Setelah menyelidiki tempat kejadian perkara dan jam kerjanya berakhir, Yoshi langsung memutuskan untuk kembali ke rumah. Tempat yang pertama ditujunya setelah selesai membersihkan dirinya tentu saja adalah kamarnya. Tubuhnya sudah berteriak protes minta diistirahatkan dari tadi. Terlebih lagi dengan adanya pengejaran yang dia lakukan tadi malam, jelas saja hal itu membuat lelah baik secara fisik maupun pikiran Yoshi.
Dia bisa beristirahat dengan cukup tenang siang itu. Tetapi kenikmatan itu dihancurkan oleh Rei saat sang adik pulang kuliah. Saat melihat Yoshi tengah tidur dengan nyenyaknya, dia masuk ke dalam kamar Yoshi, dan melakukan beberapa hal pada tubuh kakaknya. Mulai dari mencolek, menyentuh, menepuk, menarik rambutnya, dan segala macam hal lainnya. Tapi hal itu tidak mengganggu sang abang. Karena dia agak kesal, tanpa belas kasihan, Rei langsung mengguncangkan tubuh Yoshi sekuat yang dia bisa.
"Hei, bangun dong kak! Ternyata sejak pulang tadi sampai sekarang kamu masih aja tidur? Dasar .…" Ujar Rei, dia berucap tepat di sebelah telinga kakaknya.
Hal itu rupanya berhasil membuat Yoshi terusik. Dia membuka matanya sedikit, kemudian membalikkan badannya yang awalnya menghadap ke arah dimana Rei duduk menjadi ke arah dinding.
"Apaan sih? Berisik, tau! Jangan teriak di telingaku kenapa? Maklumin dong, aku kan gak tidur semalaman. Capek nih, soalnya tadi malam aku sempaat kejar – kejaran sama itu perampok. Malah mereka lepas lagi!" Ujar Yoshi, kemudian dia menutupi kepalanya dengan bantal guling yang ada di tangannya.
"Eh? Beneran? Pantesan aja kakak keliatannya enak betul tidurnya, terus tumbenan ngambek pas dibangunin. Kukirain kakak lagi semacam PMS atau apalah."
"Kamu kira aku cowo jadi – jadian apa?"
"Siapa tau kan? Ayah kan bisa aja nggak ngasih tau masalah begitu ke kita."
"Kamu ini ada – ada aja deh. Kalau juga iya, Ayah pasti bakalan bilang. Udah, kamu pergi sana! Aku masih ngantuk nih."
"Yaelah, tidur mulu. Keluar dong sekekali, cari pacar sana.”
“Nggak lah. Setidaknya enggak untuk hari ini. Aku masih pening nih. Misteri ini makin aneh aja. Dan mereka masih berkeliaran dengan bebas di luar sana. Aku harus simpan energi untuk menghadapi mereka di saat yang tidak terduga.”
“Nggak bisa santai sedikit ya? Padahal tadi Ria ngasih tau aku kalau dia mau ngajak kita berdua karoke bareng teman – temannya. Mereka dapat tiket free dari kakaknya Lisa. Ikut gih? Ya?"
Yoshi berpaling, dan membuka matanya. Dia melihat ke arah Rei. Sang adik menatap kakaknya dengan ekspresi berharap, seperti seekor anak kucing yang meninta makanan. Yoshi menatapnya selama beberapa saat, hingga akhirnya dia menutupi kepalanya dengan guling.
“Yah, terserah deh,” Sahut Yoshi.
“Jadi, ikut atau enggak nih? Nanti kita bakalan berangkat kesana jam delapan,” tanya Rei.
“Iya deh, iya. Aku ikut. Aku nggak mau lihat lima anak cewe menangis hari ini karena aku mengecewakan mereka. Kasusku ini sendiri sudah cukup membuatku lelah.”
“Nah, gitu dong! Nanti aku kasih tau mereka kalau kakak ikut.”
“Senang kan? Jadi, sekarang tinggalkan aku karena aku masih ingin untuk menikmati tidurku.”
“Yakin? Ayah sudah pulang juga loh? Nggak takut diisengin sama beliau?”
“Eh?”
"Hoi, Yoshi! Jangan bilang kamu masih tidur sampai jam segini! Ini sudah sore, tau! Mending kamu bangun sekarang deh, soalnya kalau enggak, nanti Ayah yang masuk ke sana sambil bawain seember air panas buat "mandiin" kamu di tempat!" Ujar sebuah suara dari luar, yang tak lain dan tak bukan adalah suara dari Ayah mereka, yang biasa dipanggil Pak Kazuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Yoshi 3 : Yoshi vs Gank Ruby Girl's
Tajemnica / Thriller•Seri ketiga dari serial "Detective Yoshi"• Baru saja Yoshi selesai dengan kasus sebelumnya, dia kini harus menghadapi kasus lainnya. Yoshi berhadapan dengan sekelompok perampok andal, yang membuatnya dan kepolisian harus bekerja keras untuk mendapa...