~CHAPTER 4~

100 16 0
                                    

Di sore hari pada waktu yang sama saat Lion dan para gadis sedang bersenang-senang, ada seorang laki-laki berambut oranye yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

.

.

.

 ICHIGO POV

Aku sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sampai saat aku melihat para preman sedang bermain di tempat yang sangat tidak tepat. Aku mengalahkan salah satu anggota mereka dan yang lain nya terlihat marah.

"Kau mengalahkan Yama dan menyuruh kami untuk meyingkir ?" kata salah satu preman itu.

"Katakan sesuatu! Dasar berandal!" lanjutnya dan terlihat seperti ingin meukul ku. Tetapi aku lebih dulu menendang wajahnya. Dan menginjak-injaknya.

"Toshirin...." kata preman yang lain.

"Ini buruk! Dia kuat sekali!" lanjut mereka.

"Bisa diam kan ?! Dengar, semuanya. Lihat itu! " teriakku sambil menunjuk sebuah botol yang berisi bunga yang telah terjatuh.

"Pertanyaan pertama, apa itu ? Kau, yang di tengah!" tanyaku sambil menunjuk preman yang berada di tengah.

"Apa ? Bunga untuk anak yang meninggal di sini kemarin ?" jawabnya.

"Benar!" kataku sambil menendang wajahnya hingga dia terpental.

"Mit!" ucap salah satu temannya.

"Katakan kenapa vas itu jatuh?" tanyaku kembali.

"Kami bermain papan seluncur dan menjatuhkannya." jawab mereka. Lalu, aku langsung memukul mereka.

"Kalau kau lakukan lagi, aku akan buat seseorang memberi bunga untuk jiwa kalian juga!" kataku sambil berteriak.

" Kami minta maaf!" kata mereka dan langsung berlari pergi.

"Kalau kelihatan setakut itu, aku rasa, mereka tak akan kembali. Aku akan bawakan bunga segar untukmu besok." ucapku sambil melihat ke arah roh anak kecil perempuan itu.

" Terima kasih karena sudah menyingkirkan mereka. Sekarang, aku bisaberistirahat dengan tenang." ucapnya.

"Sama-sama. Waktunya kau "menyeberang". " kataku sambil mengembalikan vas bunga yang terjatuh kembali ke posisi semula.

Kurosaki Ichigo, 15 tahun, kelas 10. Keluarganya memiliki klinik medis. Terkadang untung, terkadang rugi. Mungkin karena itu, sudah sejak lama dia bisa melihat hantu.

Saat sudah membuka pintu depan, seperti biasa aku selalu disambutoleh ayahku yang bernama Kurosaki Isshin.

"Aku pulang..." ucapku

"Kau telat!" kata ayahku sambil menendang wajahku.

"Dasar nakal! Kau tahu, makan malam di sini tepat pukul19:00!" katanya.

"Hei, begini cara memperlakukan anak yang mempertaruhkan nyawanya membantu hantu berpindah ?" ucapku dengan nada tinggi.

"Diam! Ayah tidak mau dengar alasanmu! Siapapun yang mengganggu ketenangan di rumah ini akan dihukum! " kat ayahku.

"Atau apa ? Mau menyombong karena hanya kau yang bisa bicara dengan hantu ?" tanya ayahkulagi. dan kami berkelahi denagn satu sama lain seperti biasa.

"Aku tidak meminta kemampuan ini!" jawabku dan perkelahian nya masih terus berlanjut.

"Behentilah, kalian berdua. Makan malamnya mulai dingin." ucap adik perempuanku yang bernama yuzu.

"Biarkan saja, Yuzu. Tambah nasinya." lanjut adik perempuanku yaang satu lagi bernama Karin.

The Journey (Bleach Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang