The Last Quest (Zhanyi)

479 28 0
                                    

Oleh: Vand @Aokiitakii

Langit berwarna merah dengan awan sehitam tinta membuat semua orang yang melihatnya bergidik ngeri. Darah amis tercium di mana pun Xiao Zhan berpijak, sementara gagak pemakan bangkai terbang berputar di atasnya seolah menunggu kematiannya. Para prajurit yang telah dikalahkan oleh Xiao Zhan tergeletak tak berdaya di depan gerbang sebuah kastil yang berusaha mereka lindungi. Tombak sang pemuda telah menghunus ratusan musuh, tapi masih ada ribuan lain yang menghalanginya.

Xiao Zhan dikenal sebagai seorang pahlawan yang telah melindungi negeri bernama Ley Land. Pemuda berambut hitam legam itu selalu penuh semangat melawan musuh yang berusaha menghancurkan tanah tempatnya tinggal. Ia memiliki senyum tak pernah luntur dari wajah rupawannya meski harus menghadapi masalah sesulit apapun itu.

Hanya saja, dalam pertempuran kali ini, senyumnya sirna. Keceriaannya digantikan oleh kecemasan dan amarah yang meledak-ledak. Gaya bertarungnya yang semula tenang, kini terlihat kasar dan terburu-buru. Saat ini ia tidak bertindak sebagai pahlawan Ley Land. Xiao Zhan datang ke sarang musuh sebagai seorang pemuda yang ingin menyelamatkan sahabatnya.
Keringat mengucur deras dari kening Xiao Zhan. Pakaiannya koyak di mana-mana setelah melewati sisa prajurit yang seolah tidak ada habisnya. Energi Xiao Zhan telah terkuras habis setelah bertarung semalaman, tapi ia tidak menyerah. Ia kini telah berhasil mencapai kastil di mana Wang Yibo sang sahabat disekap dan ia tidak akan pulang sebelum pemuda itu kembali ke sisinya.
Begitu Xiao Zhan membuka pintu utama kastil, ia dikejutkan oleh pemandangan di hadapannya.
Wang Yibo berada di tengah aula dengan kaki dan tangannya ditarik oleh rantai yang membuat pemuda tersebut melayang di udara. Rambut kecokelatannya begitu kusut menutupi matanya yang kini tertutup. Melihat dadanya masih bergerak naik-turun, Xiao Zhan lega Wang Yibo masih hidup. Hanya saja, ia begitu murka mengetahui sahabatnya diperlakukan seperti itu.
“Wang Yibo!” teriak Xiao Zhan sembari menerjang masuk ke dalam kastil. Ia segera bergegas ke pilar di mana ujung rantai Wang Yibo berada dan berusaha untuk memotongnya menggunakan tombak. “Bertahanlah! Aku akan menyelamatkanmu.”
Mendengar panggilan orang yang dikenalnya, mata cokelat bening Wang Yibo terbuka. Ia mengangkat kepalanya dengan sisa energinya untuk mencari sumber suara. Ia kemudian bertanya lemah, “Xi-Xiao Zhan? A-apa itu kau?”
Mengetahui Wang Yibo masih memiliki kesadaran, senyum segera mengembang di bibir Xiao Zhan. Ia mendongak untuk menatap sang sahabat dan berkata, “Wang Yibo, aku di sini untuk membawamu keluar. Kau tidak perlu khawatir.”
Wang Yibo menatap Xiao Zhan dengan pilu. Ia menjawab dengan penuh kepedihan, “Harusnya kau tidak datang, Xiao Zhan. Kau tidak mungkin bisa melawannya.”
“Apa maksudmu? Siapa yang kau maksud itu?”
Sebelum Xiao Zhan mendapatkan jawabannya, sebuah langkah kaki terdengar dari balkon di lantai dua yang menghadap ke aula. Seorang pria paruh baya muncul di hadapannya. Pria itu mengenakan topeng berbentuk kepala gagak yang menutupi mata dan hidungnya. Bibirnya yang nampak membentuk sebuah seringaian kejam.
Xiao Zhan segera mengenali orang tersebut. Sepuluh tahun yang lalu, pria itu pernah membantunya dan Wang Yibo melawan raja iblis. Dengan berbagai penemuan mulai dari ramuan penangkal energi hitam hingga mekanis penyegel makhluk dunia bawah, pria itu berhasil membuat Xiao Zhan dan Wang Yibo memenangkan pertarungan.
Keterkejutan segera nampak di wajah Xiao Zhan saat memanggil, “Wang Zhuocheng? Bagaimana bisa ….”
“Apa kabar, Xiao Zhan? Tak kusangka seseorang yang telah pensiun dari Serikat Ksatria Ley Land mampu membunuh 5.000 pasukanku.”
Baru-baru ini, Xiao Zhan memang ingin berhenti secara aktif melindungi Ley Land. Ia dan Wang Yibo ingin menikmati hidup mereka sebagai penduduk Ley Land biasa dan bersenang-senang. Sayangnya, kini semesta berkata lain. Wang Yibo diculik dan ia harus kembali bertarung untuk menyelamatkan sang sahabat.
“Tunggu sebentar. Jadi kau yang menculik Wang Yibo?! Apa yang sebenarnya terjadi?! Bagaimana bisa kau menjadi seperti ini?!”
Wang Zhuocheng tertawa mendengar Xiao Zhan yang mempertanyakan dirinya. “Hahaha. Xiao Zhan, oh Xiao Zhan. Aku tidak pernah berubah, Xiao Zhan. Sejak dulu, inilah wajahku yang sesungguhnya.”
Bagaimana mungkin? Dulu hati Wang Zhuocheng sangatlah murni. Tatapan matanya begitu polos dan senyum lembutnya mengingatkan Xiao Zhan bahwa tidak semua hal di dunia ini kejam dan menyebalkan. Ia bertanya-tanya, mungkinkah semua itu adalah kepalsuan?
Untuk menjawab kebingungan Xiao Zhan, Wang Yibo berkata, “Dia ingin menjadi raja iblis yang selanjutnya. Semua mekanis yang dia berikan pada kita dulu sebenarnya bukan untuk menyegel kekuatan raja iblis, tapi untuk memanfaatkannya. Wang Zhuocheng telah memindahkan kekuatan raja iblis pada dirinya sendiri.”
Mendengar itu, seringaian Wang Zhuocheng semakin lebar. “Wah. Terima kasih, Wang Yibo. Kau sudah merangkum semuanya.”
Sekujur tubuh Xiao Zhan gemetar. Berbagai kenangan pertempuran di masa lalu terbesit di benaknya. Semua yang ia lakukan bersama Wang Yibo dengan susah payah nampaknya sia-sia. Awalnya ia tak percaya Wang Zhuocheng bisa membelot. Hanya saja, setelah diamati lebih serius, Xiao Zhan dapat merasakan energi hitam raja iblis telah menguasai pria di hadapannya.
Mau tak mau, Xiao Zhan menghapus pertemanannya dengan Wang Zhuocheng di masa lalu. Tubuhnya seketika tegap, tombaknya dihunuskan, dan ia siap melawan pria menjijikkan yang menyiksa Wang Yibo.
“Oho, cepat juga kau beradaptasi dengan keadaan.” Wang Zhuocheng kemudian mengulurkan tangannya untuk membentuk gerakan mengenggenggam. Ia mungkin terlihat seperti mencekik udara. Sebenarnya, yang ia cekik adalah Xiao Zhan.
Tubuh Xiao Zhan seketika terangkat ke udara. Tenggorokannya tercekat dan ia tak bisa lagi bernapas. Tombaknya pun jatuh ke lantai selagi tangannya berusaha membebaskan lehernya.
Wang Yibo yang melihat itu membelalakkan matanya. Ia berkata, “Hentikan! Kau bilang kau hanya membutuhkan diriku. Lepaskan Xiao Zhan dan bunuh saja aku!”
“Bunuh?” Wang Zhuocheng menoleh ke arah Wang Yibo yang memunggunginya. “Kau tahu yang kubutuhkan sebenarnya bukan tubuhmu. Aku tidak akan membunuhmu sampai kau memberikan apa yang kumau, Wang Yibo.”
Wang Yibo menggeleng dengan putus asa. Ia jelas tahu apa yang diinginkan Wang Zhuocheng darinya. Ia menghadapi siksaan selama beberapa hari ini bukan tanpa alasan.
Wang Yibo adalah satu-satunya pahlawan yang memiliki gelar Sword Saint atau Santo Pedang. Kemampuan bertarungnya adalah yang terbaik dan ia memiliki satu-satunya pedang suci yang diberikan oleh surga pada dunia.
Pedang itu adalah satu-satunya senjata yang mampu membunuh raja iblis. Dalam perang sepuluh tahun yang lalu, ia menghunuskan pedangnya ke inti energi sang raja iblis. Sayangnya, Wang Zhuocheng mengelabuhi mereka untuk menggunakan sebuah mekanis yang mampu meresap energi hitam yang terbuyarkan. Meskipun musuh berhasil dibunuh, kekuatan sang raja iblis dapat kembali dibangkitkan.
Yang Wang Zhuocheng inginkan adalah pedang milik Wang Yibo. Wang Zhuocheng ingin menghancurkannya agar di masa depan ia menjadi raja iblis yang tak terkalahkan. Masalahnya, pedang itu tidak bisa sembarangan direbut. Pedang itu mengalir dalam nadi Wang Yibo dan hanya bisa dipanggil jika pemilik pedang memanggilnya.
Membunuh Wang Yibo juga percuma. Pedang itu akan mencari pahlawan lain yang layak untuk dijadikan tuan dan Wang Zhuocheng akan lebih sulit dalam mencari jejak mereka.
Selagi Wang Zhuocheng sibuk menyiksa Xiao Zhan, Wang Yibo berpikir keras untuk mencari cara melawan musuh di belakangnya. Ia mempertimbangkan berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Ia bertanya-tanya, apa yang terlewat? Apa yang sebenarnya menjadi kelemahan Wang Zhuocheng yang selama ini tidak disadarinya? Kalaupun tidak ada, mungkinkah yang tidak Wang Yibo sadari adalah kemampuan dirinya untuk melawan sang Wang Zhuocheng?
Mungkin bukan dengan cara bertarung. Mungkin bukan juga cara menghunuskan pedang seperti yang ia lakukan di masa lalu. Mungkin ada cara lain yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya yang bisa membalikkan keadaan.
Setelah memikirkannya begitu lama sembari mengamati Xiao Zhan yang tersiksa di hadapannya, Wang Yibo akhirnya menemukan jawabannya. Ada satu cara yang bisa menghentikan Wang Zhuocheng melakukan segala kegilaannya. Hanya saja, itu membutuhkan suatu keberuntungan yang besar. Surga harus membantunya dalam melawan Wang Zhuocheng. Jika tidak, takdir akan berjalan tidak sesuai harapannya dan ia harus menyerahkan tanggung jawabnya untuk menghentikan Wang Zhuocheng ke tangan orang lain di masa depan.
Masalahnya, hanya itu satu-satunya cara yang terpikir olehnya. Mau tak mau, ia harus melakukannya sebelum Wang Zhuocheng membunuh Xiao Zhan di hadapannya.
Setelah menarik napas panjang, Wang Yibo berteriak, “BAIKLAH! AKU AKAN MEMBERIKAN PEDANGNYA PADAMU!”
Wang Zhuocheng tersenyum penuh kemenangan mendengar itu. Ia segera melepaskan cengkeramannya dan Xiao Zhan jatuh dari udara. Pemuda itu terbatuk-batuk saat berusaha menghirup udara, tapi setidaknya ia selamat.
“Baiklah, kalau begitu cepat berikan padaku!”
Wang Yibo menjawab, “Kau harus melepaskanku dulu. Aku tidak bisa mengambilnya kalau kau merantaiku seperti ini.”
Mata Xiao Zhan terbelalak ketika menyadari pertukaran apa yang Wang Yibo lakukan dengan Wang Zhuocheng. Sahabatnya itu nampaknya sedang menukar dirinya dengan pedang suci yang ada dalam tubuh Wang Yibo.
“Wang Yibo! Jangan berikan pedangmu! Wang Zhuocheng akan menghancurkan dunia ini jika kau melakukannya!”
Wang Yibo menggeleng. Tekadnya sudah bulat dan tidak ada siapa pun yang bisa menghalanginya.
Wang Zhuocheng menyeringai. Ia kemudian berubah bentuk menjadi asap hitam untuk berteleportasi di belakang Xiao Zhan. Pria itu mengeluarkan belati dari sabuknya dan menghunuskannya di leher sang tawanan. Wang Zhuocheng berkata pada Wang Yibo, “Aku akan membunuh Xiao Zhan jika kau memiliki sedikit saja intensi untuk membunuhku dengan pedang itu.”
“Tidak akan. Aku adalah tipe orang yang menghargai persahabatan di atas segalanya. Aku rela menukar dunia ini dengan keselamatan Xiao Zhan.” Setelah Wang Yibo meyakinkan Wang Zhuocheng kalau ia tidak akan melakukannya, Wang Zhuocheng melepaskan rantainya dan membuat Wang Yibo berdiri di tengah aula.
Sebelum Xiao Zhan bisa memprotes, Wang Yibo segera menarik pedang dari jantungnya. Cahaya keemasan yang menyilaukan segera terpancar dari dadanya. Itu adalah kekuatan surga milik Wang Yibo yang selama ini melindungi Ley Land dari kejahatan neraka.
Seringai Wang Zhuocheng semakin lebar mengetahui ia akan menang. Tangannya sudah mengacung ke depan untuk mengambil pedang milik Wang Yibo namun tiba-tiba sesuatu yang ada di luar dugaannya terjadi.
Setelah Wang Yibo sepenuhnya menarik pedang suci dari tubuhnya, pemuda itu menghunuskan pedang tersebut ke perutnya sendiri. Semuanya terjadi begitu cepat. Sebelum Wang Zhuocheng dan Xiao Zhan bisa memproses segalanya, darah sang pahlawan telah tumpah dan Wang Yibo menghembuskan napas terakhirnya.
“WANG YIBO!!!” Xiao Zhan berteriak tidak terima. Selagi Wang Zhuocheng menurunkan kewaspadaannya, ia menarik lengan Wang Zhuocheng agar terbebas dari belatinya. Ia segera berlari ke tengah aula untuk memeluk sang sahabat.
Sebenarnya, Xiao Zhan dan Wang Yibo bukan dari Ley Land. Mereka juga bukan dari negara lain atau dari surga. Pada kenyataannya, mereka hanyalah seorang pemuda biasa yang menghabiskan hari-hari mereka dengan bermain komputer dari fajar hingga petang.
Xiao Zhan adan Wang Yibo adalah dua pemuda dari abad 21 yang terlempar ke abad 10 dalam dunia permainan. Selama sepuluh tahun ini, mereka hidup hanya mengandalkan satu sama lain. Mereka berhasil melawan raja iblis tak lebih dari karena sebuah keberuntungan. Tak ada satu hari pun di mana mereka tidak bersyukur telah berhasil melewati segala malapetaka di depan mereka.
Xiao Zhan dan Wang Yibo selalu mengira mereka akan mati di medan perang. Setiap mereka berangkat bertarung, mereka akan memesan meja di restoran terbaik di kota dan berjanji harus kembali ke sana untuk makan bersama. Itulah yang akan menjadi semangat mereka untuk hidup dan melindungi satu sama lain di luar sana.
Tak disangka, kini Wang Yibo justru mati bunuh diri di hadapannya. Ia tidak tahu apa alasan sahabatnya itu. Setelah memikirkannya begitu lama, Xiao Zhan tetap tidak mengerti mengapa Wang Yibo harus mengorbankan dirinya untuk melawan Wang Zhuocheng.
Xiao Zhan baru menemukan jawabannya saat pedang suci lagi-lagi meledakkan cahaya. Pedang di tubuh Wang Yibo berdengung. Itu bergetar untuk beberapa saat sebelum tiba-tiba melayang di udara dengan begitu mulianya. Pedang itu ingin mengabulkan permintaan terakhir tuannya. Darah Wang Yibo telah menetes di bilahnya dan ia yang setia segera melaksanakan permintaan terakhir sang tuan.
Kemudian, pedang suci melesat masuk ke dalam dada Xiao Zhan. Sekujur tubuh sang pahlawan segera diselumuti oleh cahaya ilahi. Sang pedang telah menjadikannya sebagai Sword Saint selanjutnya dan membunuh iblis menjadi tanggung jawabnya sekarang.
Itulah rencana Wang Yibo. Rencana sang sahabat akan gagal jika sang pedang menolak Xiao Zhan sebagai tuannya. Di sisa kesadaran terakhirnya, Wang Yibo tersenyum melihat Xiao Zhan kini memiliki pedangnya. Wang Yibo berbisik pada sang sahabat, “Bunuh dia dan selamatkan negara ini. Jangan bersedih atas kematianku. Mungkin saja aku sebentar lagi kembali ke dunia kita. Aku akan menunggumu di sana.”
Itu adalah kata-kata terakhir Wang Yibo sebelum pemuda itu menutup matanya.
Setelah itu, Xiao Zhan bangkit untuk menghadap Wang Zhuocheng. Selama ini, di antara Xiao Zhan dan Wang Yibo, dialah yang lebih kuat. Tanpa senjata suci, ia mampu bersanding dengan pemuda yang ditunjuk langsung oleh Dewa untuk menjadi pelindung Ley Land. Sekarang, dia-lah sang utusan surga itu. Dengan menyatukan kekuatannya dan kekuatan yang Wang Yibo miliki selama ini, Xiao Zhan menghunus pedang barunya untuk membunuh Wang Zhuocheng dalam sekali tebas.
“Ti-tidak mungkin! Aku tidak mungkin mati sekarang!” erang Wang Zhuocheng ketika melihat tubuhnya mulai terburai menjadi debu hitam. “Setelah sepuluh tahun menunggu, aku tidak bisa mati sekarang. Aku masih punya banyak rencana. Aku ….” Sebelum Wang Zhuocheng menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya lenyap bersamaan dengan energi hitam yang menyelimuti seisi kastil.
Misi terakhir telah selesai. Xiao Zhan menggendong sahabatnya di depan dadanya, membawa tombaknya di belakang punggungnya, serta pedang suci di tubuhnya. Ia keluar kastil untuk menyambut langit biru yang cerah di angkasa.
Kini raja iblis telah menghilang sepenuhnya dan Xiao Zhan dapat pensiun tanpa beban. Sayangnya, sang pahlawan hanya bisa pensiun seorang diri. Tidak ada lagi orang yang dapat berbagi kenangan dengannya terkait dunia asalnya. Yang bisa Xiao Zhan lakukan saat ini hanyalah berdoa agar Wang Yibo benar-benar dapat kembali ke sana setelah kematiannya.
Xiao Zhan lalu mendongak ke langit dan berkata, “Tunggu aku, Wang Yibo. Aku akan segera menyusulmu.”
 

Kumpulan Cerita Lomba Yizhan/ZhanyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang