Chapter 10 : Pengakuan Mira

937 94 21
                                    

Yoshi sudah kembali dari rumah sakit, tapi dia tetap tinggal di rumah untuk beristirahat, dan karena tuntutan Pak Indra yang menyuruhnya untuk tetap berada di rumah. Dia merasa kurang kerjaan siang itu, jadi dia memutuskan untuk keluar rumah dan mencari udara segar.

Baru saja dia keluar, dia sudah melihat Mira ada di depan kediamannya. Yoshi tersenyum, tapi dia tidak mendapati gelagat kalau Mira akan membalas senyumnya. Gadis itu malah bertindak aneh. Tindak – tanduknya seolah menunjukkan bahwa dia sudah ada di sana sejak lama.

Setelah Mira bertukar pandangan sejenak dengan Yoshi, dia langsung melangkah mendekati pria itu. Mereka berdua akhirnya berhadapan satu sama lain. Mereka berdua saling bertatapan tanpa suara selama beberapa saat. Tidak ada yang saling bicara, sampai akhirnya Yoshi yang duluan bertanya.

"Mira, ada apa? Kenapa kamu aneh begitu?" Tanya Yoshi, sambil mengerutkan alisnya.

"Eh? Memangnya aku kelihatan banget ya anehnya?" Tanya Mira, dia agak terkejut karena perkataan Yoshi tadi.

Yoshi tersenyum, "Bukannya begitu sih. Yah, aku cuma merasa aneh aja gitu. Kamu ... kayaknya agak gelisah gitu loh. Ada apa?"

Setelah Yoshi menyelesaikan kalimatnya, mereka kembali terdiam untuk beberapa saat. Suasananya berubah jadi agak canggung untuk beberapa saat, hingga akhirnya Mira mulai bicara.

"Sebenarnya ... aku ingin membuat sebuah pernyataan ...." Ujar Mira, sambil menundukkan pandangannya ke tanah, seolah dia tidak kuasa untuk memandang mata Yoshi.

Sepertinya Yoshi belum bisa menangkap keseriusan di nada bicara Mira, sehingga dia menanggapi perkataan Mira dengan sedikit candaan.

"Pengakuan? Aku bukan hakim, Mir. Dan kita tidak sedang ada di pengadilan. Memang ada masalah apa sih?" Sahut Yoshi, lalu sedikit terkekeh.

"Yah, tapi secara teknis kamu bisa mengadili dan menghakimi kami berlima kalau aku tidak membuat pengakuan ini sekarang."

Mereka kembali terdiam sejenak, dan Yoshi mengangkat alisnya, tanda kalau dia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Mira. Sementara itu si gadis sendiri berusaha sebisa mungkin untuk tidak bisa mengangkat pandangannya. Sepertinya dia merasa kalau pandangan Yoshi bisa membuat mulutnya terkunci dan membatalkan niatnya untuk mengatakan apa yang selama ini mengganjal di hatinya.

"Maksudmu apa sih Mir? Aku masih nggak ngerti nih," Tanya Yoshi, sambil menggaruk tengkuknya.

"Baiklah … aku akan katakan saja yang sebenarnya, walau aku masih tidak tau bagaimana cara mengatakannya dengan benar dan bagaimana respon kakak terhadapnya.”

“Yah, itu nggak masalah kok Mir. Yang penting, kamu kasih tau aja dulu. Jangan bikin aku penasaran ah.”

"Sebenernya, akulah yang membuat kamu begini, kak ...."

Kening Yoshi langsung berkerut, "Hah? Maksud kamu begini itu apa ya?"

"Jadi begini … Sebenernya ... aku dan teman - temanku, Ria dan lainnya, adalah orang yang telah memusingkan kalian, pihak kepolisian.  Akulah ... bukan, kamilah ... Gank Ruby Girls, kelompok perampok yang selama ini kamu cari."

Keadaannya hening selama beberapa saat, dan Yoshi memerlukan beberapa saat untuk mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Mira. Setelah menyadari apa maksudnya, Yoshi langsung refleks membuka mulutnya terkejut. Awalnya Yoshi berpikir kalau Mira hanya bercanda dan merasa masih tak mengerti apa yang baru saja dia dengar, tapi saat dia menatap wajah Mira yang kini sudah terangkat dan meneliti ke dalam iris biru sang gadis, sel – sel dalam otaknya langsung bisa memproses rangkaian kejadiannya secara utuh.

Akhirnya, Yoshi bisa menangkap bahwa yang Mira maksud adalah dia dan teman – temannya adalah komplotan yang selama ini dia cari. Walau Yoshi masih tidak bisa mengaitkan antara mereka dan sederetan kejadian yang ada.

Detective Yoshi 3 : Yoshi vs Gank Ruby Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang