Bab 2

6 1 1
                                    

Hari ini kami berempat tengah melukis bersama seperti yang diperintahkan oleh guru killer pak Syaifull

"Kyaaaa~ , jaemin lucu banget woy dilagu candy , aduhhh suami gw nihhhhhhhh jaemin aaaa Shafa sill Cess liat dehhhh lucu kannn ihhh gemeshhhh" Ucap Lovittha Naila Grawnlie yang menunjukkan foto idol K-Pop yang bernama Na Jaemin

"Halah halu lu gila , jelas-jelas jaemin punya gw , diem aja lu Sono" balas Silvia tak terima dengan ucapan Naila

"Jaemin² , gantengan pak Syaifull kaliii"
Timpal Cessa sang penggemar guru killer

"Bacot lu pada , lukisan belum pada selesai juga kerjain atau gw usir dari rumah gw , gw ingetin ye jaemin ga tau lu pada idup dan lu ces lu masih mudah selera kakek² ketahuan bininya mampus lu"

Ucapku yang membuat ketiga anak tersebut berhenti mengoceh dan melanjutkan lukisan

"Ihh lucu banget , yang gw paling jelek anj" -Shafa

"Gigi lu gw cangkul , jelek begini lu tuh yang imut gw mah apaan" -Naila

"Mana ada , lu pada yang lucu gw g ad apa-apa" -Silvia

"Aduh emang paling bener punya gw , ya secara kan suami gw pak Syaifull"

Ucap gadis yang bernama Cessa memamerkan lukisan kecoanya kepada para sahabatnya

"Buset dah , gw gambar kucing , Naila gambar kelinci , Silvia gambar kupu-kupu , lah elu kecoa , emang rada-rada nih anak ga heran seleranya pak Syaifull"

Ucap gw yang membuat kami semua terkekeh mendengar nya













             ****










Hari mulai gelap , pertanda bahwa hari sudah sore , kami bertiga memutuskan untuk pulang meninggalkan rumah Shafa

"Dahhh sayanggggg" - Silvia

"Dahhh bebb jangan kangen , okay?" - Naila

"Dahh shafff , nih anak berdua dah pada gila diemin aja dah , byeee" -Cessa

"Dahh lu pada , semoga masih idup" -Shafa

"Dek"

Shafa yang hendak menutup pintu rumah , menoleh ke arah seseorang yang seperti memanggil dirinya , suaranya tak asing seperti orang yang pernah dikenalnya

"E-eh , kak . . ." Aku gugup , bingung apa yang ingin kukatakan , aku sangat merindukannya hatiku mengatakan aku harus memeluknya

"Kakak kangen , maaf apa kita bisa bersahabatan kayak dulu?"

"E-enggak usah minta maaf , aku gapapa kok , tentu , ayo bersahabatan kayak dulu"

"Oh iya biar lebih enak manggilnya Agian aja"

"T-tapi kak . .Agian"

"Gadis pintar"

Deg , deg

Jantung Shafa berdetak lebih cepat disaat Agian mengelus rambut Shafa dengan lembut , bohong jika Shafa merasa tidak nyaman

"Kamu tumbuh menjadi gadis yang pintar dan sangat cantik ya"

"Terima kasih gian , gian juga kok"

"Gian? Panggilan yang imut , aku boleh manggil kamu sayang ga?"

Aku terkejut namun sebenarnya aku sangat senang mendengar ucapannya dlaam sekejap kedua pipiku memerah layaknya kepiting rebus

"Bercanda kok , haha lucu deh pipi kamu merah banget kayak kepiting rebus" Agian mencubit kedua pipiku yang semakin memerah namun kelihatan sangat menggemaskan dihadapan Agian

Just Friends but loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang