..
"Hanan! Nan! Argh! Hanan!" Chacha memegangi perutnya yang terasa sakit. Dia menggoyangkan lengan Hanan agar pemuda itu segera bangun.
"Hanan! Shh.."
Hanan yang awalnya masih tidur langsung membuka matanya. Pemuda itu langsung duduk dan menoleh pada Chacha.
"Cha! Lo kenapa? Apanya yang sakit?" tanyanya panik.
Chacha meringis pelan sambil terus memegangi perutnya. "Sakit Bi.."
Hanan menatap perut Chacha panik. "Lo mau lahiran?" tanyanya.
Chacha menggeleng. Keringat sudah mengalir di dahinya. "Enggak, baru juga delapan bulan!" jawabnya.
"Terus kenapa? Cha, aduh. Gimana?" tanya Hanan panik. Tangannya menggenggam erat tangan Chacha.
"Perut gue kram. Argh sakit!" kata Chacha meringis kesakitan.
Hanan semakin panik, dia ikut berkeringat dingin. Tanpa ragu dia mengangkat tubuh Chacha, setelah meraih ponselnya yang ada di atas nakas dia langsung berjalan ke depan.
"Pak Arif! Pak Arif! Pak!" Hanan berteriak begitu sampai di halaman.
Pak Arif yang mendengar teriakan Hanan langsung berlari. "Iya den, Ya Allah non Chacha kenapa den?" tanyanya ikut panik.
"Pak tolong bukain pintu mobil, saya mau ke rumah sakit.." kata Hanan yang sudah begitu panik.
Mendengar suara rintihan Chacha membuatnya langsung berkeringat dingin. Jantungnya sudah berdetak tak karuan. Apalagi melihat Chacha yang terus meringis menahan sakit.
Pak Arif dengan tergopoh langsung membukakan pintu mobil, Hanan dengan hati-hati mendudukkan Chacha di sana. Dia langsung mengatur posisi kursi agar Chacha merasa lebih nyaman.
Setelahnya dia langsung masuk dan duduk di kursi pengemudi. Hanan langsung menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Dia sangat takut dan panik.
Sepanjang perjalanan dia terus mengusap tangan Chacha. Menenangkan gadis itu dan mengecup tangannya berkali-kali.
Rintihan dan ringisan Chacha benar-benar membuatnya takut. Dia takut terjadi sesuatu pada Chacha dan juga bayi mereka.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Hanan tidak pernah berhenti untuk berdoa.
Dan begitu sampai di rumah sakit tujuannya Hanan langsung memarkirkan mobilnya. Pemuda itu langsung turun dan menggedong Chacha memasuki rumah sakit itu.
Beberapa perawat dengan sigap langsung membawa brankar menghampiri Hanan.
"Sakit Bi.." rintih Chacha sambil memegangi perutnya. Dia sekarang sudah berbaring di atas brankar yang kini tengah di dorong menuju suatu ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baskara 18+ | END
Romance⚠️ Mature Content 🔞⚠️ [Sequel dari Engas, Ena dan Afeksi!] FULL CHAPTER DI KARYAKARSA! Kehidupan Hanan dan Chacha yang semakin seru setelah Chacha dinyatakan hamil. "Adek minta dijenguk papanya, ayoooo Bi! Udah gapapa loh ini. Adek kangen loh, kit...