Persis seperti perasannya yang barangkali hancur berserakan, Jakarta kejatuhan hujan deras malam ini. Kakinya yang kini tidak lagi dilapisi high heels krem saling berpijakan, meredam rasa dingin yang perlahan menggerogoti tubuh. Bibir Dewa terkekeh, putung rokok di sudut bibirnya tinggal setengah, sementara tubuhnya bersandar di ambang pintu seraya mengamati Iris dari kejauhan."Lancar. Saya makan malam sama Bara dan Mami-nya." Lirih perempuan itu melalui telepon, "iya, ini lagi makan. Sebentar lagi saya pulang... iya, dianterin sama Bara pulangnya... tadi saya makan—oh—anu—pokoknya appetizernya warna putih, basically tomato yang di-puree, terus diambil ekstrak airnya aja, dikasih basil, thyme, sama tobasco, dan rasanya pedas."
Dewa nyaris tergelak begitu sadar Iris baru saja menyontek penjelasannya beberapa saat lalu.
"Main course? Tadi makan Lamb Chop. Cara masaknya? Astaga, you really don't believe me, do you?"
"Cara masaknya, lumurin lamb chop pakai thyme, jintan, garlic, minyak zaitun, paprika powder, jahe—setelah itu dimasukan kedalam kulkas semalaman."
Yang Dewa pahami, Iris selalu kaget begitu melihatnya. Cewek itu nyaris meloncat, menatapnya dengan netra terbelalak begitu Dewa muncul di belakangnya.
"Eum—cara masaknya tuh, lumurin lamb chop pakai thyme, jintan, garlic, minyak zaitun, paprika powder, jahe—setelah itu dimasukan kedalam kulkas semalaman penuh." Seperti robot, Iris mengulangi ucapan Dewa kepada seseorang diujung panggilan. Kemudian perempuan itu kembali menatap Dewa, meminta pertolongan.
"... terus panggang deh lamb chopnya diatas pan yang udah dikasih mentega. Kasih merica dan garam, thyme segar, sambil disiram-siram pakai mentega." Balas Dewa, sedikit berbisik.
"T-terus panggang deh lamb chopnya diatas pan yang udah dikasih mentega. Kasih merica dan garam, thyme segar, sambil disiram pakai mentega." Lanjut Iris dengan percaya diri.
Dewa tersenyum sebelum kembali menyesap putung rokoknya dalam-dalam, lantas mengepulkan asapnya ke udara.
"Terus," kini Dewa berdiri tepat bersisian dengan Iris. Kepalanya menoleh seraya melanjutkan, "angkat, sisihkan. It's pretty much ready to be served."
KAMU SEDANG MEMBACA
Under His Sheets | Bluesy
Fiksi Penggemar[ROMANCE] [ADULT] Iris (𝐊𝐚𝐫𝐢𝐧𝐚 𝐘𝐨𝐨) selalu jadi anak baik-baik seumur hidupnya, membawa nama belakang keluarga Tijandra seolah menjadikan seluruh gerak-geriknya terbatas. Pacar dari keluarga baik-baik, pendidikan yang tinggi, profesi yang t...