#1: Parkir.

9 2 0
                                    

Seluruh siswa kelas 3.C diwajibkan untuk membawa daun untuk syarat wajib praktek melukis. ABC atau kepanjangan dari Asosiasi Bandar C, mengubah kelasnya menjadi warna hijau. Termasuk satu anak laki-laki yang biasanya lupa akan tugas.

"Jihoon, bawa apa?" Tanya Bu Alya.

"Tas, Bu."

"Bukan itu maksud saya."

"Apa atuh?"

"Kamu bawa daun apa?"

"Daun katuk, Bu."

Sontak para siswa tertawa serempak, karena daun katuk biasanya dibuat sayur bening dan kurang cocok digunakan untuk melukis.

"Gapapa. Bawa kan?" Tanya Bu Alya lagi.

"Tas, Bu?" Tanya balik Jihoon.

"Daun."

"Oh bawa atuh, Bu."

"Mana?"

"Tas?"

"HAHAHAHAHA" seluruh kelas tertawa lagi. Hampir seluruh Guru tampak harus extra sabar jika mengajar dikelas 3.C. Kelas yang berisikan Asosiasi Bandar dari berbagai kemampuan.

Sebenarnya hanya ada dua alasan kenapa para Guru harus ekstra sabar saat mengajar di kelas ini. Itu karena ada Ketuban dan Waketuban. Ketuban singkatan dari Ketua Bandar, sedangkan Waketuban adalah Wakil Ketua Bandar.

"Kamu bawa apa?" Tanya Bu Alya pada siswi disebrang Jihoon.

"Keyakinan, Bu."

"Wafa."

"Iya Bu serius." Jawaban Wafa terlihat sangat meyakinkan, sementara seluruh siswa menahan tawanya.

"Maksud Ibu, kamu bawa daun apa buat praktek melukis?"

"Ini Bu."

Seisi kelas memecahkan tawanya dengan serempak karena melihat Wafa yang memamerkan satu lembar daun pisang yang masih meneteskan getah.

"Kamu mau melukis dimana kalo daunnya segede itu?"

"Ibu lupa tadi aku bawa apa?"

"Keyakinan?"

"Nah itu, Bu. Yang penting yakin."

Jihoon melihat daun pisang yang dibawa Wafa, dengan sejuta pertanyaan dibenaknya. Ini karena Wafa tidak punya pohon pisang dirumahnya. Ia yakin kalau Wafa mencuri.

"Sst..sst!" Jihoon memanggil Wafa. "Dari mana?"

"Dari tadi." Jawab Wafa.

"Itu daun pisang dari mana?"

"Oh.. nyuri."

"Di?"

"Rumah Pak Danang."

"Bangsat, itu punya kakek gue."

"Maaf. Gak dikasih nama sih. Mana gue tau."

Semua siswa mulai serius menggambar, termasuk Wafa yang melukis bagaimana bentuk daun pisang, hingga ke detailnya.

"Nanti ke parkiran?" Tanya Yedam yang datang sambil membawa ember. Entah dari mana, yang jelas dia selalu bawa barang-barang ketika datang ke tempat nongkrong dipojok kantin sekolah.

"Iya, ganti shift kan." Jawab Jihoon.

"Lu ikut Wafa markir?" Tanya Yedam tak percaya.

"Enggak, gue cuma lagi jadi juru bicara dia aja." Jawabnya sambil memakan kuaci.

Bukan siswa atau siswi yang terkenal, entah itu karena kontroversi, apalagi prestasi. Enam anak ini terlihat selalu bersama. Namun kali ini hanya ada tiga anak, karena dua anak lainnya sedang memanjat pohon mangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Happiness (AU TREASURE x iKON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang