- 4

680 115 27
                                    

Previously

"K-Kau ..."

Perkataan [Name] terpotong. Efek kagetnya masih ada, santai saja [Name]. Akhirnya kita bertemu, pikir [Name]. [Name] tetap memasang wajah datarnya, ia harus tetap cool dihadapan orang itu. Jangan salto ataupun kayang, apa kau mau mempermalukan dirimu di hadapan Yoojin dan lelaki itu?

Namun sebenarnya, [Name] cukup senang dengan kehadiran orang itu. [Name] membatin,

"Fufu ... jadi kau disini ya??"

Itulah dia...!

"Om-om berdada besar!"

– ✧ –

"Loh, Nona [Name] ada disini, dan ... Bos Yoojin"

Seo Seongeun menyadari keberadaan [Name] dan Yoojin. [Name] melambaikan tangannya.

"Oh ... hai, tuan ...?" [Name] terlalu fokus dengan bentuk tubuh Seongeun sehingga lupa dengan namanya. Seongeun membalas dengan senyuman yang hangat.

"Saya Seo Seongeun, CEO anak perusahaan keempat, One MCN," Seo Seongeun memperkenalkan dirinya dengan baik dan sopan. Namun entah kenapa [Name] merasa tidak nyaman.

"Yaelah, pake nyebutin jabatannya segala," batinnya.

Tidak, bukan begitu, [Name] ...

"Ya kalo misalkan dia nggak nyebutin jabatannya sih, aku bakal nganggep dia debt collector ..."

"Ah, salam kenal, Tuan Seo," 

Seongeun membalas [Name] dengan senyuman yang sama. [Name] akui jika pria itu tersenyum, ia tidak terlihat menyeramkan. Sering-seringlah tersenyum, pikir [Name].

Yoojin tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Seongeun. Tentu tinggi Seongeun yang sudah kelewatan batas itu harus menunduk untuk mendengarkan bisikan Yoojin. [Name] tentu tidak bisa mendengarnya. Bukan karena [Name] budeg atau bagaimana, tapi suara Yoojin benar-benar kecil seperti badannya. Tapi untuk sekarang, [Name] tidak terlalu mementingkan itu sih. Yang penting setelah ini ia harus meminta tolong kepada Seongeun untuk mengantarkannya pada Hyungseok. 

"Nona, Tuan Seo Seongeun telah bersedia untuk mengantarkanmu untuk kembali kepada Tuan Hyungseok. Anda bisa mengikuti Tuan Seo," ucap Yoojin setelah berdiskusi kecil dengan Seongeun. [Name] mengangguk, rupanya tanpa diminta pun Seongeun akan mengantarkannya. [Name] berdiri dan berjalan mengikuti Seongeun yang sudah berjalan duluan. 

"Dimana terakhir kali melihat kau melihat Hyungseok? Aku bisa mengantarmu kesana, aku hafal dengan gedung ini," tiba-tiba cara bicaranya berubah sedikit. "Oh jadi gitu, jadi lu bakal hajar gue di tengah jalan? Oke, maju lo, bangsat. Gue pukul dada lo sampe bunyi kya yameteh," batin [Name] yang mempertahankan wajah datarnya.

"Di café ... aku tidak tahu ia masih ada disana atau tidak," jawab [Name]. 

Sungguh kakinya pegal sekali padahal baru berjalan sekitar ... seberapa jauh ya? [Name] sendiri tidak tahu. Intinya, [Name] sudah berjalan cukup lama, itu pikirnya. Sepertinya Seongeun juga bingung sendiri. Ia tidak bisa memastikan Hyungseok ada dimana. Jika saja Hyungseok dipasang alat pelacak mungkin bisa dicari.

"Kenapa tidak telpon saja?"

"Goblok, kenapa gue ga telpon aja ya? Tolol amat gue," batin Seongeun. Ingat, CEO itu tidak selamanya pintar. Ada kalanya otaknya tidak berfungsi seperti biasa. "O-Oh, benar. Akan kuhubungi segera," Seongeun mengambil ponselnya dari sakunya. Setelah berbincang dengan Hyungseok melalui telepon, Seongeun akhirnya tahu dimana letak Hyungseok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NICE TO MEET YOU! - YoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang