PLAK!
Satu jitakan mengenai jidat lelaki itu. Marah? Ya engak dong. Yang jitak aja bidadari, yakali Hazel bisa marah.
"Kamu tuh ya, udah aku bilang jangan gangguin Natalia! Liat kan hasil nya!" Marah Renata kepada sang pacar.
"Sayang udah dongg, udah sakit nih di gebukin si Reno. Kamu masih tega jitak aku??" Gerutu Hazel sambil cemberut.
Renata hanya diam tanpa menggubris Hazel, ia menutup kotak P3k itu dan menaruhnya kembali ke laci. Tanpa pamit, Renata pergi dari ruang UKS meninggalkan Hazel sendirian.
Ternyata seseorang sudah bersembunyi di sekat sebelah yang sendari tadi tertutup tirai.
"AHAHAHAHA NGAKAK BANGET!" Heboh orang itu sambil betepuk tangan.
Hazel tidak kaget sama sekali, karena ia sudah sadar bahwa Reno berada di sekat sebelah.
"Monyet" Umpat Hazel pelan.
"Makanya jangan gangguin Lia!" Ucap Reno mendudukan dirinya di sebelah Hazel.
"Ah asu, cuma gua ambil sepatunya doang. Rese lu" Jawab Hazel menggerutu.
"Kalau pas ngejar lu dia jatoh gimana? Terus lecet?" Tanya Reno.
"Ampun bang" Ujar Hazel sambil merotasi matanya.
"Yaudah gua cabut duluan, sorry ya kalau sakit" Kata Reno sambil cengengesan.
Hazel hanya melototi Reno sebagai tanda kesalnya.
•••
"Eh na!" Panggil Natalia dari jauh.
Yang empunya nama menoleh kebelakang . "Hai li, ada apa??" Tanya nya sambil tersenyum.
"Itu... Sorry ya soal Hazel. Gua juga biasa aja padahal. Biasalah si Reno hehehe" Ujar Natalia sambil menggaruk lehernya.
Sumpah Lia ga enak banget sama Renata dan Hazel. Perkara Hazel jailin Natalia, malah jadi di gebukin Reno.
"Yaampun gapapa li, emang Hazel juga agak kurang ngajar anaknya. Lagian lo kayak lagi sama siapa aja" Jawab Renata.
"Hehe, abisnya lo sama Reno kayak bukan adik kaka na. Jadinya gue suka lupa" Canda Natalia, jujur aja Renata sama Reno itu berbanding 360°
Renata itu sabar dan mandiri banget, sedangkan Reno itu agak manja anaknya. Tapi Reno gak melepas tugas untuk melindungi Renata sebagai Kaka yang baik.
"Iya sih ya. Gua cakep dia buriq" Gumam Renata. Natalia hanya tertawa melihat respon Renata, kaka beradik bahkan gak akrab sama sekali jadi maklum lah banyak yang gak tau mereka adik kaka.
"Hahaha, yaudah gua duluan ya na. Ada kelas Pak Tomi abis ini. Duluan yaa" Pamit Natalia di angguki Renata.
Setelah sudah sampai di kelas kimia, Natalia kebawah sebentar untuk mengambil buku nya yang tertinggal di loker.
Saat tengah berjalan, seorang lelaki yang tergesa-gesah menabrak Natalia hingga mereka berdua terjatuh ke lantai.
Untung saja kepala Lia di alasi oleh lengan lelaki itu, sehingga tidak terbentur ke lantai.
"Eh sorry ya, gua ga senga- Ja..
Deg
Mereka bertatapan sejenak, entah mengapa kalimat maaf itu malah terabaikan saja.
"Iya gapapa, hati hati kalau jalan. Untung yang lo tabrak gue, kalau yang lo tabrak itu guru gimana? Lain kali hati hati" Ujar Lia lalu melangkah pergi.
Sial, dia cantik banget. Batin sang lelaki. Ia tersadar dan memandang jam tangannya, lalu kembali berlari.
Kini Lia berada di ruang loker, saat tengah mengambil buku suara berat menimpa pendengaran Lia.
"Lagi ngapain cantik" Seorang itu bersuara.
"AAAAA!" Lia reflek memukul orang itu dengan bukunya, yang kira kira ketebalannya sekitar 6cm. Ya kebayang lah ya sakitnya...
"Astaga Lia ini gue, Reno" Akhirnya orang itu berujar. Huftt Lia menghelan nafasnya pelan.
"No, lo ngapain si di sini! Kaget tau gak?!" Kesal Lia sambil memandang Reno tajam.
"Hehe sorry ya, abis cantik banget sih. Bisa gila gua kalau liat lo setiap hari" Gombal Reno di balas decihan Lia.
"Najis, Lebay" Umpatnya pelan, lalu mengunci lokernya.
"Hush gaboleh ngomong gitu, ga baik tau. Apalagi ngomongnya ke calon sendiri" Yap, lelaki itu menggombal lagi.
"No, sekali lagi lo gombalin gua. Ntar gue ga jadi pulang sama lo ya!" Ancam Natalia menunjuk Reno.
"EH IYA ENGA MAAF!" Ampun Reno udah ga berani gombal lagi.
"Huh, kalau mami gak nyuru gua pulang sama lo, gua juga ogah" Gumam Natalia sambil berjalan. Iya, mereka menuju kelas yang sama.
"Lo itu udah di takdirin sama gue nat. Percaya ga?" Tanya Reno jahil, padahal udah tau jika jawaban Natalia tidak akan sesuai dengan ekspetasi nya.
"Enga" Dan yahh, benar saja.
Gadis itu melangkah dua kali lebih cepat untuk mendahului Reno.
"Kata pak satpam, gudang sebelah kita ini angker" Ujar Reno sambil melirik gudang yang tengah mereka lewati.
Lia memperlambat jalannya, sehingga kini mereka sejajah. Tangan Natalia merangkul lengan Reno.
"Shutt, engak gue bercanda" Ucap Reno, ia tau gadis itu beneran takut.
Reno menggenggam tangan Natalia, dan tidak ada pemberontakan. Jadi.... Tangan mereka tertaut sampai ke kelas.
Mau di bilang benci, tapi Lia juga sayang sama Reno. Sebagai teman.
•••
"Zel, tadi gua ketabrak sama cewe. Cantik banget asu!" Lapor Jeremy pada temannya.
"Hah? Anak kelas berapa?" Tanya sang teman ikut berbalik menghadap Jeremy.
"Kayaknya seangkatan sama kita, cuma dia ngambil ipa" Jawab Jeremy sambil senyum senyum gajelas.
"Tau dari mana lo?" Sewot temannya.
"Tadi arahnya dari Ruang kimia, harusnya sih gitu" Jawab Jeremy. Tak ia sangka hari ini akan bertemu bidadari cantik.
"HAH? JANGAN-JANGAN ITU NATALIA!" seru temannya, ia adalah Hazel. Kebetulan Hazel ngambil IPS bersama Jeremy.
"Owhh, cantik ya" Gumam Jeremy.
"Saingan lu banyak jer, cari yang lain. Ga harus dia" Saran Hazel.
"Nope! Harus dia"
Hii! Gimana chapter 1 nyaa? Suka gakk? Kalau ada saran atau kritikan boleh comment aja yaaa
Terima kasihh
KAMU SEDANG MEMBACA
Natalia dan 2 buaya
أدب المراهقينGa heran sih kalau 2 bujang ini selaluu aja dempet satu gadis paripurna ini. Ia, dia Natalia. panggil aja Lia atau Nat. Gadis berparas cantik, imut, dan polos itu bener-bener udah bikin semua cowo terpana sama dia. Alasannya cukup simpel. Dia nyaris...