Jepang

250 12 2
                                    

Halloo. hahaha*ketawaevil* baru niat buat unggah, kan ceritanya libur banyak haha. ya sebelum semester menyempatkan untuk mengunggah cerita yang tidak jelas ini. haha

vot&com di tunggu!

selamat sore...

—————————————

—Naya—

Bangun pagi setelah menangis itu benar-benar menyebalkan, selain berantakan, flu, aku juga merasakan sakit kepala yang errrrrrr.


wushh~~~~


Setelah mandi dan merapikan penampilan, aku segera menuju jendela dan menatap jalan serta bangunan di sekitar apartemen ini.

Indah, Jepang sangat menyenangkan.


Sedikit angin menerpa wajahku, ku resapi setiap detail sentuhan angin itu di wajahku. Aku mulai menutup mata dan lebih menikmatinya, sekelabat pikiran kejadian kemarin kembali terputar dalam otakku.

Sial. aku mengumpat, sambil memejamkan mata rapat-rapat.


"Ini, makan dan minumlah. Kau belum makan sejak tiba dari bandara" tiba-tiba suara yang baru ku kenali beberapa jam yang lalu menyadarkan dan mengagetkanku, aku refleks berdiri menginjak kakinya dan terjatuh.


"aduh! kau gila! tidak bisakah kau berkata halo, selamat pagi. Ini makan dan minumlah dan blablabla. Seharusnya kau mengucapkan salam atau apapun sebagai pembuka, bukan pada intinya dan mengangetkan orang seperti ini atau mengapa tidak berkata hi terlebih dahulu, tidakkah kau tahu kau benar-benar membuat jantung ku hampir berhenti, dan ini menyakitkan asal kau tahu. Dan kenapa kau tidak membantuku berdiri? HAH!!!" aku terus berbicara dengan mata menatap tajam padanya.


"Wow, mari ku bantu, maafkan saya nona" balasnya sambil membantuku berdiri.


"Nona,nona,nini,nunu,nene,nono, nama ku Naya. NAYA. bukan NONA! dan siapa namamu? kau bahkan belum menyebutkan namamu sejak kemarin" balasku.


"Alexander Paul Jean, panggil saja Alex. Dan siapa nama lengkapmu Naya?" jawabnya.


"Renaya Prandita, panggil Naya. Ingat Naya bukan Rena!"


"well, nama mu unik dan kamu menarik" balasnya dengan senyum jahil


aku memutar bola mataku, dasar laki-laki.

"well, ingatkan aku untuk menyampaikan pujian itu pada orangtua ku. Oya, apa perasaanku saja? tapi dari namamu kamu memang bukan asli dari Indonesia? Benar?"


"faktanya begitu, aku hanya memiliki kakek dan nenek yang tinggal di Indonesia dan dengan baik hati menyuruhku tinggal di Indonesia" balasnya dengan senyuman


"mmm. Apa yang kamu masak? Aku benar-benar lapar sekarang, setelah dikagetkan olehmu laparku bertambah tentu saja."


"Nasi goreng, pakai sosis, cumi, dan telur. Kau suka?" tanyanya


"Tentu, tanpa cumi-cumi tentu saja" balasku sambil membawa nasi goreng dan segelas susu meninggalkan jendela menuju dapur yang diikuti oleh Alex. Aku segera memisahkan nasi goreng dengan cumi-cumi, kemudian melahapnya dimeja makan dengan perasaann........


"aku tidak tahu, ini karena aku kelaparan atau masakanmu benar-benar enak?" jawabku dengan berbinar.


"banyak yang bilang, aku memang jago memasak" balasnya


Aku mencibir "ajari aku, masakanmu bahkan lebih di atas levelnya dariku" balasku dengan senyum kecut.


"tidak gratis, Naya" balasnya dengan senyum jahil


Aku melotot. "Jadi berapa sewanya? Dasar pelit, ilmu tidak dibagi-bagi secara gratis" balasku dengan cemberut


"aku bercanda" balasnya dengan kekehan


Aku melotot.


Dia terbahak-bahak sekarang.


"dasar, kau aneh" jawabku kemudian meminum susu hingga tandas.


"Kau lucu dan semakin cantik kalau melotot seperti tadi" jawabnya dengan senyum jahil


"ukhukhukh"

Sial.


"hei, minum lah ini Naya" sambil menyerahkan gelas dan menepuknepuk punggungku.

"kau tidak apa-apakan?" lanjutnya dengan sorot mata...? khawatir?

"hei, pipimu memerah? kau kenapa Naya? Jawablah" lanjutnya dengan memegang wajahku dengan kedua tangannya.


sial. dasar laki-laki. pasti sekarang aku mirip kepiting rebus atau tomat?


"aku tidak apa-apa, menjauh sana!" balasku ketus kemudian beranjak untuk mencuci piring sisa makan.


"Kau benar-benar tidak apa-apa?" tanyanya sambil mendekat ke arahku.


"Berhenti disana" kataku sambil berbalik. "aku baik-baik saja, jika kau mengharapkan hal buruk padaku, maka itu tidak terjadi. Jadi sana pergi, kau bisa menonton tv daripada menungguku disini" balasku dengan gaya mengusir.


"siapa juga yang ingin menunggumu? Aku hanya bertanya dan mengkhawatirkanmu" balasnya dengan terkekeh kemudian berlari setelah melihatku mengambil ancang-ancang untuk melemparnya menggunakan sendok.


"Paul!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! awas kau! huh dasar laki-laki!"



tbc


hallo pembaca! hahahaha sebenarnya niat banget buat hapus cerita gaje ini. Tapi nanti deh, klu tetap tidak ada kmntrnya bakalan benar-benar di hapus cerita ini.


bye!

Vot&Com

Sesuatu setelah JepangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang