O3

193 19 2
                                    

"Jadi itu alasanmu untuk mengajakku bertemu," ujar seseorang tengah sibuk menggoncang minuman yang telah dingin.

Dia mendengar dengan betul. Mendengar keluh kisah percintaan dari Yeji yang menatapnya dengan harapan tinggi.

Berharap dirinya menemukan solusi terbaik untuk memisahkan antara kedua sahabat dekat itu yang merampas waktunya berkencan.

"Sepertinya kasus ini berbeda seperti hubunganku dengannya."

Yeji merapatkan kembali bibirnya, tak jadi melontarkan kata-katanya setelah melihat kesempatannya seperti sempit.

"Dan kalian berpisah walaupun tahu kalian saling cinta?"

Chaeryeong tersenyum simpul dan menyandarkan punggungnya pada kursi kafe. Menatap sahabat mantannya dengan ekspresi sayu.

"Hubungan kami sebenarnya tidak baik-baik, dia lebih memikirkan uang dan menggunakan waktu kencan kami untuk bekerja."

"Aku tahu bahwa itu adalah tanggungjawabnya mencari uang sendiri. Setidak-tidaknya dia mengatur waktunya untuk berkencan denganku."

Chaeryeong terkekeh miris, teringat akan di mana Yuna— pertama kali meninggikan suaranya hanya untuk menentang dengan idenya.

"Dan aku memilih memutuskan hubungan dan mengatakan aku lelah menunggunya, aku merindukan sosok yang menghangatkan tubuhku. Aku merindukan sosok yang menemaniku setiap saat aku membutuhkannya."

Chaeryeong tersenyum, menerima sapu tangan diberi Yeji tengah menatapnya sayu. "Maafkan Yuna."

"Sudah lama aku memaafkannya, bisakah aku bertemu dengannya?"

"Yuna masih seperti dulu. Dia menghabiskan waktunya bekerja terkadang dia sesekali mampir ke rumahku," jelas Yeji sejujurnya.

Memang benar, usai bekerja gadis itu memilih berada di rumah Yeji sebelum dirinya pulang ke rumah sebenarnya.

Dia tidak ingin mendengar setiap ocehan ayah angkatnya yang selalu membuatnya sakit hati. Dan Yeji tahu soal itu, begitu juga dengan Ryujin.

Dia percaya Yeji bisa menjaga adik angkatnya dengan benar seperti dirinya menjaga Ryujin.

"Engkau masih mencintainya?" Yeji bertanya dengan raut serius sedikit menyentak sang lawan bicaranya.

Chaeryeong terdiam terlalu lama, dan membalasnya, "Masih."

Yeji harus memisahkan dirinya daripada terlibat dalam hubungan mereka. Dan harus menyeret Minju agar tak terlibat.

Seharusnya Yeji bertanya dulu pada Chaeryeong, apakah dia masih memiliki perasaan yang sama padanya.

Kenapa dia melupakan begitu saja, mengapa dia membiarkan Minju sebagai penggantinya.

"Jadi, kamu bisa memberitahu alamat kerjanya, aku akan ke sana sendiri."

"…Baiklah."

—— h u r t  m e ——

Yeji seharusnya tak turut mengikut Chaeryeong untuk bertemu dengan Yuna.

Dia merasa kepanasan melihat kedekatan Beomgyu dan Ryujin di seberang jalan dengan tangan saling bertautan.

Mata mereka bertemu, namun Yeji menumpu sepenuhnya pada tangannya yang cepat melepaskan genggaman itu.

"Yeji?"

Yeji menengok ke Chaeryeong, segera menyusulnya tanpa menengok belakangnya.

hurt me • ryeji [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang