Bab 17

14 4 5
                                    

Annyeong🤗
Maaf yaa baru update lagi

Biar menghayati baca nya sambil Denger lagu sad yaa biar lebih kerasa sad  nya

.

.

Happy Reading

.

.

"Yaudah lah buka aja, biar tau juga ini surat punya rizal atau bukan"lanjut Zia sambil mencoba membuka surat rumah sakit itu

Saat Zia membuka surat dan membaca nya, Zia langsung mengubah raut wajahnya

Sedangkan di sisi lain

"Huftt, untung aja gue langsung pergi, kalau enggak bisa curiga Zia"ucap Rizal sambil bernafas lega begitu sampai parkiran motor nya

"Eh, mana surat nya"lanjut rizal dengan mencari surat RS di saku celana nya

"Jangan-jangan surat nya jatuh lagi, aishh sialan, ceroboh banget si lu zal"sambil menepuk jidat nya sendiri

Rizal langsung buru-buru kembali masuk ke dalam Rumah sakit untuk mencari surat nya

"Mana lagi surat nya"gumam rizal dengan terus menelisik ke bawah mencari surat nya

"Cari ini"suara seseorang yang membuat rizal membatu di tempat karena suara ini sangat di kenal oleh rizal, membuat rizal perlahan-lahan mendongak untuk melihat

"Z-Zia, kok pulang belum pulang sih hehe"ucap rizal kikuk, yaah suara itu adalah suara Zia

"Lo cari ini zal?"ujar Zia tak menghiraukan ucapan rizal, sambil memperlihatkan surat rumah sakit milik rizal

"Eh, iya itu milik sepupu gue"bohong rizal dengan kaget, karena yang menemukan surat nya adalah Zia

"Jangan bohong zal! Gue udah tau semua nya"sendu Zia menatap rizal, sedangkan rizal mendengar itu hanya tersenyum

"Gue gapapa zi, tenang aja. Gue kan setrong hehe"balas rizal dengan kekehan, supaya Zia tidak  mengkhawatirkan nya

"Gapapa gimana sihh maksud lo!hah!"ujar Zia dengan marah dengan perlahan lelehan air keluar dari mata yang membasahi pipi nya

"Penyakit lo itu gak bisa di bawa santai aja zal, lo itu kena kanker otak zal stadium akhir~"lanjut zia dengan lirih

Zia gak pernah nyangka temen cowok yang begitu menyebalkan bagi Zia, menyimpan rasa sakit ini sendirian tanpa mau orang lain tau, bersikap ceria di depan orang-orang tetapi tidak jika sedang sendirian. Dia rapuh, dia terpuruk, dia sendirian, dia butuh support sistem yang selalu orang lain dapatkan yaitu orang tua. Tapi keadaan yang membuat dia sendiri, orang tua yang gila kerja tanpa memikirkan bagaimana keadaan anak nya.

"Gue gapapa kok zi, gue bisa hadapi ini semua, mungkin ini memang udah takdir gue zi"balas rizal dengan senyuman lirih

"Udah berapa lama zil?"tanya Zia dengan menatap rizal sambil menghapus air mata yang membasahi pipi nya

"Udah 6 bulan"jawab rizal dengan menunduk

"Selama itu lo sendiri? Kenapa lo ga bilang ke gue zal? Kita itu udah temenan lama zal"kecewa Zia, dia kecewa pada diri sendiri karena rizal membutuhkan dukungan untuk melalui semuanya malah tidak ada, sedangkan rizal hanya bergumam 'Maaf' dengan menunduk kan kepala nya

"Orang tua lo tau tentang penyakit lo?"lanjut tanya Zia dan di balas senyuman oleh rizal

"Cuman lo yang tau penyakit gue"

"Mereka harus tau zal, sesibuk apapun orang tua lo mereka harus tau!"ujar Zia dengan marah, dia kesal pada orang tua rizal yang gila kerja itu. Yahh Zia tau bagaimana orang tua rizal, karena mereka sudah kenal dari SD dan kebetulan dulu rizal tetangga Zia tetapi waktu rizal SMP mereka pindah rumah

"Buat apa zi?mereka gak akan peduli!"Lirih rizal dengan tersenyum, dan Zia tau itu senyuman pedih

"Tap-

Akhh

Brukh

"RIZALL"Seru Zia begitu melihat rizal pingsan setelah memegang kepala nya yang sakit

"DOKTER! SUSTER! TOLONG CEPETAN BANGSULL!"Ucap Zia teriak memanggil dokter sama suster yang begitu lambat

Rizal di masukkan ke ruang ICU langsung oleh dokter yang menangani rizal selama ini, sedangkan Zia menunggu di luar dengan gelisah

"Gue yakin lo pasti kuat, lo pasti bisa lewatin ini semua. Gue mohon zal tetep bertahan"lirih Zia

30 menit kemudian Dokter pun keluar, Zia yang melihat itu pun langsung menghampiri dan langsung bertanya

"Dok gimana keadaan teman saya? Baik-baik aja kan dok?"Runtuyan pertanyaan langsung Zia lemparkan pada dokter yang menangani rizal

"Mohon maaf nona Tuan rizal sedang mengalami koma, kanker nya sudah menyebar dan saya pribadi pun sudah pernah bilang pada tuan rizal kemungkinan untuk hidup pun sedikit kalau pun di operasi pun akan sama namun bila di operasi jangka hidup nya mungkin akan sedikit panjang, kami sudah sebaik mungkin tapi kita kembalikan lagi pada tuhan, bagaimana kedepan nya. Mohon doa nya saja nona, kalau begitu saya permisi"jelas dokter dan langsung pamit, meninggal kan Zia yang termenung

"Enggak-enggak, gue yakin rizal Pasti bisa melewati ini semua"gumam Zia menatap kaca yang mengarah pada rizal yang sedang terbaring dengan berbagai alat pada tubuh nya

10 menit Zia berdiri di depan kaca tak lama dari itu Zia langsung pergi dari situ

*rooftop

"TUHAN JANGAN AMBIL RIZAL, BIARKAN DIA BAHAGIA DULU"

"KENAPA HARUS RIZAL YANG MENANGGUNG SEMUA INI, DIA SUDAH CUKUP MENDERITA TAPI KENAPA ENGKAU TAMBAH LAGI PENDERITAAN NYA"

"Hiks kenapa hiks kenapa tuhan"lirih Zia

"Dia ingin hidup, Dia juga berhak bahagia, dia juga pengen bahagia, apa engkau tidak kasihan pada hambamu rizal hiks"

Selesai berteriak, Zia langsung luruh ke bawah

"Hiks hiks gue mohon zal bertahan"lirih Zia

TBC

Jangan lupa

Follow akun author

Vote

Komen

Maaciw

Random PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang