Hari yang aneh

32 11 12
                                    

Tidak, tidak mungkin selokan berbicara. Untuk memastikan aku coba berbicara ke dalam selokan.

"Hello, ada orang disini? Jangan bersembunyi, aku mendengar mu"Tak ada sautan, kupikir aku hanya berhalusinasi saja. Tapi beberapa detik setelahnya aku mendengar suara lagi.

"Hei, Jangan berpura-pura tidak mendengar ku! Keluar lah, aku harus cepat pergi ke sekolah". Aku mulai kesal, pikiran ku ingin pergi meninggalkan selokan ini dan segera ke sekolah, tapi hatiku berkata lain.
Baiklah aku akan mendengar kata hatiku, segera aku melepaskan kedua sepatuku dan masuk kedalam selokan, yang alirannya cukup deras membuatku sedikit gontai.

Dan ternyata tak ada.
Tak ada siapa siapa dalam selokan ini. Bodoh sekali, sebaiknya tadi aku mendengarkan pikiranku. Lihat aku jadi basah, sepertinya aku akan mengirim surat izin pada Ibu Juli nanti. Saat aku ingin keluar dari selokan, kulihat jamur merah bersangkutan di sela-sela selokan. Oh bukan jamur merah, jamur ini bernama fly Amanita. Kar'na jarang melihat jamur seperti ini, aku mengambilnya beberapa dan menaruhnya.

"Tak tak tak". Suara langkah kaki terdengar, aku masih sibuk menaruh jamur diantara tumpukan buku dalam tasku. Tak sadar seorang pria berdiri tepat di hadapanku.

"Ugh kotor, tak terduga ternyata tampilannya sama saja dengan payung rusak itu"Ucap pria itu dengan tatapan sinisnya.

"Kotor?"aku mendongakkan kepala ku melihat pria dengan setelan putih di seluruh tubuh nya. "Ada apa dengan mu Pak?tiba-tiba berkata seperti itu, apa kau tidak lihat ini sedang hujan dan becek, tentu saja kotor".

Tapi ada yang aneh dari Pria ini, di tengah hujan dan banyaknya genangan air, dia tidak basah sama sekali. Tak ada noda di bajunya, benar-benar putih jernih.

"Hahaha, kata-kata mu sangat sesuai dengan karaktermu itu"Pria itu terus saja menatapku dengan sinis nya. Tak seperti pakaian putihnya, Pria ini sepertinya busuk didalam!

"Apa maksudmu dengan karakter?"

"Ya karakter, seperti yang dikatakan orang-orang di kota hujan ini bahwa ada seorang gadis pembawa sial yang terus bernafas dengan damai, tanpa tahu bahwa nafasnya itu mencekik setiap orang di kota ini. Tapi itu hanyalah rumor dari orang-orang, aku kesini hanya untuk memastikan rumor itu, kar'na kupikir itu cukup menarik".

"Mencekik?apa maksudnya itu?"

"Hm seperti aku harus membunuh gadis itu kar'na mencekik banyak orang, begitulah haha tidak perlu tegang seperti itu" Pria itu membungkuk kan badannya mendekatkan wajahnya ke telingaku sambil berbisik "aku penasaran seperti apa rasa darahmu".Ucap pria itu, dan menghilang begitu saja. Leherku memanas, badanku panas dingin. Rasanya seperti binatang buas yang menunggu seekor kelinci lemah tak berdaya, dan siap menyantapnya.

Aneh sekali, kalau di pikir-pikir beberapa hari yang lalu sopir truk yang menabrak payung ku juga berkata kalau aku gadis pembawa kematian.

Apa maksudnya ini?Apa aku gadis pembawa kematian?Hm kalau emang iya, sepertinya itu akan menyenangkan.

Artinya aku bisa membunuh orang kan?

Aku terdiam beberapa detik, perasaan senang dan takut akan kematian berputar di kepalaku.

"Hei kau! Kenapa jadi diam mematung seperti itu, kau itu memang GADIS PEMBAWA SIAL!"

"Ha?siapa?siapa yang berbicara"Aku bertanya penasaran, sepertinya selokan ini memang gaib, bisa mengeluarkan suara tiba-tiba!

"Hei aku di sini, dibawah. Di dalam tasmu, keluarkan aku cepat!".

"Di dalam tas?Ehhh?"

Tanpa basa basi aku segera berlari meninggalkan tas itu, JUJUR SAJA AKU INI TAKUT HANTU!!. Mana mungkin kan manusia di dalam tas, itu pasti makhluk gaib.

Tapi apa-apaan ada hantu di pagi hari?

Dengan napas yang tak beraturan, dan kakiku yang mulai lelah tak sanggup berlari lagi, aku memberanikan diri melihat kebelakang. Samar samar kulihat sesuatu berkepala merah yang berukuran kira-kira 10 cm, berlari dengan kaki kecilnya mengejar ku!. Semakin dia mendekat, bentuknya semakin aneh. Aku mulai berhenti berlari dan melihat wujudnya, dan setelah dia mendekati ku ternyata dia itu...

Ehh? Jamur merah yang ku ambil tadi?

"HEI KAU! BISA-BISA NYA KAU PERGI BEGITU SAJA! Lihatlah betapa kecilnya kaki ini"ucapnya dengan menunjuk kakinya yang mungil.

Aku sedikit shock melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh berbicara dan berjalan ada tepat di hadapanku. ANEH HARI INI BENAR-BENAR ANEH!!

"Hei manusia, jangan menatapku seperti itu, kau seperti tidak pernah melihat jamur saja. Dan di sini seharusnya aku yang terkejut! Bagaimana bisa kau mangambil ku dari selokan itu?!kau tau selama ini tak ada yang berani menyentuhku, kar'na aku ini jamur beracun"

"Ka-kau jamur beracun?"

"Ya aku jamur beracun, dan itu akan aneh bila kau tidak memiliki tanda-tanda terkena racun ku"

Menunggu MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang