CHAPTER 01

36 2 0
                                    

setelah liburan berakhir, kami naik pangkat menjadi siswa kelas XII yang harus bersiap menghadapi ujian nasional.

sementara itu, sekolah kita menyambut keluarga baru yang disebut sebagai koleksi dedek gemes di kelas X.

dua bulan telah berlalu. kini gue, abel, dan caca sedang ngobrol dikantin bersama mbak wati.

"liat tuh yang lagi didepot somay. baru dua bulan sekolah udah berani mepet-mepet ke seniornya" sahut abel yang sedang memakan cireng buatan mbak wati.

"lo nggak liat yang lagi duduk di deket depot bakso? make-up nya itu lho! berasa mau konser." ucap caca yang dari tadi sedang memperhatikan siswa-siswa X itu.

"iya, ya, mbak caca. tebel banget gitu" cengir mbak wati.

***

gue menghela napas kencang. hingga abel, caca dan mbak wati menoleh ke arah gue.

"kenapa lo cemberut gitu?" ucap abel yang lagi penasaran karena tiba-tiba wajah natya berubah menjadi cemberut.

"jevan... pasti makin banyak yang naksir sama dia" ucap natya yang cemberut seakan lagi memikirkan jevan akan direbut oleh siswa yang berada di kelas X itu.

"padahal jevan setiap hari nya selalu antar jemput gue, tapi hadiah di kolong meja nya tetap aja banyak. semua itu karena pemberian dari adek kelas gatel yang lagi naksir kepadanya"

"seharusnya adik kelas kan tau kalau jevan udah punya pacar, gue pacar jevan."

"gue juga kesel sama anak kelas satu yang terang-terangan ngejar cinta dino. padahal dia tau dino udah ada gue." sahut caca yang sedang kesel.

mbak wati kembali ke depot dagangannya karena ada pembeli.

sementara itu, abel menepuk bahu gue dan bahu caca bergantian.

"sabar ya, risiko pacaran sama anak olimpiade kayaknya gitu deh. jadi harus berbagi hati sama fansnya." ucap abel.

"baru kelas satu aja udah ada bibit jadi pelakor. coba bayangin deh ke depannya bakal gimana?" sahut caca yang dari tadi terlihat sangat kesel dengan perbuatan anak kelas satu itu.

kepala gue dan abel mengangguk, membayangkan apa yang caca ucapkan barusan.

"panjang umur banget, sih. udah nongol aja dia sama dayang-dayang nya."

caca melirik sebal ke meja disebelah meja kami.

ada lima orang siswi yang baru duduk di sana tanpa membawa jajanan apa pun.

"kasihan ya kak dino, punya pacar tapi hobinya pamer kemesraan di depan umum" sahut junior centil yang baru saja datang disebelah meja kami.

"iya, bener. padahal kan ini sekolah yang harusnya buat belajar, bukan buat pacaran."

"gue heran, kenapa ya kak dino mau pacaran sama dia?"

"mendingan juga tuh cewek mundur."

"biarin kak dino dapat perempuan yang lebih baik, lebih cantik, lebih segala-galanya deh dari dia!"

"kalau nggak, citra kak dino sebagai salah satu pemenang olimpiade sains bisa rusak gara-gara dia!" sahut seorang siswi junior centil itu.

***

DRRAKKK

gue dan abel terlonjak karena caca yang mendadak menggebrak meja.

dengan wajah menahan merah, caca bangun dari kursi dan menatap tajam junior tadi.

"ngomong apa lo semua?!" sahut caca yang sedang marah dengan tatapan tajam nya.

caca tidak mempedulikan seisi kantin yang mulai memperhatikan.

Still With You (END)Where stories live. Discover now