka alami.

Bagaimanapun Jaemin hanya seorang anak, sedangkan mereka adalah sekumpulan orang-orang yang siap menghakimi Jaemin kapanpun anak itu mengambil tindakan. Setiap mata jahat memandangnya semakin tenggelam pula Jaemin di dalam jurang kesepian, tidak ada tempat untuk dirinya bersandar bahkan orang tuanya saja tidak peduli dan hanya menuntut kesempurnaan.

Namun, sekarang Jaemin memiliki Jisung tempat berteduh dan berlindung serta tempat berbagi apapun yang dia rasakan. Karenanya Jaemin ingin berubah menjadi seorang yang lebih baik dan pantas untuk berada di samping Jisung.
Jisung adalah sosok yang baik, jadi Jaemin juga harus menjadi orang yang baik agar Jisung selalu bersamanya.

"Iya, hari ini aku akan kembali ke sekolah!" Ucap Jaemin.

"Kalau begitu semangat, Jaemin! Berikan yang terbaik pada hari ini dan hari-hari seterusnya! Jaemin pasti bisa!" Jisung memberikan semangat dengan senyum manis yang sangat tulus.

"Terima kasih Jisung," ucap Jaemin, ternyata begini rasanya dipedulikan oleh seseorang, rasa ini begitu menyenangkan membuat Jaemin begitu bahagia.

Andai saja orang tuanya juga memberikan semangat seperti itu pasti Jaemin tidak akan kesepian.

"Ngomong-ngomong apa rencana Jaemin hari ini?" Tanya Jisung, dia bertugas sebagai peneman Jaemin agar pemuda itu tidak kesepian.

"Aku berencana untuk masuk ke dalam ekstrakurikuler," jawab Jaemin, Jisung berhasil meyakinkan Jaemin untuk kembali mengembangkan bakatnya terlepas dari cemoohan orang ataupun orang tuanya, Jaemin yakin sepenuhnya pada dirinya jika dia pasti bisa menjadi bintang yang terang dan menunjukkan pada mereka bahwa dia bisa berdiri diatas kakinya sendiri tentunya dengan Jisung yang selalu mendukung dirinya.

"Woah, Jaemin akan mengambil ekstrakurikuler yang mana?" Tanya Jisung semangat, dia senang jika orang yang dia rawat menunjukkan tanda-tanda perubahan menuju ke arah lebih baik.

"Klub musik, aku ingin mengembangkan bakat ku. Lalu aku harap Jisung juga selalu mendukung diriku!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang