halo semuaaa, sebelumnya aku mau minta maaf sebesar-besarnya karena ngilang tanpa kabar hiatus atau lain-lainnya. Belakangan ini aku beneran kerepotan sama situasi, dan cara bagi waktu. Sebenernya aku udah siapin part ini, cuma memang belum selesai dan banyak yang harus di revisi. Aku juga lagi mikirin alur ini kedepannya mau gimana.
Btw mau cek ombak dulu nihhh, kalian tim yang mana hayooo!
Jerlia?
Relia?
Jika ada saran atau kritik, boleh comment ya guys. Boleh dong minta support nyaa, hehehe. Makasih semuaa!
•••
Matahari hilang, cahayanya pun begitu. Awan hitam menutupi langit sepenuhnya. Air dari langit turun bersamaan dengan air mata sang gadis. Bagaikan langit yang mendung, begitu pula suasana hatinya yg pundung. Cukup malas untuk menjalani setiap langkah hari ini, esok, dan seterusnya.
"Kita putus aja ya, li?"
Sialan.
Kalimat itu bagaikan nomor telpon yang terus tertera di layar, meminta untuk di angkat. Begitupun kalimat itu yang terus saja tertera di dalam hati jenuhnya. Seolah tidak mengizinkannya untuk melupakan ia sejenak.
Bahkan kepalanya terasa sangat pening hanya untuk tidur sebentar. Getaran getaran kecemasan tak henti-hentinya melanda batin dan fikirannya. Kini, beban fikirannya di tambah berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Gadis itu mencengkram selimut yang sendari tadi ia remat. Bibirnya berusaha menahan tangisan yang memberontak ingin terbebaskan. Air matanya mengalir kencang, seperti arus sungai yg mengalir indah. Namun kenyataannya, air mata itu tak ada indahnya.
Ia tidak menyesal. Hanya tidak dapat menerima keadaan untuk sesaat.
Tok tok tok!
"Nat, gak begini harusnya" Ucap seseorang dari balik pintu kayu milik gadis itu.
"Mereka berdua sayang sama lo—
"KALAU MEREKA SAYANG, KENAPA MEREKA TINGGALIN GUE?" Balas gadis itu dengan histeris.
"Buka pintunya, lo gila? " Lirihan dan deruhan nafas yang keluar bersamaan itu, sukses memancing emosi Natalia.
"gila?— Iya, na. Gue gila, bisa-bisanya manusia jahat berwujud diri gue ini, tanpa tahu malu, cinta sama cowo baik kayak jevano"
"Dan sialnya lagi, cinta gue bukan buat dia seorang. Bahkan disaat sama dia, gue terbayang sosok cowo brengsek, kayak jeremy"
"Jevano bodoh banget ya, na? Dia baru sadar sekarang, gue cuma cewe jahat yang pernah dia sayang"
"NATALIA STOP— stop sebut diri lo berkesan manusia paling jahat seantero bumi. Stop ngecap diri lo, jd cewe terbrengsek di sini. Nyatanya, lo sayang sama jevano. Bahkan tanpa lo sadari, sayang lo ke jev lebih besar dari pada rasa sayang lo ke jeremy" Gertak Yeana, sudah tak tahan dengan sahabatnya yang tak henti-hentinya merutuki dirinya.
"huft, sekarang buka pintu. Atau gue suru ko daven dobrak" Ancam Yeana.
Ceklek!
Pintu itu terbuka. Tak usah di tanya kembali bagaimana kondisi Natalia sekarang. Wajahnya lepek seperti kain pel, matanya lembab tak karuan.
Pergerakan Yeana yang pertama: memeluk sahabatnya, yang kini menangis kejar.
•••
Flashback
"Selalu begini, kamu selalu tau caranya bikin aku kayak gini. Jahat Li"
Pelukan itu kini mengerat, beradu siapa yang lebih erat. Natalia tak kunjung menjawab, sibuk merasakan kehangatan yang di salurkan oleh kekasihnya.
"Kita putus aja ya, li?"
Sebagaimana nya reaksi yang sudah seharusnya terjadi.
Pelukannya sekarang melonggar. Keduanya sudah berhadapan seperti semula. Manik sang gadis yang menatap nanar, tidak dapat menutupi kecemasanya sekarang.
"No?—"
"Maaf li, tapi aku rasa kita gabisa kayak gini terus. Ini namanya saling menyakiti. Kamu gelisah sama aku, dan aku sakit sama kamu" — "Kalau kamu tanya, pernah gak aku engga sayang sama kamu? Jawabannya ga pernah. Mau nanti kita kayak gimanapun, ga ada orang yang bisa geser kamu di hati aku"
"Kalau kamu gabisa milik aku, orang lain pun gak akan pernah bisa" Ucap Jevano, dengan panjang dan lebar. Dengan deruh nafas, dan air mata.
Natalia tak bisa berkutik sama sekali. Bahkan untuk sekedar berkedipun tak bisa. Nafasnya tercekat, bibirnya diam seribu bahasa. Yang ia dapat rasakan sekarang, matanya panas, hatinya perih. Sumpah, jika boleh membandingkan, hatinya lebih perih berpuluh-puluh kali lipat, dari pada kepergian Jeremy. Apa arti dari semua ini?
•••
"Kita berangkat sekarang" Ucap lelaki itu dengan yakin.
"Jevano aja yang bawa mobil, nanti papah kecapean" Balas pemuda itu dengan senyumnya, yang melibatkan matanya yang sekarang sukses melengkung seperti bulan terbalik.
Bukannya menjawab, sang ayah malah menatapnya dalam.
"Jev, kamu yakin mau ikut papah ke us? Gamau stay disini saja?" Tanya ayahnya.
Jevano mengangguk yakin, "Yakin dong pah, lagian jev juga ga ada kerjaan di sini" Jawabnya.
"Kasian Natalia, jika harus long distance relationship, sama kamu. Papa tidak mau hubungan kalian jadi rusak karena ini" Jelas ayahnya.
Anaknya hanya menghelan nafasnya pelan. Ia lupa, bahwa Natalia anak kesayangan ayahnya dan ibunya.
"Pah, Jevano udah putus sama Lia. Jev mohon terima keputusan Jevano kali ini"
Ucap Jevano, berharap ayahnya dapat memahami nya."Putus? Kamu selingkuh?! Berani beraninya ya, kamu melukai Natalia?!" Semprot ayahnya secara tiba tiba. Kini sang ayah memukulnya dengan koran lipat.
"Pah gak gitu, kita putus baik baik kok pah. Memang lagi butuh break aja. Nanti juga baik lagi" Ujar putranya dengan sabar.
"Awas saja kalau papa dengar, kamu macam macam ya!"
"Astagaa, iya pah, iya"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natalia dan 2 buaya
Teen FictionGa heran sih kalau 2 bujang ini selaluu aja dempet satu gadis paripurna ini. Ia, dia Natalia. panggil aja Lia atau Nat. Gadis berparas cantik, imut, dan polos itu bener-bener udah bikin semua cowo terpana sama dia. Alasannya cukup simpel. Dia nyaris...