#1 : Gadis Pembuat Pedang

66 10 19
                                    

.

Desa Vargtander adalah desa yang kerap disinggahi oleh para pengembara dari segala penjuru dunia. Desa itu berada diantara hutan Ash dan kota kecil bernama Almunder Di sana terdapat bahan pangan dengan kualitas terbaik sehingga banyak di jual ke luar pulau.

Vargtander juga memiliki tukang besi yang sangat terkenal di kalangan prajurit. Mereka adalah sepasang Kakek dan cucu yang saling bekerja sama untuk menghidupi sehari-hari. Harry memiliki cucu perempuan bernama Olive Halvor. Kegigihannya dalam bekerja membuatnya kehilangan sosok istri yang sangat dicintai. Meninggal akibat suatu penyakit sebelum mereka dikaruniai seorang anak. Membuat Harry sangat terpukul, penuh sesal dan tak lagi menginginkan untuk kembali menikah. Kejadian itu sudah sangat lama saat usia Harry masih di atas dua puluhan.

Harry juga tidak punya sanak saudara. Selama ini ia hidup dalam kesendirian sebelum akhirnya Harry menemukan bayi berjenis kelamin perempuan terlantar di perbatasan. Saat itu, Harry hanya melihat sekelebat bayang pria mengenakan baju zirah dari sorot cahaya bulan purnama. Bayi perempuan itu ditinggal begitu saja—entah siapa yang tega membuang bayi manis itu. Kulit putih bersih, bulu mata lentik pipi gembul juga tubuhnya sudah sangat berisi. Sejumlah pertimbangan berkecamuk di pikiran, ragu untuk meminang bayi perempuan malang. Semalang nasib Harry, lebih malang lagi nasib bayi perempuan itu. Lagi pula Harry tidak punya seorang pun keluarga. Mungkin—dengan menerima anak itu, hidupnya akan terasa jauh lebih berwarna.

Dan hingga sekarang bayi perempuan yang ia beri nama Olive Halvor hidup bersamanya. Menjalani pekerjaan lelaki menjadi tukang besi--gadis itu sangat bersemangat dalam bekerja. Kendati demikian, Harry tidak pernah memaksa Olive untuk menjadi sebuah bagian dari pekerjaan paling berat di Vargtander. Tidak juga menginginkan cucunya tersebut tergores secuil pun luka.

Di usia dua puluh tahun, di mana para gadis seusia Olive banyak menghabiskan waktu mereka untuk mencicipi berbagai riasan dan pakaian. Olive yang sejak kecil mengamati kakeknya menempa besi justru lebih tertarik untuk menekuni pekerjaan tersebut. Memilih untuk berkecimpung di dunia penempaan. Setiap hari noda hitam tertinggal lekat di kulit putihnya. Belum lagi bara api menyengat alih-alih berpeluh menderai membasahi seluruh awak. Hal biasa yang Olive rasa, tak mengurangi untuk lebih berani menjadi seorang wanita yang kuat dan tidak merepotkan. Tanggung jawab sudah sangat di junjung tinggi. Ketika sudah memulai Olive harus menyelesaikannya hingga tuntas meski sudah melebihi waktu sekali pun.

"Sudah malam, apa yang sedang kau buat?"

Suara serak Harry bergabung dalam kesunyian malam, diiringi jangkrik berderik mengalun-alun sebagai lagu penyemangat Olive. Bunyi pertemuan sebuah benda berat beradu dengan besi berlumur panas api---pertunjukkan dari Olive atas bakat yang sudah terasah sejak di usianya dua belas tahun. Kala itu Harry bertanggung jawab mengajari meski tidak untuk ditekuni.

"Aku menggunakan sisa besi yang ada, lihat apa yang kubuat!" ucapnya bangga. Begitulah Olive alih-alih menuai sebuah karya.

Kakek bernama Harry itu menyernyit sejenak, tangannya bersedekap mengamati. "...Apa kau ingin membuat gladius?"

"Sedikit mendekati." Kata Olive, meninjau ulang setengah dari hasil kerjanya selama tiga malam ini.

Kepalanya sempat mengangguk-angguk paham. Tanpa banyak menanggapi, Harry kembali masuk ke dalam rumah. Derapnya yang berat membuat Olive semakin tak tega jika kelak harus pergi meninggalkannya.

Cerita tentang awal Olive datang di kehidupannya sering dituturkan pria berkepala enam itu. Orang jujur seperti Harry, senang menceritakan berbagai pengalaman apa pun kepada orang yang menjadi teman bincang. Banyak hal yang ingin Olive tahu dari mana sebenarnya dia berasal. Sampai di usia cukup matang saat ini, ia berpikir untuk mencari tahu. Merasa harus angkat kaki dari desa untuk ke ibu kota Bergenia menjadi tujuan barunya—bekal pertahanan pun sudah ia pelajari bersama Vergon, sahabatnya.

Brianna : The Princess of BergeniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang