kantor

430 39 9
                                    

  

     Sukuna menatap gedung perusahaan lamanya. Ia menyeringai tipis. Untuk beberapa alasan ia sangat bersemangat bekerja di tempat itu lagi setelah dipecat dengan tidak adil dua minggu lalu.

Ngomong-ngomong ia masih di mobil, di sampingnya ada satoru yang duduk di kursi kemudi. Sataro tersenyum menatap yang lebih tua. Sukuna nampak apik dalam balutan kemeja putih dan celana bahan hitam yang ia belikan. Wajah sang kakak juga terlihat lebih segar dengan style rambut yang disisir ke belakang.

" ada sesuatu di wajahku? "  sukuna menaikkan sebelah alis. Ia merasa aneh saat satoru terang-terangan memandangnya. Satoru nyengir.

" hanya terkagum saja karena kau sangat tampan, "

" Heh, manis sekali ucapan mu, " Dasar, ada-ada saja.

Sukuna membuka pintu mobil, hei, sebentar lagi jam kantor tapi lihatlah, satoru malah menahan tangannya sambil cemberut. Dia kenapa?

" tidak ada ciuman?" satoru masih cemberut sambil menunjuk pipinya sendiri. Dasar manja.

Cup

"Oke selamat tinggal, " Sukuna kabur setelah memberikan kecupan super singkat di pipi sang adik. Meninggalkan  satoru yang agaknya sedang berbunga bunga karena aksi Sukuna. Manis sekali.

Sejak dua hari lalu Sukuna memang mulai memberikan timbal balik pada satoru dan Megumi. Ia sudah beberapa kali memberikan kecupan kecil di pipi atau kening si kembar. Hanya kecupan memang, dan bukan di bibir. tapi Megumi dan Satoru sudah sangat bahagia dengan itu.

Setelah pengakuan Satoru dan Megumi yang dibalas tantangan oleh Sukuna waktu itu, Sukuna melarang keras skinship yang menurutnya berlebihan. Jadi mereka hanya bisa memeluk tanpa melakukan apapun. Satoru sempat protes, tapi malah di geplak Sukuna. Katanya, mana ada orang pdkt langsung cium cium.

Oke, abaikan Satoru, sekarang kita beralih ke Sukuna saja.

Dengan kepala terangkat Sukuna memasuki ruang divisi pemasaran.

Ceklek

"Sukuna!! // Sukuna-san!"

Ahh, itu mahito dan Utahime, rekan kerja Sukuna di bagian promosi.

"Yoo Mahito! Utahime! " Sukuna mengangkat tangannya memberi gestur menyapa.

Greb

"Huaaaa.... Kukira prank, ternyata kau betulan kembali, " Heboh Mahito sambil  menggoncang kan bahu Sukuna ke depan-belakang.

"Hei hei hei hentikan! Haishh, aMemang kenapa kalau aku kembali?" Sukuna agak jengkel tapi tidak kaget dengan tingkah temannya itu.

" ya kupikir Karena Kau dipecat, jadi subdivisi ini benar-benar hanya tersisa aku dan mahito. Dan lagi pula ya, rasanya aneh saja, kemarin si tuan Kenjaku yang terhormat itu tiba-tiba datang dan bilang kalau kau akan bekerja lagi padahal dia sendiri yang memecat mu. benar-benar aneh, " Terang Utahime. Matanya memicing curiga. Lalu secara tiba-tiba ia menarik sukuna dan mahito ke pojok ruangan, memberikan gestur agar kedua temannya merunduk, kemudian ia berbisik " Sukuna-san, kau punya orang dalam kan? "

Deg

" Ka- Kau bercanda? Aku tidak punya yang seperti itu. Hanya... setelah dipecat kemarin aku mengajukan surat protes kepada pemilik perusahaan. A- aku mengirimkannya setip hari sampai akhirnya mendapat respon dari beliau. Ya, kurang lebih begitu, mana mungkin aku bilang kalau perusahaan ini masih dalam naungan perusahaan adikku" Sukuna menjelaskan. Tentu kalimat terakhirnya ia ucapkan dalam hati.

"Kau terlihat tidak meyakinkan, " Mahito ikut curiga. Memberikan side eyes terbaiknya.

Namun tak lama, Mahito seperti teringat sesuatu "eh ngomong-ngomong, Sukuna, kau putus dengan Uraume ya? "

"Oh, benar benar! aku juga penasaran soal itu. Habisnya kau tau, Akhir akhir ini dia menempel sekali dengan tuan Kenjaku yang terhormat itu, " Utahime menanggapi. Wajahnya terlihat julid sekali.

Uraume walaupun kau mengesalkan tapi terimakasih

"ohh, iya aku putus dengannya dua minggu lalu. Jujur saja aku tidak kaget kau bilang uraume dekat dengan kepala divisi, soalnya mereka memang main di belakang ku dari dulu, " Ucapan  Sukuna membuat Utahime dan Mahito terkejut bukan main.

"Jadi kalian putus karena Uraume selingkuh?! Hmpff" Utahime tidak mengontrol suaranya. Dapat dipastikan semua yang ada di ruangan itu mendengarnya.

"Utahime kecilkan suaramu bodoh! " Jengkel Sukuna lirih sembari membekap mulut gadis itu dengan tangannya.

"Fuah! Iya iya maaf, " Ucap Utahime tidak niat setelah melepaskan diri.

"Pantas saja waktu itu wajahnya biru semua, " Gumam Mahito yang masih terdengar oleh Sukuna dan Utahime.

Hening...

"Apa separah itu? " Sukuna bertanya.

"Separah itu, " Jawab

Tak ada lagi yang bicara. Hanya saja dari ekspresi nya ketara sekali mereka sedang mati matian menahan tawa. Mahito bahkan sampai berjongkok saking bengeknya karena harus tertawa tanpa suara.

"Pfft, untuk beberapa alasan aku bangga pada diriku sendiri, "

Dan begitulah Sukuna, Mahito, dan Utahime mengobrol sampai jam kerja dimulai. Sukuna tak menyangka pekerjaan timnya menggunung sejak terakhir kali dia ingat. Ya memang dasarnya pekerjaan bagian promosi itu banyak. Dan lagi anggotanya benar-benar hanya mereka bertiga. Jadi terasa sekali saat Sukuna tidak ada.

.
.
.
.
.
.
.

Rumor menyebar begitu cepat. Khususnya setelah jam makan siang kantor, karena saat itulah semua karyawan dati seluruh divisi berkumpul di kantin. Berita perselingkuhan uraume dan Kadiv pemasaran menjadi topik paling panas saat ini. Memalukan.

"Bagaimana bisa Sukuna ada di perusahaan ini?! Kau benar-benar memecatnya waktu itu kan?! " Pertengkaran terdengar jelas di ruangan Kepala divisi pemasaran.

"berapa kali harus ku katakan hah? Aku juga sama bingungnya. Tiba-tiba mendapat surat teguran dari atasan, lalu surat soal mantanmu itu. Karirku juga terancam di sini kau tau? " Kenjaku kesal. Tapi disisi lain ia cemas. Apa Sukuna kenal dengan pemilik perusahaan sampai sampai bisa mengajukan surat protes? Bagaimana kalau Sukuna menceritakan yang tidak tidak soal dirinya?

"Aku tidak  mau tahu, pokoknya Sukuna harus pergi dari perusahaan ini, " Putus Uraume sebelum pergi dari ruangan Kenjaku.

Blam!

"Tanpa di minta pun aku akan melakukannya bitch, "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang sudah pukul 16.05. Jam pulang kantor sudah lewat 5 menit lalu. Untuk kedua kalinya ponsel Sukuna berdering karena panggilan dari nomor yang sama.

Tut

"Heii aku sedang bekerja! " Omel Sukuna setelah mengangkat telfon. Ngomong ngomong itu Megumi.

"Nii-san ingat, kau sudah janji tidak akan lembur kemarin. "

"Ughh... Baiklah baiklah, beri aku satu jam dan aku akan membereskan pekerjaanku disini, "

"Hmmm... Oke, hanya satu jam. Kalau kau telat barang lima menit, aku akan menciumnya sampai pingsan. Ngomong ngomong aku sudah di depan,"

"Hah?! Heii kau- "

Tut... Tut...

Telfon dimatikan secara sepihak. Sukuna bahkan tidak sempat protes tadi. Tapi ya sudahlah. Ia hanya perlu turun sebelum satu jam ini habis.

Jadi, apa Sukuna bisa tepat waktu

Tbc





Met tahun baru gais... Gila si ini real up tengah malem. Gatau kenapa wp Ryu error mulu. Revisi di perangkat lain apaan, orang cerita ini Ryu bikin pake hp Ryu doang ko.
Oke si gitu aja,
Jangan lupa vote btw,

Bye bye... See you next time
ヾ(^-^)ノ

WAIT A MINUTE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang