"Tapi kau kan calon kekasihku, "
"Jadi begitu, "
"Ya, "
"... "
"Kau bercanda? "
"__tidak, "
"... "
Sukuna tidak bodoh. Ia tau betul maksud adiknya ini.
"Karena itulah aku melakukannya, "
"Maksudmu mencekik ku dengan penis dan sperma mu? "
"Bukan, maksudku bagian melakukan hubungan intim. Kalau yang itu' karena aku terlampau bersemangat, maaf, "
"Kau tahu aku belum pernah berkencan dengan pria? "
"Aku tahu, "
"Apa... kau juga menyukai ku Satoru? "
"..."
"Satoru jawab aku, "
"__Umm, ya, "
"___hah, apa... Kalian bisa keluar dulu sebentar? "
"Nii-chan kami-"
"Kumohon, "
Semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Satoru sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tapi tampaknya Sukuna sedang benar-benar terkejut dengan pengakuan mereka yang mendadak ini.
"Kami keluar, Sukuna-nii, " Megumi berucap sambil menarik Satoru pergi.
Krieett
Blam
Pintu tertutup. Megumi masih menarik tangan Satoru sampai ruang TV.
Satoru kesal, ia lepas pegangan tangan Megumi paksa.
"Kau gila? "
"Tidak, "
"Kau gila! Kau tau Sukuna-nii itu lurus tidak seperti kita, tapi lihat? Kau malah confes tiba-tiba begini. Kalau sudah begini apa yang harus kita lakukan kalau nii-chan menolak? "
"Lalu kau mau bagaimana?! Pura-pura tidak terjadi apa apa? Atau bertingkah seolah yang kita lakukan itu normal? "
"Bukan begitu! tapi sekarang belum waktunya, "
"Lalu kapan? Kau lihat sendiri, semudah itu Nii-san memaafkan kelakuan kurang ajar kita tadi. Kupikir, aku benar-benar akan menjadi seorang bajingan kalau terus memanfaatkan sisi Nii-san yang seperti itu, karena mungkin- tidak peduli apa yang kita lakukan, Nii-san akan selalu memaafkan ku, Memang, tapi rasanya jahat sekali, "
"... "
"Aku tau, jujur saja aku juga takut Sukuna nii-san mendorong kita menjauh setelah ini. Tapi setidaknya dia tau aku benar-benar mencintainya, "
Dan kalian tahu? Apartemen sukuna itu minimalis, jadi suara-suara dari ruang tv sebenarnya terdengar jelas dari kamar Sukuna.
"Mereka ini bodoh atau bagaimana? "
.
.
.
.
.
.
.
.Sukuna POV
Mereka ini bodoh atau bagaimana?
"Aku hanya takut dia meninggalkan kita,"
"Aku lebih takut dia membenci kita, "
Aaaaaaahhhh!!! Sialan apa mereka tidak malu mengatakan kata kata semacam itu?
Jujur saja, aku sedikit merasa kecewa mereka berniat membodohi ku. Hal-hal semacam itu, bahkan jika itu benar-benar normal di lakukan, aku tak akan pernah melakukannya. Membayangkan saja rasanya sangat menjijikkan. Bukan berarti aku tidak jijik saat melakukannya dengan Satoru maupun Megumi, tapi ntah mengapa aku merasa akan baik-baik saja. Ya, ntah mengapa.
Setelah orang tuaku tiada, keinginanku hanyalah mencari pekerjaan yang layak, bertahan hidup, lalu menikah dengan gadis cantik dan punya anak. Tapi bahkan untuk bertahan hidup, nyatanya tidak semudah itu. Aku jarang punya kesempatan mengurus percintaan ku.
Ahh, setelah kupikir-pikir mungkin karena itu aku ditinggalkan.
"Aku mencintainya, "
"Aku tau, karena kita sama, "
Mereka masih belum selesai? Pfftt, apa aku memang se berharga itu? Lucu sekali kalian ini, adik-adikku.
Normal POV
Sukuna bangkit dari posisinya. Ia melangkah ke kamar mandi setelah mengambil handuk dan baju ganti. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman.
Tak butuh waktu lama, Sukuna menyelesaikan ritual mandinya. Ia tampak lebih segar sekarang. Saat mengeringkan rambutnya yang basah, ada satu hal yang ia sadari. Hening. Tak ada suara apapun dari ruang TV.
Menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya perlahan. Sukuna sudah mengambil keputusan. Ia akan menemui mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah beberapa menit berlalu. Satoru dan Megumi terdiam dengan kecamuk pikiran masing-masing. Sesekali memandang layar tv yang menampilkan bayangan ruangan. Hingga decitan pintu menjadi yang pertama bersuara.
Langkah kaki sukuna terdengar jelas di telinga Satoru. Jantungnya berdegup jauh lebih cepat dari biasanya, bersiap mendengar penolakan sang kakak tercinta. Ia tidak siap. Tidak akan pernah.
Megumi pun begitu. Ia tidak punya nyali untuk membalikkan badan dan berhadapan langsung dengan Sukuna.
"Aku tidak ingin pergi..."
"Hey, " Sukuna memecah keheningan di ruangan itu.
"Aku tau kalian mendengar ku, "
"... "
"... "
"Kalau kalian benar-benar menyukaiku bukankan seharusnya kalian berusaha untuk itu? "
Satoru dan Megumi langsung berbalik badan menatap sukuna dengan raut tidak percaya. Sukuna tersenyum miring
"Akhirnya kalian menatapku, "
"Nii-san kau... "
"Buat aku jatuh cinta, "
Ngga pada vote wehhh....
Sebenernya agak sedih tapi ya udah lah. Btw komen dong, kasih tau kalau ada yang aneh atau salah.
Oke itu aja,
See you next Tuesday gaiss...
😎
KAMU SEDANG MEMBACA
WAIT A MINUTE!
Fanfictionawalnya sukuna hanya penasaran saja, tapi tunggu, mereka berdua- intinya... jangan baca kalo masih suci!