LIMA

67 14 12
                                    

Selamat makan siang, Bang Jef temenin nih. Yuhuuu

Jangan lupa vote dan komen, terima kasih cinta.😗😗

💔💔💔

Boleh pergi dari sini sekarang juga gak, sih? Rasanya nggak nyaman terlalu lama di sini. Apalagi kalau selalu di pantau sejak tadi. "Bang balik yuk, gue nggak nyaman." Aku berbisik sambil merangkul lengan lelaki di sampingku. Sedangkan Bang Jefri hanya menatapku sekilas lalu kembali berbicara pada teman lamanya.

"Bentar lagi," jawab Bang Jefri sambil mengusap tanganku. Seharusnya aku ikut Ami pulang sejam yang lalu bukan berada di sini bersama dua lelaki yang tengah membicarakan tentang perkuliahan mereka dulu.

"Kepindahan gue ke sini karena Bokap dapet kerjaan baru dan Nyokap sakit." Teman Bang Jefri berbicara, sesekali dia menatap ke arahku. "Dan adek gue dapet beasiswa di kampus negeri."

Bang Jefri mengangguk, lalu bertanya tentang kafe ini dan di jawab oleh temannya kalau kafe miliknya terinspirasi dari mantannya dulu dan ada beberapa menu yang perempuan itu suka.

Mencoba mengalihkan rasa ketidaknyamananku, aku membuka TikTok sambil memasang earphone. Melihat beberapa video tentang banyak hal, mulai dari artis Korea, challenge yang tengah di ikuti banyak orang hingga video sidang terbuka tentang penembakan yang nggak pernah selesai hingga hari ini.

Aku tersenyum saat salah satu idolaku mengikuti dance challenge di tiktok, tanpa sadar aku mengikuti semua gerakannya hingga membuat Bang Jefri juga temannya menatap ke arahku. Aku tersenyum lalu menuruni kedua tangan. Aku yakin wajahku sudah memerah kali ini.

Bang Jefri mengintip layarku lalu mengangguk, akhirnya dia mengajak pergi dan berkata pada temannya kalau mereka akan bertemu lain waktu.

"Gue nggak masalah," kata Bang Jefri saat kami berjalan ke arah pelataran parkir. Aku menatapnya, nggak tahu apa yang tengah dia katakan.

"Lo kayak tadi, joget ngikutin TikTok." Bang Jefri sudah duduk di kursi kemudi lalu memasang sabuk pengaman.

Aku tersenyum lebar, sebenernya malu tapi mau gimana lagi. Kadang aku suka lupa kalau lagi di luar dan berakhir dilihat banyak orang. Download aplikasi TikTok kadang bikin lupa sama semua, mulai dari seharian liat video hingga mengikuti gerakan yang dibuat oleh salah satu TikTokers dengan lagu Korea kesukaanku.

"Bang sebenernya gue...." aku menatap Bang Jefri lama, ini aku kasih tahu aja gak, ya, ke dia kalau aku pernah ketemu temannya di mal.

"Kenapa?" Bang Jefri memutar setir ke arah kiri lalu menatapku sekilas.

"Gue ketemu dia di mal waktu itu ... Sama cewek." Akhirnya aku mengatakannya. Sebenernya nggak masalah dia mau pergi sama siapapun, cuma yang aku sesali perbuatanku itu.

"Terus gue kaget, kan?" Aku kembali berbicara dan Bang Jefri mengangguk, matanya fokus ke depan. Jalanan ibukota yang cukup ramai membuat dia harus hati-hati mengemudi.

"Masa gue kabur pas dia liat gue," kataku menatap Bang Jefri. Lelaki ini menatapku sepenuhnya karena mobil tengah berhenti di lampu merah.

"Lo masih ada rasa sama dia?" Bang Jefri bertanya, aku diam cukup lama hingga Bang Jefri mengulang pertanyaan. Aku menggeleng, rasaku sudah pergi bersama dengan ketidakhadirannya selama beberapa tahun kemarin.

"Terus kenapa lo lari kalau udah nggak ada rasa, dan tadi aja lo nggak berani natap dia." Rentetan pertanyaan dari lelaki ini membuatku nggak berkutik. Bang Jefri sudah menatapku lagi, sepertinya dia menunggu jawaban.

"Nggak tahu, refleks aja gitu, Bang. Mungkin udah males," jawabku. Bang Jefri mengembuskan napas, kayaknya dia nggak puas dengan jawabanku tadi. Tapi beneran aku males bertemu dengannya.

NAWASENA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang