Luka

104 20 4
                                    


Tuk tuk tuk!

Seorang gadis cantik, berlari dengan tergesa-gesah.

"Jeremy!" Panggilnya kepada sosok lelaki tampan di depannya.

"Nat, maaf aku gabisa" Ujar Jeremy. Natalia membuang nafasnya frustasi.

"Jeremy please jangan gini" Lirih Lia, memandang dalam manik pria di depannya.

Mata Jeremy terpejam, nafasnya begitu berat. Ia juga tak ingin meninggalkan pujaan hatinya, namun apa boleh Jeremy buat? Ia harus pergi.

"Aku harus temuin pacar aku di sana, aku gapernah sayang sama kamu. Aku cuma mainin hati kamu doang Li" Ujar Jeremy dengan teganya.

Ucapan itu sukses menyambar hati seorang Natalia. Wajahnya ternganga terkejut, air matanya melesat jatuh.

"Udah ya? Nanti aku ketinggalan pesawat cuma gara-gara kamu"

PLAK!

Satu tamparan mendarat pada pipi Jeremy. Ia pantas medapatkan itu. Jeremy mengangguk pelan, pertanda ia menerima itu.

Jeremy melangkah sekali, mendekat pada Lia. Di jamahnya pinggul gadis tersebut, satu ciuman terarah pada kening Lia.

Gadis itu tidak memberontak.

"Aku tau kamu sayang sama aku, gausah bohong jer. Kamu ga pandai bohong" Ucap Lia sambil tertawa pelan, untuk menutupi rautnya.

Jeremy ikut tersenyum. "Bagus kalau kamu tau itu. Aku pergi" Setelah itu, ini adalah ujaran terakhir yang Lia dapatkan dari sosok Jeremy.

Jeremy melangkah meninggalkan Lia sendirian di tengah-tengah keramaian bandara.

Air mata Jeremy berjatuhan, dadanya sakit bagai di tusuk anak panah. Ya Tuhan, bisa kah Jeremy tetap di sini? Bersama dia, Natalia.

•••

"Jer... Jangan! Jangan pergi.."

BRUKkk!

"Nat?" Panggil Reno.

"Hah hah hah.." Nafas Lia terunggal-unggal.

"Kamu gapapa?" Tanya Reno panik.

Tanpa menjawab, Lia memeluk Reno dengan erat.

"Reno, jangan tinggalin aku" Lirih Lia dalam peluk Reno.

Reno mengusap rambut Lia, tentu saja lelaki itu mendengar racauan Lia tadi.

"Aku ga akan pernah tinggalin kamu Li, aku ga kayak dia"

Air mata Reno mengalir, namun ia segera menyekanya dengan cepat.

Jika seperti ini, bukan hanya Lia yang tersiksa. Reno pun tak bisa menutupi rasa cemburunya bertahun-tahun. Lelaki itu selalu ada di setiap titik pencapaian Lia, namun mengapa yang Lia rindukan hanya dia dia dia dan dia.

"Kamu... Masih sayang dia ya?" Tanya Reno pelan.

"Bisa ga sih gausah bahas itu sekarang? Aku cape no" Jawab Lia.

Tidak, kali ini Reno tak akan membiarkan Lia kabur dari pertanyaannya.

"Kalau gak bahas sekarang, kapan lagi Nat? Setiap aku tanya begini kamu selalu menghindar. Kenapa sih? Kalau kamu masih sayang sama dia, bilang aja. Aku ga mau terus terusan jadi bayangan Jeremy di mata kamu"

"Aku juga cape Nat. Denger kamu ngeracau kayak tadi. Aku mau jadi orang yang kamu cinta, satu satunya. Bisa ga kamu lupain dia sesaat aja kalau lagi sama aku?" Tanya Reno.

Akhirnya keluh lelaki itu selama bertahun-tahun lamanya keluar. Demi apapun Reno bersumpah tidak akan meninggalkan gadis ini. Namun jika begini bagaimana ia akan bertahan?

"No..." Lirih Natalia. Sebelum ia memeluk Reno dengan erat, tak membiarkan seorangpun membawanya pergi.

"Selalu begini, kamu selalu tau caranya bikin aku kayak gini. Jahat Li"

































































Tbc

Natalia dan 2 buayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang