Bocah sialan!

1.3K 102 22
                                    

Hari ini langit tampak sangat cerah. dengan matahari yang bersinar tanpa adanya awan yang menghalangi. tapi sayangnya cuaca yang cerah itu tidak berlaku bagi seseorang. Pemuda dengan rambut merah muda yang tengah mengistirahatkan kakinya di bangku taman.

Sudah setengah hari sukuna berkeliling kota. mengunjungi perusahaan-perusahaan yang katanya sedang membuka lowongan pekerjaan. meski... yah, sepertinya ia memang sedang tidak beruntung kali ini. Seminggu lalu Sukuna di pecat dari perusahaan lamanya. alasannya? karna ia berkelahi dengan salah satu atasannya.

Saat sedang melepas penat dan hendak membuat kopi, Sukuna melihat kekasihnya, uraume, tengah berciuman dengan kepala divisi pemasaran. karna saat itu ia mengira kekasihnya tengah di perlakukan semena-mena, tanpa pikir panjang sukuna langsung berlari dan menghajar atasannya itu. Tapi-
hah, sial memang. Faktanya kekasihnya itu memang memiliki hubungan gelap dengan kepala divisi pemasaran. dan aksinya waktu itu membuat sang atasan dendam kesumat padanya berakhir dengan dirinya yang di pecat dan menjadi pengangguran seperti sekarang ini.

dalam perjalanan pulang sukuna mengingat memori memori menyenangkan bersama mendiang orang tuanya, masa dimana ia tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan apapun. sampai kemudian tepat ketika hari kelulusannya, orang tuanya terlibat kecelakaan beruntut dan meninggalkan dirinya untuk selama lamanya. itu merupakan saat saat paling mengerikan dalam hidup Sukuna. tapi syukurlah waktu membantunya pulih dari keterpurukan dan sekarang ia sudah baik baik saja.

Ah, kalau dipikir pikir lagi, dulu ada dua bocah yang selalu mengikutinya kemana mana. Saat ini... bagaimana kabar mereka ya? tanya sukuna dalam hati. Sesekali ia terkekeh mengingat kekonyolannya dulu bersama dua bocah itu. bagaimana dulu mereka sempat membuntuti sukuna kemana mana, mereka yang sering dititipkan oleh orang tua mereka saat ada urusan pekerjaan kepada sukuna dan kemudian mereka bertiga bermain sepanjang hari. menyenangkan. lucu memang, dulu sukuna itu tergolong anak yang sering berkelahi ketika SMA, dan hal itu sangat keren dari sudut pandang bocah SMP. sukuna tentu makin besar kepala mendpatkan tatapan tatapan kagum itu, pfftt.... kalau di ingat sekarang itu benar benar memalukan.

Suasana hati sukuna membaik berkat itu, ia tersenyum ringan dalam perjalanannya, hingga ketika ia melewati sebuah gang, ia mendengar suara ribut ribut. agak tidak jelas karna gang itu cukup gelap, tapi sukuna bisa melihat segerombolan preman yang sedang mengeroyok tiga orang yang entah siapa. tanpa penjelasanpun sukuna dapat menyimpulkan apa yang terjadi. tapi ia salfok pada dua orang yang tampaknya dapat mengimbangi gerombolan preman itu. mereka berdua diuntungkan bertarung di gang sempit. bagaimanapun gerombolan preman itu tigak bisa leluasa menyerang.

Sukuna tersadar dari lamunannya ketika pemuda berambut putih mendapat pukulan telak di perutnya. ughh, itu tampak menyakitkan. tanpa pikir panjang lagi, sukuna melonggarkan dasinya yang sebenarnya memang sudah longgar dan menggulung lengan kemeja yang ia kenakan. Ia berlari dan mendaratkan pukulan dan tendangan bertubi pada preman preman itu, fokus gerombolan preman itu terbagi, menciptakan situasi yang menguntungkan bagi sukuna. kurang lebih ada empat belas orang di pihak lawan dan sukuna sekarang sudah menjatuhkan empat dari mereka. tiga orang itu pun sudah mengalahkan tujuh orang. kerjasama mereka cukup bagus, khususnya dua orang yang sukuna maksud tadi. sekarang musuh tinggal tersisa empat orang. saat sukuna melancarkan tendangan pada salah satu dari mereka, dari belakang rupanya seseorang dengan tongkat baseball diam diam berniat memukul sukuna. Sukuna menyadarinya, namun karna harus menghindari serangan tersebut, ia tidak menyadari serangan lain yang datang padanya dari arah depan. sukuna terkena tendangan di perutnya di susul dengan sebuah pukulan yang mengarah tepat ke wajahnya

Duak!

bugh!

"gahk! uhuk uhuk... sialan kalian"

setelah mampu menyeimbangkan diri, sukuna kembali berdiri dan menghajar dua orang sialan yang berani memukulnya tadi. nafas sukuna memburu, dapat ia lihat masih ada satu orang ter sisa dengan sebuah pisau yang ia sembunyikan di punggungnya . "Mati kalian semua!!" teriak orang itu sembari berlari hendak menerjang pria berambur hitam terlebih dahulu. namun-

WAIT A MINUTE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang