- 3

998 179 40
                                    

Previously

"Saya kesini untuk melihat hasil proyek yang dijalankan sebelumnya. Dan ini... Siapa?"

Yoojin dan [Name] saling bertatapan. Manik hitam gelap di balik kacamata Yoojin berfokus pada Park [Name].

Inilah pertemuan pertama mereka.

Menatap ke arah Yoojin, [Name] menyadari sesuatu...

"Ternyata... orang cebol bisa jadi bos ya...?"

– ✧ –

"Itu putri saya, Park [Name]"

Jinyoung mengenalkan putrinya kepada Yoojin. [Name] hanya melambaikan tangannya dengan senyuman kaku.

"Oh rupanya ini putri Anda. Senang bertemu dengan Anda, nona [Name]"

"Plis bisa gak sih orang-orang stop manggil gue 'nona'? Apa susahnya sih?"

Batin [Name].

Yoojin berjalan mendekati Jinyoung dan Hyungseok. Jinyoung terlihat menjelaskan sesuatu dan Yoojin hanya mengangguk paham diikuti dengan komentar singkat. [Name] ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi niatnya ia urungkan karena menyadari Yoojin ada disana juga. Kalau ikut campur kan tidak sopan. Bisa-bisa gaji ayahnya diturunkan dan [Name] tidak bisa membeli komik.

Beberapa saat kemudian, Yoojin dan Jinyoung selesai berbincang. Yoojin pergi meninggalkan Jinyoung dan Hyungseok. Mendekati pintu, Yoojin berbicara sesuatu,

"Oh iya, satu hal lagi ... mungkin nona [Name] bisa sering-sering kesini. Biar Hyungseok dan yang lainnya ada temannya"

Jinyoung memasang wajah bingung. 

"Kenapa begitu?"

"Sudahlah, nanti gajimu kunaikkan"

"Ok, shap!"

Yoojin pergi meninggalkan laboratorium Jinyoung setelah memberikan senyuman manisnya kepada [Name]. [Name] cuma bisa membalas dengan senyuman tipis.

"Aaaaa ... tadi itu menegangkan ..."

"Halah, gitu doang aja takut. Lemah kamu, Seok"

"T-Tapi kan Pak, kalo kita gagal kan bisa–"

"Gak usah mikir yang negatif-negatif, nanti stress. Toh, tadi udah bagus kata Bos Yoo"

Hyungseok menghela napasnya. Projek yang ia kerjakan bersama atasannya selama berhari-hari, berminggu-minggu, akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Udah waktunya istirahat. Kamu mau ngapain?"

Tanya Jinyoung yang duduk di sebuah kursi dekat meja yang penuh dengan berbagai peralatan. Hyungseok menggaruk tengkuknya. Sejujurnya, ia tidak tau ingin melakukan apa. Kecuali ...

"Saya niatnya mau ngobrol sebentar sama [Name] sih. Boleh kan, Pak?"

Jinyoung diam sejenak. [Name] yang mendengarnya langsung berdiri dari tempat duduknya dan mendekati ayahnya.

"Boleh kan, Pah? Aku mau main sama Seok"

Jinyoung menghela napasnya.

"Boleh. Seok, ajak dia keliling. Jangan terlalu jauh, ya. Nanti si cebol ini hilang terus nangis. Besok dan kedepannya dia bakal kesini lagi"

NICE TO MEET YOU! - YoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang