08

6.5K 386 44
                                    

Oh iya sebelum kalian baca aku mau ngasih tau, kalo kalian baca chapter ini, terus kalian merasa bingung karena ada kata yang aku singkat. Itu memang aku sengaja, soalnya agak gimana gitu yahh. Jadi maaf kalo kalian agak kurang nyaman

SELAMAT MEMBACAA

Setelah Jaemin mengurung Jeno kembali ke dalam kamarnya. Jaemin segera masuk ke dalam ruangan nya yang sering dia pakai untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

Meskipun Jaemin masih sekolah, tapi dirinya sudah memiliki pekerjaan.

Jaemin membuka HP nya lalu menghubungi seseorang.

"Halo, "

"Cari data orang yang di sukai Jeno, " Ucap Jaemin tanpa basa basi.

"Baiklah, "

Setelah itu Jaemin segera mematikan telfonnya. Hingga beberapa menit kemudian, sebuah pesan masuk ke HP Jaemin.

Jaemin membukanya, lalu tersenyum miring saat membaca pesan tersebut.

"Lee haechan, sebentar lagi kau menjemput ajalmu, "



Saat ini Jeno tengah mondar-mandir di depan pintu. Dirinya tengah memikirkan gimana caranya agar bisa kabur dari sini. Beruntung sekali ia tidak di ikat lagi seperti tadi.

"Gimana caranya gue bisa keluar dari sini??"

Jeno melihat ke sekeliling kamar. Lalu matanya melihat ke arah jendela yang berada di kamar.

Jeno segera berjalan mendekat, membuka tirai yang menghalangi jendela. Jeno mencoba untuk membuka jendela tersebut, akan tetapi jendelanya tidak kunjung terbuka.

Jeno terus mencoba nya, lalu ia mengambil vas bunga yang terbuat dari keramik. Saat akan memecahkan kaca tersebut, tiba-tiba Jaemin masuk kedalam kamar.

"Sedang apa kamu disana? Mau keluar? "

Jeno terkejut mendengar suara Jaemin, dan dengan tidak sengaja ia menjatuhkan vas bunga yang berada di tangannya. Hingga membuatnya pecah.

Jaemin berjalan mendekat ke arah Jeno. Tangan Jaemin terangkat untuk menyentuh rambut hitam Jeno.

Awalnya hanya usapan lembut, namun berubah menjadi tarikan yang kuat pada rambut Jeno.

Tangan Jeno mencoba untuk melepas tangan Jaemin dari rambutnya. Karena tarikan Jaemin membuat kepala nya terasa sakit. Mungkin ada beberapa helai rambut yang terlepas.

"Ja-jaemin lepas.. " Ucap Jeno.

Mata Jaemin menatap tajam ke arah Jeno. Tarikan pada rambutnya bertambah kuat. Lalu Jaemin menghempaskan tubuh Jeno hingga kepala Jeno terkena ujung lemari.

Jeno merasa sesuatu mengalir dari Kepala nya. Dan juga Jeno merasa pusing.

Jaemin tanpa berucap apapun, meninggalkan Jeno. Saat mendengar suara pintu tertutup. Air mata Jeno turun membasahi pipinya. Jeno merasa menyesal karena telah berpacaran dengan Jaemin.

Jeno terisak pelan, sambil memeluk kedua lututnya. Kepalanya ia tenggelamkan di antara lutut.

Jeno menghabiskan waktunya dengan menangis, hingga dirinya merasa lelah. Lalu terlelap dengan posisi duduk bersandar pada lemari.



Jeno merasa terusik saat sebuah tangan mengusap rambutnya. Mata Jeno perlahan terbuka, hal yang pertama ia lihat adalah wajah Jaemin yang tengah tersenyum ke arah nya.

"Kamu kenapa bangun sayang?? " Tanya Jaemin lembut.

Jeno tidak menjawabnya, dia hanya diam. Lalu ia mendudukkan dirinya di atas kasur.

Mata Jaemin menatap ke arah kepala Jeno yang ter plester. Lalu pandangannya berubah menyendu.

"Maafin aku ya sayang, tadi aku berlaku kasar ke kamu, " Ucap Jaemin.

"Sebagai permintaan maaf, aku punya hadiah buat kamu, "

Tangan Jaemin mengambil sebuah kotak, dengan bungkus kado berwarna merah. Jaemin memberi kotak tersebut ke arah Jeno.

Sedangkan Jeno menatap bingung ke arah kotak yang berada di tangan Jaemin.

Karena Jeno hanya menatap kotak tersebut. Membuat Jaemin menaruh nya di atas pangkuan Jeno.

"Silahkan buka sayang, kamu pasti suka sama hadiahnya, "

Karena Jeno merasa penasaran, ia kemudian membuka kotak tersebut. Saat melihat isi dalam kotak, Jeno berteriak kencang lalu melempar kotak tersebut. Sehingga membuat isinya menggelinding.

"Hu.. Kenapa di buang sayang? Kamu gak suka?? " Tanya Jaemin sambil menatap ke arah wajah Jeno yang menampilkan ekspresi ketakutan.

Tubuh Jeno bergetar, tubuh nya bergetar. Isi dari kotak itu adalah sebuah kepala seseorang, yang tak lain adalah Hcn orang yang di sukai Jeno.

Jaemin berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekat ke arah kepala yang telah terlempar sedikit jauh.

Jaemin mengambil kepala tersebut, lalu membawanya mendekat ke arah Jeno.

"Aku udah bawain kamu orang yang katanya kamu suka. Tapi kok malah di buang?? Lihat, kau tak ingin memeluk nya?? " Tanya Jaemin.

Jeno memalingkan kepalanya menghadap ke arah lain. Matanya terpejam, Jeno menangis. Dirinya merasa sakit hati, saat mengetahui seseorang yang begitu ia sayang telah meninggalkan dirinya.

Tangan Jaemin memaksa kepala Jeno untuk melihat ke arahnya.

"Ayoo buka mata kamu sayang. Kamu gak mau liat orang yang kamu suka buat terakhir kalinya sebelum aku membakarnya?? " Tanya Jaemin.

Jeno hanya diam, sejujurnya ia ingin melihat nya. Namun dirinya takut. Kepalanya masih terngiang-ngiang di dalam otaknya.

"Baiklah aku akan segera membakarnya, " Ucap Jaemin, karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Jeno.

Lalu Jaemin melangkahkan kakinya keluar kamar.

TBC

Huu.. Sorry yah kalo aku baru update, soalnya baru nemu idenya. Dan juga aku lagi sedikit sibuk, karena bentar lagi mau ada study. Jadi maaf yahh kalo aku telat update dan terkesan php.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUTUS | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang