Seorang gadis kecil berumur 7 tahun bernama lengkap Shafa Elizabeth Velicia terlihat tengah menyirami tanaman bunga-bunga nya yang berada di halaman belakang rumahnya , gadis itu terus tersenyum memandangi bunga-bunga nya yang terlihat sangat indah dan harum itu
"Ah akhirnya selesai~" Shafa langsung mematikan air kerannya
"Harum sekali , bunga apa itu?" Tanya laki-laki kecil yang terlihat lebih tua darinya
"Eh? S-siapa kau? Sejak kapan ada disini?" Shafa balik bertanya pada laki-laki yang entah datang darimana , perasaan takut nya mulai menyelimuti dirinya
"Namaku Agian Nicholas Michenzie , aku anak dari teman ibumu sekaligus tetanggamu , tidak usah takut aku hanya ingin melihatmu , ngomong-ngomong aku lebih tua darimu 4 tahun" laki-laki itu terkekeh pelan melihat Shafa yang sangat ketakutan melihatnya
"Uhm Namaku Shafa Elizabeth Velicia , senang bertemu denganmu maaf . . . K-kak Agian" gadis itu menghela nafas pelan dan berbalik menatap laki-laki itu sambil tersenyum lebar ke arahnya
"Haha tidak apa-apa , kau lucu sekali Shafa!" Lelaki itu membalas senyum Shafa dan menghampirinya perlahan , dan menatap Shafa dari jarak yang terbilang cukup dekat
"Bunga yang berwarna merah mudah ini , bunga sakura , bunga yang bewarna ungu ini . . .bunga lavender , bunga yang bewarna kuning ini bunga anggrek dan bunga yang bewarna putih ini , bunga melati kak . . ." Shafa memberitahu laki-laki itu nama-nama bunga yang tadi ia siram dan mundur perlahan karena dirasa jaraknya cukup dekat
"Shafa , Agian ayo makan siang" Mendengar suara ibunya Shafa langsung menoleh ke arah pintu belakangnya
"Ayo kak" ajak gadis itu yang tanpa sadar menarik tangan Agian yang tak memudarkan senyumnya sejak tadi
"Ayo" laki-laki itu lalu mengeratkan tautan jari mereka sambil berjalan memasuki rumah Shafa yang terbilang cukup mewah
"Hei , darimana saja kalian mama udah panggil dari tadi lho , gimana? Udah akrab nih . . sampai pegangan tangan gitu~"goda mama Shafa yang membuat kedua pipi anak-anak kecil itu memerah
"Haha mereka benar-benar lucu sekali , seperti sudah cocok untuk dijadikan sepasang suami istri ya ga mi?" Mama Agian ikut menggoda anak-anak itu sehingga pipi mereka semakin memerah karena menahan malu
"Eh g-gak ko Tan , kami cuma temenan" Shafa langsung melepaskan tangannya dari Agian
"Iya lho bener kata kamu , mereka cocok banget" balas mama Shafa
"Ma-" ucap Shafa sedikit kesal sedangkan Agian hanya diam dan terlihat senyumnya semakin mengembang mendengar kedua ibu-ibu itu mengobrol
Setelah makan siang , anak-anak itu diajak oleh ibunya liburan dipantai berempat karena papa kedua anak tersebut sedang sangat sibuk dan menggunakan mobil mewah masing-masing
"Mama sama mamanya Agian mau ngobrol sebentar ya kalian duluan aja , Agian tolong jaga shafanya ya dan jangan main terlalu jauh"wanita itu berjalan menjauh bersama sahabatnya yang merupakan mama dari agian
"Oke Tante , ayo Shaf kita buat istana pasir sama-sama!" Ajak Agian menarik Shafa ke arah pantai
Lama berusaha , akhirnya istana yang mereka bangun diatas pasir pun jadi mereka menghela nafas kelelahan sambil menikmati hasil karya mereka
"Wahh , ga nyangka istananya bagus banget ya kak!" Gadis itu tampak sangat senang
"Iya , karena istananya dibangun oleh kamu dan aku" perkataan laki-laki itu sontak membuat wajah Shafa menjadi merah padam membuat laki-laki itu terkekeh geli melihat gadis yang sangat lucu dihadapannya
"Besok-besok temenin aku main lagi ya kak!" Shafa terlihat duduk diatas pasir dengan kedua tangan yang kotor karena pasir akibat membuat istana pasir
"Tentu" jawab lelaki itu singkat
Hari berganti hari bulan berganti bulan , suatu hari lelaki itu pamit kepada gadis itu karena hendak tinggal bersama papanya yang berada di Amerika Serikat , pekerjaan yang sangat banyak membuat papanya tak dapat pulang ke Indonesia mengharuskan mereka untuk ikut tinggal di sana
"Shaf , aku pamit ya jaga diri kamu baik-baik kalau memungkinkan . . .aku pasti akan kembali kesini , jangan benci padaku kita masih bisa berbicara lewat handphone kok! Jangan nangis entar cantiknya ilang lho!" Laki-laki itu hanya tersenyum menatap sahabatnya yang sangat imut itu
"Tapi . . Kakak janji ya selalu kabarin aku , a-aku sayang sama kakak . . ." gadis itu berusaha menahan tangisnya namun air matanya tetap keluar
"Eh jangan nangis , iya kakak janji! Kakak juga sangat sangat sayang banget sama kamu" Agian langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya dan menghapus air matanya
"Sampai jumpa" lelaki itu melambaikan tangannya dan segera pergi bersama mamanya menyusul papanya ke Amerika Serikat
*****
10 tahun berlalu gadis itu masuk universitas PGRI , seperti impiannya sejak kecil , gadis itu selalu melihat foto-foto nya saat masih kecil bersama Agian yang sekarang nomornya tak dapat dihubungi membuat Shafa tak tau kabar Agian yang entah sedang apa dia sekarang
"Huft . . Akhirnya semua tugas gw selesai capek banget sumpah" elu gadis itu kepada Ketiga sahabatnya
"Halah tai, lu kira gw g capek gitu? Gw juga capek kali Shaf" tambah gadis bernama Naila itu
"Ya lagian itu guru banyak amat kasih tugas bahasa Inggris mana diterjemahkan semua lagi hadehh" sambung temannya yang bernama Cessa
"Ah untung tugas gw dikerjain jaemin~" balas sigadis nctzen yang bernama Silvia
"Heh enak aja Lo , jaemin itu suami gw ya dek" Naila mencubit pipi gadis yang tengah mengaku-ngaku dekat dengan Jaemin
"Udah-udah , ribut Mulu capek gw nengernya woi masih pagi nihh" Shafa yang capek mendengar ocehan kedua gadis nctzen itu langsung melerai mereka
"Yuk ke kantin , laper gw" Cessa langsung menarik tangan Shafa diikuti teman-temannya yang lain dibelakang
"Eh maaf-maaf ga sengaja" Shafa yang tengah berjalan dikantin tak sengaja menabrak seseorang dan langsung meminta maaf
"Eh?! Shafa?! Ini beneran kamu dek?!"Laki-laki yang tak lain adalah Agian langsung memeluknya
"Maaf kakak ga ngabarin kamu karena hp kakak rusak , maaf . . Kamu gimana kabarnya?? Baik-baik aja kan?? Kakak baru balik kesini kemarin karena papa ga ada urusan lagi di Amerika jadinya mutusin balik kesini lagi tadinya mau ke tempat kamu pas hari libur biar mama dan papa bisa ikut" Jelas laki-laki itu tanpa melepaskan pelukannya
"Oh gitu , ga kok Shafa ga pernah marah cuma khawatir aja sama keadaan kakak , seperti yang kakak lihat aku baik-baik aja kok kakak ga usah khawatir sama aku , ngomong-ngomong kakak juga baik-baik aja kan??" Gadis itu tersenyum dan membalas pelukannya
"Iya kakak baik-baik aja , syukur deh kamu ga kenapa-kenapa dan ga marah sama kakak" laki-laki itu langsung tersenyum lebar ke arah gadis itu
"Ekhemmmm" ucap ketiga sahabatnya serentak membuat kedua nya terkejut dan langsung melepaskan pelukannya
"Wah para ga cerita lu sama kita-kita ya gaa? apa jangan-jangan ini Agian yang lu suka cerita in ya Shaf?" Tanya gadis yang bernama lengkap Lovittha Naila Grawnlie , Shafa langsung menganggukkan kepalanya membuat mereka terkejut
"Widih seriusss??? Oh my goddd" Cessa Jessica Greyllia menatap ke arah Shafa dan Agian secara bergantian
"Eh btw mau masuk pacarannya entar aja" sambung gadis yang bernama lengkap Silvia Vennyca Angeline
"Pacaran mata lu gw lempar pake cabe, temen doangg" Shafa menatap tajam ke arah salah satu sahabatnya itu
"Halah ngakunya teman padahal . . ." Cessa yang ingin melanjutkan ucapannya terpotong karena Naila
"Udah lu pada diem!! Ayo masuk entar telat dimarahin pak Syaifull bego , dia itu disiplin!!" Naila langsung menarik ketiga sahabatnya kekelas secara paksa mengingat yang datang kekelasnya adalah guru killer yang terkenal akan kekejamannya
No plagiat ya prend~
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friends but love
Romancekisah seorang gadis yang menyukai seorang laki-laki yang merupakan teman nya dari kecil namun banyak konflik yang menghalangi cinta mereka akankah mereka bersama?