Kumpulan Cerita Lomba Yizhan/Zhanyi

Different Way to Love (Yizhan)

Masih seperti hari-hari sebelumnya, langit kota hari ini cerah dengan sedikit awan di atas sana. Seseorang dengan setelan jas lengkap turun dari mobil hitamnya, berjalan dengan kecepatan konstan memasuki salah kantor perusahaan entertainment ternama saat ini, Wang Entertainment, ia yang merupakan pemimpinnya adalah Wang Yibo. Pria berusia 31 tahun itu jelas masih memiliki pesona masa mudanya, wajahnya yang hampir tidak pernah tersenyum jelas memberikan aura misterius di sekitarnya. 

Dua orang bodyguard mengikuti Wang Yibo dua langkah di belakangnya, sepanjang jalan menuju lift para karyawan membungkuk ringan sambil terus melakukan pekerjaan mereka, yah...tidak ada respon yang begitu nampak dari Wang Yibo, namun tidak ada yang keberatan dengan hal itu. Toh mereka semua sudah paham betul tempramen macam apa yang dimiliki kepala perusahaan ini bahkan sebelum mereka mulai bekerja di sini.

Suara denting lift yang terbuka terdengar, Wang Yibo melangkah masuk diikuti dua orang bodyguardnya, ia membiarkan salah satu dari mereka memencet tombol lantai tempat kantornya berada. Saat ini pikiran Wang Yibo bercabang, ia jelas memikirkan pekerjaannya, tidak mudah baginya yang berusia cukup muda untuk berdiri di posisi ini. Tidak terhitung berapa banyak orang yang menganggapnya sebagai seseorang yang mengandalkan kekuatan keluarganya untuk mencapai kesuksesan ini...hmm...yah mereka tidak salah, tapi lebih tepatnya lagi itu adalah ayahnya yang memaksa Yibo untuk duduk di kursi pemimpin perusahaan!

Belum lagi skandal yang dibuat oleh salah satu artis di bawah naungannya, kontrak kerja sama, rapat tahunan, proyek-proyek besar yang menantinya. Tanpa sadar wajah tampan itu menunjukkan kernyitan tipis, Wang Yibo menghela napas pendek, ia hanya berkata dalam hatinya ‘Lupakan. Pikirkan saja nanti’ selalu seperti itu caranya melewati hari-hari yang melelahkan.

Satu lantai lagi sebelum ia sampai. Akan tetapi, begitu ia menurunkan pandangannya, ruangan sempit berukuran empat meter persegi ini bergoyang kuat, Yibo terhuyung ke belakang, yang beruntungnya disangga dengan baik oleh bodyguardnya. Lampu di dalam juga padam beberapa detik setelah guncangan itu, Yibo mengernyit dalam, bagaimana bisa lift yang ia gunakan rusak!?

Menarik lengannya dari genggaman orang di belakangnya, Yibo mendengus dan mengeluarkan ponselnya. Yah...setidaknya ia tidak kehilangan sinyal di sini, ia menekan nomor seseorang dan mulai berteriak saat panggilan itu diangkat, “Apa-apaan ini!? Kenapa lift nya rusak!?”

Orang di seberang sana menjauhkan telepon itu dari telinganya, “Tunggu sebentar, seseorang akan datang untuk membantumu.” Jawabnya.

“Siapa yang kau suruh, aku ingin kau datang sendiri ke sini!” sentak Yibo. Akan tetapi, sebelum ia sempat berteriak lebih banyak, orang di sisi satunya sudah memutus sambungan telepon tersebut. Dengan kesal Yibo memukul dinding lift, membuatnya bergoyang lebih buruk, wajahnya seketika pucat. 

Lima menit berlalu dalam senyap, Yibo bisa mendengar suara  samar dari arah luar. Terutama ketika suara seorang pria terdengar berat dan tenang, namun masih ada keseriusan yang terkandung di dalamnya.
Yibo akhinya bisa menghela napas lega saat orang itu memanggilnya, “Presdir Wang?” Yibo mengangguk singkat dan menjawab, “Aku di dalam.”

Lantas suara berderit mulai terdengar, seseorang pastinya mencoba membuka pintu dari luar. Keringat sudah membasahi dahi Yibo, walaupun ia tenang, ia masih sedikit cemas sampai pintu lift akhirnya terbuka dengan sedikit guncangan tambahan. 

Yibo tidak sempat menghela napas saat tangannya di tarik keluar oleh seseorang, kepalanya membentur dada bidang orang tersebut, dimana itu membuatnya mengernyit tidak suka.

Ia sedikit mendongak untuk melihat siapa orang yang berani berlaku tidak sopan padanya, namun saat ia mengangkat kepalanya Yibo melihat garis rahang yang tajam, sepasang mata dingin yang tanpa emosi di dalamnya, setiap bagian dari wajahnya seolah diukir dengan pedang, sempurna.