Berdiriku dibawah air yang mengalir,
Kubiarkan "ia" ikut bersama,
Tidak mahu aku biarkan "ia" tersekat dengan ku,
Akan meragut senyuman dan tawa,
Tidak manis jika adanya "ia",
Mampu merubah segalanya,
Alirkan "ia",
Sesudah selesai, hiasilah,
Kerna "ia" hanyut pergia entah ke mana.Tenang wahai jiwa,
Tidak lari apa yang ku pegang,
Tidak lari apa yang ku genggam,
Teruskan mengarang,
Jangan dihenti puncanya "ia",
Usah khuatir duhai jiwa,
Berjalan dan berjalan ya,
Karang dan terus mengarang,
Biarkan lebih indah sahaja.Namun,
Akan terjadi dakwat hitam kaburi tinta,
Akan hilang susunnya kata,
Percayalah,
Boleh dikarang semula,
Kadang kala tinta ditindih "ia",
Jika tiba,
Hentikan semua seketika,
Duduk lah dibawah hujan,
Biar hujan yang bawa "ia",
Kelak hilang tak kunjung jelma.
YOU ARE READING
Rintihan jiwa
PoetryBait-bait kata dicoretkan untuk tatapan sang pemburu cinta. Hasrat hati yang tak terluah, hanya mampu diungkapkan dalam madah melalui pena yang menari di atas lembaran putih bersih. Ketakutan untuk mengungkapkan menjadikan kata kata ini terbuku dala...