4. PDKT

19.4K 1K 11
                                    

Amanda memasuki ruangan kerjanya sembari memijat keningnya yang sedikit pusing. Pertemuannya dengan Jeffrey baru saja membuat beban pikiran Amanda semakin bertambah.

Jeffrey berjanji akan menutupi kedekatan mereka berdua, asal Amanda mau menjadi Babysitter Gavin setiap hari sabtu dan minggu. Mau tidak mau, Amanda harus menuruti keinginan Jeffrey. Karena jika tidak, Jeffrey tidak segan untuk menyebarkan kedekatan mereka berdua. Dan itu akan berdampak buruk bagi Amanda, karena para penggemar Jeffrey pasti akan menyerangnya.

"Kenapa, Nda?" tanya Sari, saat melihat wajah lesu Amanda.

"Nggak papa." Amanda menggeleng sambil tersenyum. Ia lantas duduk di kursinya, dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Gimana keadaan Ayah kamu, Nda?" tanya Panji.

"Belum membaik. Mungkin satu minggu lagi baru bisa pulang," jawab Amanda.

"Apanya yang luka, Nda?" sahut Sari.

"Patah tulang dipunggung belakang, sama luka kecil dikepala."

"Ya ampun! Semoga cepat sembuh ya, Nda. Kita sebenarnya pengen jenguk ke sana, tapi kerjaan masih banyak," ujar Sari.

"Nggak usah, Mbak. Di doain aja biar cepet sembuh," balas Amanda seraya tersenyum manis.

"Nanti kamu ke sana lagi, kalau udah pulang kerja?" tanya Panji, yang hanya diangguki oleh Amanda.

"Salam ya, buat Ayah sama Ibu kamu," ujar Sari.

"Ibu yang mana nih? Ibu kandung apa Ibu tiri?" tanya Amanda seraya tertawa kecil. Namun membuat Panji dan Sari sedikit terkejut.

"Oh, maaf. Udah cerai ya?" tanya Sari dengan hati-hati, takut melukai perasaan Amanda. Namun Amanda malah tertawa, melihat ekspresi canggung Sari dan Panji.

"Tenang aja, Mbak. Aku nggak bakal tersinggung. Mereka udah cerai sejak aku masih SD," balas Amanda.

"Terus, kamu ikut Ayah atau Ibu kamu?" tanya Panji.

"Nggak ikut dua- duanya," jawab Amanda santai, seakan tidak ada beban diwajahnya.

"Hah? Terus tinggal sama siapa?" tanya Sari yang kembali terkejut.

"Sendiri dong. Kan wanita mandiri," balas Amanda, sembari menunjukkan wajah songongnya yang berhasil membuat Panji dan Sari tertawa. Jarang sekali, mereka melihat Amanda bersikap tengil seperti ini, karena selama ini Amanda selalu bersikap kalem dan anggun di depan mereka.

"Ya ampun. Semoga kamu bahagia terus ya Nda," ucap Sari, seraya tersenyum penuh haru.

"Pasti dong. Nggak ada alasan buat nggak bahagia," balas Amanda, seraya mengacungkan jempolnya dan tersenyum lebar.

Berbeda dengan wajahnya yang terlihat ceria. Hati Amanda justru berdenyut nyeri, setelah berkata seperti itu. Luka itu kembali menghantui Amanda, seakan menghalanginya untuk hidup bahagia.

"By the way, Arumi sama Reyhan kemana?" tanya Amanda.

"Ada tugas di lapangan," sahut Panji, yang hanya diangguki oleh Amanda.

***

Setelah berkutat dengan pekerjaan selama satu jam, Amanda akhirnya bisa bernapas lega. Menjadi seorang karyawan di perusahaan besar memang tidaklah mudah, banyak sekali tugas berat dan tanggung jawab yang harus diemban. Namun Amanda tidak menjadikan itu sebagai beban, ia jalani semuanya dengan hati ikhlas dan bahagia.

Sebelum pulang ke rumah, Amanda mampir ke dapur kantor untuk membuat kopi. Matanya sudah lelah sekali dan ingin segera tidur. Jika tidak meminum kopi, bisa- bisa Amanda tertidur di kendaraan umum.

My Office RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang