2 | Two weeks ago

70 7 2
                                    

Kei's POV

"Kau... Siapa?"

Aku tercengang saat mendengar kata-kata itu keluar dari mulut gadis ini. Wajar saja, padahal seluruh siswa di sekolah ini mengenalku dengan baik, mungkin beberapa memang tidak. Namun gadis ini, bukankah ia sekelas denganku? Lagipula selama dua minggu ini bukankah dia yang bersamaku setelah pulang sekolah. Setidaknya mengetahui namaku saja, itu sudah cukup, kan?

Kedua tangaku dengan refleks terangkat dan langsung menepuk kedua bahu gadis itu. Aku melihat wajahnya tampak kaget.

"K-kau benar-benar tidak mengenalku?" Aku menatapnya lekat-lekat. Walaupun memang berlebihan, aku tidak peduli! Aku hanya tidak percaya dengan apa yang barusan ia katakan. Apa dia sedang bercanda?!

"Tidak, aku memang tidak mengenalmu." Wajah polosnya mengatakan apa yang ia katakan adalah benar.

Aku melepas tanganku dari bahunya perlahan. Percaya, tidak percaya, itulah yang ia katakan.

"Lagipula untuk apa aku mengenalmu sedangkan kau sendiri tidak mengenal ku, benar, kan?!" Tatapan kagetnya berubah. Kali ini tatapan nya benar-benar menjengkelkan dan sangat mengejek.

Apa-apaan gadis ini. Sudah jelas dia yang berada di seberang tempatku saat pulang sekolah. Lagipula aku bukan hantu yang tidak terlihat.

Lagi-lagi dengan refleks tangan kananku menggaruk tengkuk leherku yang sebenarnya tidak gatal. Aku berusaha memalingkan pandanganku dari tatapan menjengkelkannya itu ke arah yang lain. "Baiklah, memang benar aku sama sekali tidak mengenalmu."

"Yasudah, urusan nya sudah selesai, kan?" Gadis itu berjalan melewati ku tanpa menghiraukanku.

Sesaat aku terdiam karena malu atas tindakanku sendiri. Namun aku ingin menghentikan rasa penasaran yang terus meluap-luap ini. Aku berusaha menghentikan gadis itu sebelum jaraknya semakin jauh.

"Belum!" Seruku. Aku menarik tangannya paksa.

"Apalagi?" Tanyanya jengkel. Ia membalikkan tubuhnya dan menatapku dengan mata coklatnya yang terlihat menjengkelkan.

"Ada hal yang ingin aku tanyakan." Tanyaku pelan. Tatapan gadis itu berubah. Penuh dengan keheranan seakan-akan baru kali ini ada orang yang mau bertanya padanya.

"Me.. mengenai apa..?" Tanyanya gugup. Kepalanya tertunduk lagi, dan aku menatapnya sama seperti saat ia duduk di kursi taman itu.

"Kau yang selama ini berada di dalam kelas setelah pulang sekolah, kan?" Tanyaku. Aku menatapnya dengan serius. Gadis itu mengangkat kepalanya dengan cepat dan menatapku kaget.

"Ja... jadi kau cowok itu??"

Cih... Aku mendecih pelan. Lagi-lagi aku memalingkan pandanganku dari tatapan gadis itu. "Tentu saja, bodoh.."

Gadis itu melepas paksa genggamanku. Entah mengapa kepalanya tertunduk lagi. Dan Lagi-lagi tanpa alasan aku kembali menatap rambut coklatnya yang terhembus angin. Namun.. aku juga bisa melihat tubuhnya sedikit gemetar.

"Untuk apa kau berdiam diri di kelas seperti itu..? Aku jadi harus menunggumu keluar sampai 20 menit, tau..!" Keluh gadis itu.

Didengar dari keluhannya itu sudah jelas bahwa ia sedang kesal dan menganggapku sebagai pengganggu saat aku masih berada di kelas ketika pulang sekolah. Aku tidak mengerti mengapa gadis ini kesal karena keberadaanku di kelas setelah pulang sekolah. Padahal aku tidak mengganggunya. Aku hanya membaca manga.

Mungkin saja ia hanya gadis yang sama dengan gadis-gadis lainnya, yang hanya memanfaatkan kepopuleran lelaki yang ia dekati agar ia bisa populer. Bersikap seolah-olah ia tidak tahu siapa yang berada dihadapannya dan bersikap berbeda dari yang lainnya. Membuat tertarik siapa yang menjadi incarannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang